dreiunddreißig

1K 132 11
                                    

***
dreiunddreißig : It's Fine Yer!
***

Author's POV

Sudah dua bulan berlalu, tapi Yeri masih belum memberi tanda untuk siuman. Tentu itu kabar buruk untuk keluarga Kim, begitu juga untuk Lucas dan keluarga Na.

Keluarga Na sudah menganggap Yeri sebagai bagian dari keluarga mereka, wajar jika Yoona maupun Siwon sama-sama sedih perihal komanya gadis cantik itu.

Lucas yang sedari tadi berada didepan layar komputernya, selalu gagal fokus karna membayangkan kondisi Yeri yang tak berubah dari waktu ke waktu. Itu sangat membebani pikirannya.

Drrtt drrtt

Handphone pria itu bergetar, ada sebuah panggilan masuk atas nama 'Xiaojun'

"Hallo Jun"

"Cepet ke rumah sakit, Yeri udah sadar"

❄❄❄

"Huaa kak Yeri" Chenle yang baru masuk kedalam ruang inap Yeri langsung berhamburan memeluk gadis itu, membuat Yeri sedikit tersentak tapi setelahnya gadis itu membalas pelukkan sang adik.

"Kangen kak" ucap sang adik dalam pelukkannya.

"Iya kakak kangen juga" balas si cantik.

Tak lama, Yeri merasakan bahunya basah dan tubuh Chenle bergetar. Ternyata anak laki-laki itu tengah menangis.

"Loh Le? Kok nangis sih?"

"Maafin Chenle, maaf karna Chenle nggak bisa jagain kakak hiks..."

"Gapapa kok Le, nggak usah minta maaf gitu" balas si cantik.

Brak!

Suara pintu yang terbuka mengalihkan atenti semua orang yang ada di kamar itu, disana ada Lucas dengan penampilan kacau yang sialnya masih terlihat tampan.

"Yeri!" Pria itu bergegas ke tempat Yeri dan memeluk gadis itu tepat setelah Chenle melepaskan pelukkannya dari Yeri.

"I miss you Kim, miss you so much" lirih pria itu.

"Miss you too Wong" balas di cantik.

Xiaojun dan Jennie yang berada disana juga, hanya bisa tersenyum melihat interaksi kedua insan dengan status yang tak jelas itu.

Ting!

Sebuah notifikasi masuk kedalam handphone Xiaojun, membuat pria itu mengalihkan atensinya.

Unknown

|tolong jaga Yeri untuk saya

❄❄❄

Yeri's POV

Ini sudah seminggu setelah aku keluar dari rumah sakit, rasanya senang dan bebas ketika bisa menghirup oksigen yang biasa. Bukannya oksigen yang bercampur dengan bau obat-obatan.

Kondisiku kian membaik akhir-akhir ini, terima kasih kepada semua orang yang sudah membantuku bangkit kembali.

Dan ada berita bagus! Tubuhku kembali berisi dan filophobia ku sudah hilang, terima kasih untuk kak Jaebum sebagai psikolog pribadiku.

Hari ini, aku mampir ke rumah kak Doyoung. Hanya ingin bermain-main dengan Snow ball--nama kelinci kak Doyoung--dan juga ingin bermain dengan keponakan baruku.

Iya, keluarga kecil kak Doyoung sudah dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama Yireon. Yireon itu termasuk keponakan keduaku setelah anak kak Jisoo yang bernama Jihyun.

Kebetulan juga di rumah kak Doyoung ada Xiaojun yang datang dengan tujuan yang sama denganku.

"Yireon nya mau tidur siang dulu ya" ujar kak Sejeong.

"Huh padahal aku masih mau main sama Yireon" rengekku.

"Nanti ya aunty kita lanjut mainnya, baby Yireon ngantuk"

"Yaudah deh, tidur yang nyenyak ya ponakan aunty" balas Yeri.

"Sleep well little Sejeong" sahut Xiaojun dan membuat kak Sejeong terkekeh.

Sepeninggal kak Sejeong, aku dan Xiaojun memilih bermain dengan snow ball di taman belakang. Kalian tau? Sebenarnya aku ingin mengganti nama snow ball dengan nama little Doyoung, tapi kak Doyoung melarangnya karna nama snow ball saja sudah bagus.

Terserah kembaran snow ball aja deh!

"Yer" panggil Xiaojun kala aku dan dia tengah asik di taman belakang.

"Hm iya? Kenapa Jun?" Sahutku.

"Ekhm... kamu sama Lucas... hubungan kalian sebenernya apa?" Tanya Xiaojun yang sedikit membuatku tertohok.

Kuhentikan aktivitasku dan menatap Xiaojun, andai kamu tau Jun, aku sama bingungnya kayak kamu.

"Teman" jawabku akhirnya.

Xiaojun tak membalas ucapanku, tapi matanya lurus menatapku.

"Hhh... Jun, aku bingung sama perasaanku sendiri. Aku nyaman kok sama Lucas, tapi kayaknya cintaku masih buat Jaemin" ujarku.

"Jaemin udah tenang Yer disana"

"Nggak Jun, aku yakin Jaemin masih hidup. Beberapa waktu lalu, aku ngelihat sekilas seseorang mirip sama Jaemin. Aku yakin Jaemin masih hidup Jun" elakku.

"Yer, jangan gini. Relain Jaemin, Jaemin bakala sedih kalau kamu kayak gini terus..."

"...takdir kalian udah ditentuin Yer sama Tuhan, kalau memang jodoh, kalian bakalan bersatu lagi. Coba deh kamu tetapin perasaan kamu ke Lucas, aku yakin dia pria yang cocok buat kamu. Lucas itu baik, dia ngelakuin apapun buat kamu. Sama halnya kayak yang dia lakuin dulu buat Liyan, it's fine Yer" ucapan Xiaojun lolos membuatku terdiam.

Ucapan pria itu benar, aku tak seharusnya seperti ini. Aku seharusnya buka hati untuk Lucas, pria yang akhir-akhir ini selalu menemani hidupku.

Aku tau Lucas menaruh hati padaku, bukannya tak peka, hanya saja aku tak ingin tinggi rasa.

"Jun..." panggilku.

"Hmm?"

"Sebenernya Lucas ngajak aku pindah ke Berlin, Lucas bilang disana papanya punya cabang rumah sakit. Dia nawarin aku buat kerja disana"

"Dan jawaban kamu?"

"Abis denger ucapan kamu tadi, aku mantepin hati dan..."

"...aku setuju pindah ke Berlin"

TBC

Pengen satu yang kek Ojun :)

Jangan lupa ninggalin jejak!

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang