Eins

4K 355 47
                                    

***
Eins : Bye bye my breakfast
***

Line!

Ice boy⛄

|Dimana?

Perpus Na|

|Saya di parkiran

Loh ngapain?|
Bukannya masih ada jam?|

|Jangan banyak tanya
|Cepat atau saya tinggal?

"Hhh yaudah iya..." Aku segera bergegas setelah selesai membaca chat terakhir dari Jaemin.

"Eh mau kemana? Kok udah beres-beres aja? Masih tinggal sedikit lagi loh Yer," sahut Chaeyoung yang duduk didepanku.

Aku menghela nafas pelan,memilih memperlihatkan history chat ku dengan Jaemin tadi kepadanya daripada membuka suara.

"Yah... pawangnya udah jemput, yaudah deh kita akhirin aja dulu. Besok lanjut lagi ya Yer." Aku angguki ucapan Chaeyoung kemudian merangkul totebag bergambar unicorn ku.

"Kalau gitu aku duluan Chae, dahh" pamitku dan segera bergegas keluar perpustakaan, tujuanku sekarang adalah parkiran.

Dan benar saja, pria bersurai coklat yang memiliki segudang kemisteriusan itu tengah menyandarkan tubuhnya di pintu mobil bewarna silver miliknya dan jangan lupa ia tengah sibuk memainkan handphonenya.

Segera aku hampiri saja, takut nanti ia menunggu lama. Seperti menyadari keberadaanku, Jaemin mengalihkan atensinya padaku.

"Hai...?" Sapaku pelan.

Bukannya membalas, Jaemin langsung masuk kedalam mobil.

Sudah biasa kok, namanya juga ice prince.

Aku segera menyusulnya dan mobil mulai melaju meninggalkan area kampus.

"Kenapa nggak pulang langsung tadi? Bukannya jam kamu selesai lebih cepat dari jam kuliahku?" Tanyaku memecah keheningan yang sempat ada.

Kulihat Jaemin melirikku sebentar, kemudian kembali fokus pada jalanan.

"Nggak boleh ya saya jemput pacar saya sendiri?" Oh oke ini sukses membuat jantungku hampir jatuh dari tempatnya.

"Y-ya tapikan kamu sibuk Na," jawabku sekenanya.

"Kamu juga sibuk."

"Tapi lebih sibuk kamu kan?"

"Kita sama-sama sibuk." kali ini aku bungkam, benar apa yang Jaemin katakan.

Aku dan dia sama-sama anak fakultas kedokteran, bedanya aku mengambil spesialis bedah sedangkan dia spesialis saraf.

Kenapa bisa bertemu?

Tidak sengaja dulu ia menyenggolku hingga jatuh, itulah kesan pertama kami.

Setelah ucapan terakhirnya tadi, tidak ada pembicaraan lain. Aku sibuk menatap keluar jendela dan Jaemin fokus menyetir.

Beberapa menit setelahnya, mobil Jaemin sampai di depan rumahku. Hanya rumah sederhana karna aku tinggal sendiri disini, orang tua dan adikku menetap di Amsterdam.

"Aku masuk dulu ya Na," pamitku.

"Jangan lupa makan malam dan minum vitamin, jangan begadang juga." ujarnya sebelum aku melangkahkan kaki keluar.

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang