Part 84

394 41 4
                                    

Rara POV

Setelah aku kembali dari luar, Aku segera memasuki rumah, ku lihat Leo tengah duduk sambil menelpon seseorang di kolber belakang rumah, aku merasakan ada hal aneh sebab, ekspresi Leo tampak begitu panik dan cemas disana.

Aku segera menghampirinya, Leo segera menutup telponnya dan memalingkan pandangannya ke arah lain karna aku sekarang sudah duduk disampingnya.

" Leo, ada apa? Katakan!" tegasku.

" Tidak ada apa*!" jawab Leo sambil berdiri untuk segera pergi tetapi aku menarik tangannya agar ia tidak pergi.

" Jawab pertanyaanku! Kenapa belakangan ini kau berubah?" Aku meluapkan perasaanku yang kesal padanya.

" Berubah bagaimana? Tidak ada yang berubah dariku!" ucap Leo.

Ku lihat matanya berkaca kaca dan ia berusaha untuk menahan tangisnya di depanku.

" Kenapa kau menjauhiku?" Aku geram dan mengalihkan pandangannya untuk menatapku.

" Leo! Katakan apa,yang salah dariku? Apa yang membuatmu jadi seperti ini!" aku sedikit membentak keras Leo dan menahan tangis yang akan keluar dari mataku.

Suasana menjadi hening sesaat, Aku berusaha untuk berbicara dengannya tetapi ia malah diam dan memalingkan mukanya dariku.

" Aku mohon jawablah pertanyaanku!" pintaku pada Leo sambil menggenggam kedua tangannya.

" Baiklah, kau ingin jawaban dariku kan? Aku akan jawab, Tapi jawab dulu pertanyaanku, apa kau mencintaiku?" Leo menatap tajam diriku.

Aku terdiam dan tidak bisa berkata apapun, aku bingung bagaimana aku menjelaskannya, seketika butiran air jatuh dari mataku karna aku tidak kuat untuk menahan tangisku lagi, Leo segera beranjak dan pergi dari hadapanku, tetapi aku menghentikan langkahnya.

Kini Leo telah berdiri membelakangiku.

" Tunggu!, kau ingin jawaban dariku, Dengarkan! Aku tidak tau apakah aku mencintaimu, tapi yang pasti aku sudah melupakan masalaluku, aku sudah membuka hatiku untukmu, aku telah belajar bagaimana aku harus mencintaimu, tapi sekarang kau akan membuat langkahku untuk mencintaimu terhenti?, dengan sikapmu yang seperti ini? "  Aku mencurahkan isi hatiku sambil bergelimang Air mata.

Leo POV

Aku berusaha menahan air mataku saat Rara mengucapkan kata* itu, tetapi aku tidak kuat untuk menahannya, tangisanku membuat aku diam setelah mendengar apa yang dikatakan Rara, dengan berat hati yang tersakiti aku menjawab semua pertanyaan Rara.

Ku kepalkan kedua tanganku agar isak tangisku tidak terdsngar oleh Rara dan aku mulai mengatakan sesuatu padanya.

" Aku berterimakasih atas apa yang kau lakukan untukku!, tetapi aku bukanlah orang yang pantas untuk kau cintai" Aku segera melangkah kembali, tetapi Dua tangan melungkari pinggangku, Aku melirik sedikit dan melihat bahwa Rara memelukku dengan erat dan memohon padaku agar tidak pergi, aku berusaha melepaskan pelukan darinya tetapi pelukannya terlalu kuat, dari kejauhan aku sadar bahwa Irwan telah memperhatikan apa yang kami lakukan, untung saja Laura datang dan membuat Rara melepaskan pelukannya dariku.

Aku lega karna kini Irwan telah beranjak dari sana.

" Apa yang mama dan papa lakukan disini?" ucap Laura.

" Tidak ada sayang!" Aku segera menggendong Laura.

Rara pergi begitu saja menuju kamarnya.

" Papa habis nangis tadi ya?" Laura.

" Nangis? Ngga kok sayang" Aku mengusap mukaku.

" Kenapa dengan mama?" Laura heran.

" Mama baik* aja nak!" jawabku.

"Beneran nih pa? Laura Lihat mama tampaknya juga menangis tadi?" Laura.

" Ngga kok sayang, ohh ya bagaimana kita jalan* keluar, kita beli eskrim kesukasnmu!" aku mengalihkan pembicaraan agar Laura tidak menanyakan hal yang tadi lagi.

Author POV

Leo mengajak Laura untuk keluar, sementara Rara mengurung dirinya didalam kamar, kini Perasaan Rara entah bagaimana, Ia berteriak lepas meluapkan kekesalannya dengan tangisannya.

Kini Rara berada di sudut ruangan untuk menyendiri.

" Apa ini salahku? Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa....?" Gumam Rara dengan keras.

Rara POV

D

ering hpku berbunyi yang membuatku menghentikan tangisanku, karna aku tahu Brie yang menelponku, aku gemetaran sambil mengangkat telpon.

" Halo kk!" sapaku.

" Ra, bagaimana kabarmu?" ucap Brie.

Aku gugup saat menjawab bahwa aku baik* saja, hal itu membuat Brie heran dan sedikit khawatir dengan keadaanku.

" Ra, kenapa kau gugup? Ada apa?" Tanya Brie sekali lagi.

" Aa..ku baik* aaja kk!" Aku kembali gugup serta gemetaran takut kalau Brie akan khawatir padaku, tetapi Brie sudah tau.

" Ra, katakan saja! Aku tahu kau sedang terjebak dalam masalah!" Terka Brie

" Kk Rara tidak tahu harus gimana lagi?" Aku menangis meluapkan seluruh isi hatiku kepada kk ku, alu tidak bisa menahannya.

" Ra, sekarang dengarkan kk! Jika itu kehendaknya biarkanlah, mungkin dia sedang mengalami kesulitan! Kamu harus merelakannya!" Nasehat Brie.

" Kk aku sudah membuka hatiku dan belajar mencintainya, apa aku salah? Aku tahu dia mencintaku, aku yakin ia tidak akan bisa menjauh atau meninggalkanku!" tegasku kepada Brie.

" Kenapa kau yakin ia tidak akan meninggalkanmu?" Pertanyaan Brie membuatku terdiam sejenak.

Aku tidak bisa menyembunyikan hal ini dari kk ku, aku terpaksa mengatakannya karna aku tidak punya pilihan lagi.

" Aku yakin ia tidak akan bisa meninggalkanku karna aku se..sedanh hamil?" Brie kaget dan terkejut saat aku mengatakan hal itu.

" Ra, apa kau sudah memberitahunya tentang kehamilanmu ini?" Brie.

" Aku tidak bisa memberitahunya kk!" Ucapku.

" Ra, kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya pada dia? Hanya Dengan inilah ia tidak akan nenjauhimu!" Brie memarahiku dan kesal padaku.

" Aku takut kk.... Aku takut jika hal ini membuat teror itu datang lagi! Dan itu bisa membahayakan kandunganku!" Tegasku.

" Ra, aku tidak mau kau tersakiti lagi untuk kedua kalinya!, aku mohon pertahankan apa yang kau miliki sekarang! Kau harus berani Ra, kau tau sekarang kau bukan seperti Rara yang dulu lagi, yang kuat dan berani menghadapi apapun! Semunya terserah padamu!" Brie menutup telponnya karna ia mulai kesal dan marah padaku.

Kini semua orang yang aku sayangi akan menjauhiku satu persatu karna sikap egoku, aku sadar bahwa ini semua adalah akibat dari perbuatan dan kesalahanku, aku hanya bisa parsah dan membiarkan waktu yang menjawabnya sembari aku berusaha untuk memperbaikinya meskipun ini sudah terlambat.

Next komen👇

Berikan bintang dan follow yahh... Jgn lupa...

Hanya Sebatas Mimpi EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang