Vorher

1.6K 192 0
                                    

~
Vorher: Jadi... dia?
~

Ice Prince☃

|Saya sedang praktikum
|kamu pulang dengan Mark saja
|sudah saya sampaikan tadi
Read

Aku menghela nafas ketika membaca pesan dari Jaemin, selalu seperti itu. Padahal hari ini aku berencana mengajaknya makan malam bersama di rumahku, itu ajakkan mama.

Aku berjalan gontai melewati lorong, kuliah hari ini hampir saja membuat otakku pecah.

Hari ini mood ku kembali hancur, itu karna si adik tingkat kemarin yang dengan sengajanya menyenggong bahuku hingga aku tak sengaja menumpahkan green tea ku tadi siang.

Sret!

Seseorang menarikku dengan kasar, hampir saja aku menjatuhkan handphone ku dibuatnya.

Aku ditarik menuju lorong yang cukup sepi, hanya ada satu dua mahasiswa yang melintas.

Seseorang yang tadi menarikku, dengan sengaja menghempaskan tubuhku hingga terbentur dengan tembok.

Sakit sekali rasanya, tapi aku berusaha menahan agar tak terlihat begitu lemah.

"Oh ini yang namanya Yeri Kim?" Deep voice dari pria didepanku terdengar.

Kuberanikan menatap pria yang tubuhnya lebih tinggi dariku, sialnya diriku karna pria ini adalah Wong Lucas.

Pria berandalan yang sudah terdengar brengseknya diseluruh penjuru kampus, pria yang akrab dipanggil Lucas. Dia itu berandalan, suka berkelahi dan balapan liar, ditambah ia pernah hampir dikeluarkan dari kampus karna ketahuan hampir melakukan hal yang tak pantas pada seorang mahasiswi.

Aku bergidik ngeri ketika ia mendekatkan wajahnya padaku, seluruh pikiran ku dipenuhi dengan hal yang negatif. Apakah aku akan mati sebelum menyandang gelar dokter? Akh kau gila Yeri!

"Cantik" lirihnya yang membuat diriku merinding.

Wajah Lucas terlalu dekat dengan wajahku, salah gerak saja mungkin bibirku akan beradu dengan bibirnya.

Jangan sampai terjadi!

"Jadi kau yang memarahi adikku kemarin?"

Aku bernafas lega kala ia menjauhkan wajahnya, walau tatapan pria ini masih menusuk.

"Adikmu?" Tanyaku.

"Wong Liyan"

"Ouh jadi nona manis kemarin adikmu? Cantik, tapi lebih cantik aku tentu saja" balasku angkuh.

Tak sengaja kulihat tangan Lucas mengepal, dia sepertinya marah.

"Jangan main-main dengan adikku"

Kutautkan alis dan memasang ekspresi bingung, sejak kapan aku bermain-main dengan adiknya?

"Aku nggak minat buat main sama anak kecil" balasku lagi.

"Jauhin Jaemin, kasih dia buat Liyan. Kalau kamu nggak ngelakuin itu, kamu lihat aja apa yang akan aku lakukan padamu" oh, ini ancaman?

"Dengan senang hati aku nantikan hadiahmu tuan" mendorong tubuh bongsor didepanku keras, aku segera berlalu meninggalkan pria tidak waras itu.

Setelah cukup jauh, aku segera menghela nafas panjang. Jantungku berdetak tidak normal tadi, takut jika terjadi hal yang tidak di inginkan tadinya.

"Yeri!" Seseorang memanggilku dan mendekat kearahku.

Ternyata itu Mark yang datang dengan raut wajah frustasinya.

"Hai... hhh... hai mantan pacar" sapaku yang masih mengontrol nafas.

Mark berkacak pinggang menatapku, "Dicariin kemana-mana, aku kira kamu udah pulang. Ternyata disini, lagian kenapa bisa nyasar kesini sih?!"

"Nggak kok Mark, ayo lah pulang. Keburu malem ehehe" aku menyengir kuda, kemudian berjalan duluan meninggalkan Mark.

Kami masuk kedalam mobil milik mantan kekasihku ini, kemudian di pemilik mobil langsung melajukan mobilnya menuju rumahku.

"Ehm Mark" panggilku.

Mark berdehem membalas panggilanku, ia terlalu sibuk menyetir.

"Kenal Wong Lucas nggak?" Tanyaku.

Mark langsung menoleh kepadaku, kemudian menatap jalanan lagi.

"Kenal, kenapa? Dia apa-apain kamu?" Tanya Mark.

"Hm nggak ngapa-ngapain kok, nanya doang"

"Jangan deket-deket dia, ntar kamu diapa-apain. Kasian dia"

"Kok kasian dia?" Aku menatap Mark serius.

"Kasian dia ntar meninggal, Jaemin galak soalnya" jawab Mark sambil tertawa.

"Idih kirain, iya nggak deket-deket kok sama dia"

"Tapi kabarnya kamu berantem sama adeknya?"

"Ouh si Liyan-Liyan itu?" Mark mengangguk menjawab pertanyaanku.

"Ngeselin abisnya" balasku enteng.

"Jangan ulang lagi, mereka berdua sama aja. Lucas juga sayang ama adeknya, bisa-bisa kamu diapa-apain sama Lucas"

"Iya Mark iya, cie mantan pacar perhatian banget" candaku.

"Diem mendingan" balas Mark dan membuatku tertawa.

Mark memang begitu, dari awal kami bertemu hingga sekarang masih sangat perhatian padaku.

Tapi jangan mengira dia gagal move on dariku, nyatanya sekarang kami seperti kakak beradik.

~
TBC

Maaf singkat banget,lagi nggak ada ide soalnya

Kalo ada yg punya ide kasih tau kekㅠㅠ

Maaf juga buat Lucas stan,jangan santet onlen akuㅠㅠ

Jgn lupa ninggalin jejak-!
~

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang