Part 79

389 42 6
                                    

Hubungan yang baru dimulai oleh Rara dengan keluarga kecilnya sedikit terkendala dimana ada teror yang menghantui keluarganya, hal itu membuat Rara harus melindungi anaknya.

Teror beberapakali terjadi dimana, saat Laura tengah bermain ditaman ia menemukan sebuah bangkai ayam yang membuatnya berteriak histeris saat melihat lumaran darah yang masih segar dari ayam yang mati tersebut.

Mendengar itu Rara segera berlarian menghampiri Laura.

" Laura, ada apa?" Rara memeluk Laura karna panik serta khawatir.

" Ma, lihatlah!" Laura menunjuk bangkai ayam.

" Astaga, apa apaan ini? Siapa yang meletakkan bangkai ini disini?" Rara terkejut.

" Ma, Laura takut!" Laura panik karna ia sebelumnya trauma saat melihat darah.

" Baiklah! Ayo kita masuk!" Rara menggendong Laura dan memeluknya dengan erat sambil berjalan memasuki Rumah.

" Siapa yang melakukan hal itu?" pikir Rara.

Saat ini Leo tengah mengikuti tugas interpol diluar negri, dirumah hanya ada Rara, Laura dan Bik Lia. Pada saat mereka tengah makan malam bersama terdengar suara dari pintu depan seperti suara lemparan benda keras.

" Ma, suara apa itu?" Laura kaget.

" Lanjutkan makannya! Biar mama yang periksa!" Rara.

Rara segera membuka pintu depan rumahnya dan melihat ada sebuah kertas yang terdapat batu didalamnya. Rara membuka isi lertas tersebut dan terdapat sebuah pesan yang berisi:

"Tidur yang nyenyak malam ini, aku akan selalu ada disampingmu" Isi pesan.

Rara begitu khawatir dan begitu penasaran dengan apa yang terjadi padanya belakangan ini. Rara segera menyimpan kertas tersebut untuk dibawa ke kantornya besok.

Ke esokkan harinya setelah mengantar Laura kesekolah Rara langsung tancap gas ke Interpol kepolisian Indonesia, ia ingin melaporkan sekaligus ingin menyelidiki teror yang terus menerus terjadi padanya.

Pihak interpol tidak bisa membantu Rara karna ia kini sudah tidak bekerja lagi disana, jadi Rara memilih untuk kembali ke BIN untuk menyelesaikan kasusnya.

" Permisi, apa Lusi ada disini?" tanya Rara.

" Maaf, Agent Rara yang namanya Lucy tidak ada disini!" ucap rekan kerjanya.

" Hai Rara, tumben kau datang kesini?" tanya Rio.

" Rio, aku butuh bantuan darimu!" pinta Rara.

" Ikuti aku!" Rio.

Merekapun segera menuju ruangan meeting untuk membicarakan hal tersebut.

"Ada apa Ra?" Rio.

" Keluargaku mengalami beberapa hal yang aneh belakangan ini, seperti aku mendapatkan sebuah teror!" Rara menyodorkan kertas dan juga foto bangkai ayam.

" Ra kau yakin itu?" Rio heran.

" Ya, itu juga membuat anakku trauma, aku merasakan seperti aku sedang diikuti oleh seseorang!" Rara.

" Kau harus tetap jaga keluargamu! Karna yang aku lihat ini adalah teror yang menyangkut masalah pribadi, aku takut bahwa pelakunya adalah orang terdelatmu!" saran Rio.

" Apa? Apa yang barusan kau katakan? Yang benar saja Rio, ini tidak mungkin" Rara.

" Ra, cobalah buka instingmu! Lihatlah disekelilingmu! Tetaplah waspada, ini demi keselamatan keluargamu! Karna kita tidak tau topeng manapun bisa menipu kita kapanpun itu!" Rio.

" Jika itu benar! Apa yang harus aku lakukan?" Rara.

" Kita ikuti permainannya, dengan itu kita bisa lebih mudah untuk menangkapnya!" saran Rio.

" Baiklah, akan aku lakukan, ini demi keselamatan keluargaku! Aku harus kembali!" pamit Rara.

" Ra, buka matamu dan lihatlah sekelilingmu!" Rio.

Sambil menyetir mobil Rara masih berfikir penasaran siapa yang tega meneror keluarganya secara sadis tersebut, hal tersebut membuat Rara sedikit frustasi dan takut. Rara segera membuka hpnya untuk menelpon kk nya.

" Kk ini aku Rara!" Rara.

" Ra, dari mana saja kamu, kk khawatir dengan keadaanmu!" ucap Brie.

" Rara baik* saja kk!" ucap Rara yang sedikit gugup dan panik.

" Ra, are you ok? Ada apa Ra, katakan!" Brie khwatir.

" Kk sebenarnya Rara takut" Rara gemetar.

" Apa yang terjadi?" Brie.

" Belakangan ini Rara mengalami semacam teror yang mengancam keluarga Rara kk!" jawab Rara.

" Astaga, siapa yang tega melakukan itu padamu?" Brie heran.

" I dont know, dont worry Kk, Rara tau harus melakukan apa" Rara.

" Keep going save your family, and take care, look at around you, do you know, what this happen its mybe cause our mistakes!" nasehat Brie.

" Right kk, sudah dulu!" Rara.

" Oke, bye!" ucap Brie.

Setelah sampai di depan rumah Rara mendapat telpon dari kepala sekolah Laura bahwasannya Laura kembali mengalami sesak yang amat keras, Rara segera banting stir untuk menjemput Laura dan segera membawanya ke rumah sakit.

Next komen👇

Hanya Sebatas Mimpi EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang