sechsundzwanzig

1K 135 12
                                    

***
sechsundzwanzig : Beautiful Goodbye
***

Mohon maaf nggak ada lanjutan atas gantungan chapter sebelumnya wkwkwk

Aku menaruh omelet yang telah matang kedalam piring, kemudian menyajikannya didepan Chenle yang malah sibuk dengan buku tugasnya.

"Makan dulu Le" ujarku.

"Bentar kak, dikit lagi selesai" balasnya.

Aku menghela nafas pelan, kemudian mendudukkan diri di kursi depan Chenle. "Makanya tugas itu diselesaiin semalem, bukannya main play station terus" omelku.

"Ih kak Yer jangan marah-mara dulu, Chenle lagi sibuk nih"

Dasar anak ini, untung aku sedang sabar. Akhirnya aku diam, kemudian memulai sarapanku. Chenle juga ikut makan setelah ia menyelesaikan pr matematikanya.

Setelah selesai makan, aku dan Chenle segera berangkat dengan aku yang menyetir.

Iya, hari ini aku pergi sendiri. Jaemin tak bisa menjemputku karna ia harus mengantarkan orang tuanya ke bandara, bunda Yoona dan papa Siwon ada keberangkatan menuju Jerman pagi ini.

Mobil bewarna biru langit milikku mulai berlaju membelah jalanan pagi kota Seoul, beruntung karna tidak ada macet.

"Chenle masuk dulu kak" pamit Chenle ketika kami sampai di sekolahnya.

"Iya gih sana, belajar yang rajin Le! Nanti langsung pulang, jangan kelayapan" ujarku.

"Iya-iya" balasnya dan segera berlalu.

Setelah Chenle hilang dari pandanganku, aku segera melajukan mobil menuju rumah sakit.

Hhh... tak terasa ini hari terakhir koasku, waktu berlalu begitu cepat ya? Aku akan sangat merindukan suasana rumah sakit itu, tentu saja.

Doakan aku cepat lulus karna aku ingin bekerja tetap di rumah sakit itu.

Tak butuh waktu lama untukku sampai di gedung rumah sakit, buktinya kini aku sudah sampai di departemen bedah.

Aku berjalan menuju ruangan tempat aku dan mahasiswa lain bekerja, ruangan yang telah menemani kami selama satu tahun lebih sedikit ini.

Aku segera mengambil jas putih kebangganku, kemudian menggunakannya dan segera keluar ruangan. Tugasku hari ini adalah membantu dokter Moon di ruangannya.

Tok tok tok

Ketukkan pintu dariku berakhir dengan disusul aku yang membuka pintu ruang praktek dokter Moon, disana terlihat dokter Moon tengah sibuk mengurus pasiennya.

"Selamat pagi dok" sapaku.

"Pagi juga dokter Kim" balas mentorku itu.

Aku berjalan mendekati dokter Moon dan pasien itu, ternyata pasien tersebut adalah Lucas.

Lucas memang sudah keluar dari rumah sakit, tapi ia masih harus rutin datang ke rumah sakit untuk sekedar mengganti perban lukanya. Dokter Moon bilang, luka yang pria itu dapatkan di perut dan lengannya adalah hasil karya Lucas itu sendiri.

Sebutlah Lucas self harm, ia hampir membunuh dirinya karna kehilangan sang adik. Wong Liyan, gadis yang sempat selisih paham denganku itu kini sudah tidak lagi didunia ini. Aku tak tau pasti kenapa ia meninggal, yang pasti alasan tersebut membuat Lucas sangat depresi.

Tapi syukurnya kini Lucas sudah kembali normal, berkat psikiater yang dengan sabar mengobatinya. Dan juga sekarang Lucas sudah berubah, tak lagi angkuh seperti dulu.

Walau aku tak sepenuhnya mempercayai perubahan sifat pria itu.

❄❄❄

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang