zweiunddreißig

973 131 1
                                    

***
zweiunddreißig : Obat Penenang
***

Author's POV

Setelah berita pesawat yang sekiranya ditumpangi Jaemin itu menghilang, kondisi Yeri kini makin berantakkan.

Benteng yang telah susah payah ia bangun akhirnya runtuh begitu saja, keadaannya semakin kacau dan gadis Kim itu mengurung dirinya didalam kamar.

Saat kejadian itu, kedua orang tua Jaemin sama kagetnya dengan Yeri. Bahkan jantung Siwon hampir kumat kalau saja Lucas tak menangkannya.

Lucas sebisa mungkin membantu mencari informasi tentang keberadaan Jaemin di pesawat itu dan benar, itu adalah pesawat yang ditumpangi Jaemin pada hari itu.

Tapi sialnya, belum ada korban dengan nama Jaemin yang ditemukan.

Dalam kamarnya, Yeri mengurung diri dan selalu menangis. Pikirannya masih belum bisa menerima kenyataan itu, ia masih yakin kalau Jaemin masih hidup sekarang.

Gadis Kim itu menatap dirinya di cermin, matanya sembab dan rambutnya urak-urakkan. Ini jelas bukan seperti Yeri yang dulu, Yeri yang selalu terlihat rapi dan ceria.

Pipi gadis itupun makin tirus, seolah menandakan betapa depresinya gadis Kim itu.

Tok! Tok! Tok!

"Yeri? Buka pintunya, ini aku Lucas" suara dari luar tak membuat Yeri pergu dari tempatnya berdiri.

Mata gadis itu menatap kosong pantulan dirinya, bahkan bibirnya enggan membalad sahutan Lucas yang tengah mencemaskan gadis itu di luar sana.

Selama seminggu ini Lucas pergi ke Jepang mengurus perusahaannya disana, pria Wong itu langsung pulang ketika ia mendapat kabar bahwa Yeri tak pernah lagi keluar dari kamarnya.

Tentu Lucas mencemaskan gadis itu, bahkan pikirannya sudah diracuni oleh hal-hal buruk yang akan terjadi pada Yeri.

"Yeri, aku mohon buka pintunya" sahut Lucas lagi.

Percuma, Yeri tak akan membukakan pintu itu.

Didalam sana, gadis Kim itu perlahan membuka laci nakasnya. Mengambil sebuah botol yang sudah lama tersimpan disana.

Tangannya perlahan mengambil beberapa pil dari dalam botol itu, dan memakannya dengan terburu-buru.

Itu obat penenang yang sudah lama tak ia makan lagi.

Bruk!

Badan mungil gadis itu langsung ambruk, membuat Lucas panik kala mendengar suara dentuman keras itu.

Lucas mencoba mendobrak pintu bercat putih itu, sampai akhirnya ia berhasil dan langsung masuk kedalam sana.

"YERI!" Lucas berlari ke arah Yeri yang sudah tergeletak di lantai, dengan tangan yang menggenggam botol obat penenang.

"Damn" tanpa aba-aba, Lucas segera menggendong tubuh ringan Yeri dan bergegas membawanya keluar.

"Astaga Yeri!" Irene yang berada di tangga bawah terkejut saat melihat putrinya dibopong oleh Lucas.

"Lucas bawa Yeri ke rumah sakit dulu tante, nanti tante nyusul aja sama om dan yang lainnya"

Lucas berlari menuju mobilnya,

Seharusnya ia sadar dari awal, kalau Yeri masih menyimpan obat itu.

❄❄❄

Lucas teduduk lemas di sofa kamar inap rumah sakit, merutuki dirinya sendiri atas apa yang terjadi hari ini. Matanya menatas keatas ranjang sana, ada Yeri yang terbaring koma.

"Lucas bodoh" gumamnya berkali-kali.

"Udah Cas, ini semua bukan salah kamu. Kita juga nggak duga kan ini bakalan terjadi, jangan salahin diri kamu gitu" Doyoung hanya bisa mengelus punggung Lucas pelan.

Dalam hati, Doyoung juga sedih melihat kondisi adik sepupu kesayangannya itu. Seharusnya Yeri bahagia sekarang, seharusnya Yeri bisa mencapai cita-citanya menjadi dokter bedah, bukannya malah terbaring lemah seperti ini.

Lain halnya dengan Lucas dan Doyoung, Chenle hanya diam duduk disebelah ranjang kakaknya itu. Menatap kosong ke arah wajah tenang Yeri, perasaan bersalahnya tengah menguasai pikiran anak laki-laki itu.

Brak!

Pintu kamar VIP itu terbuka, menampakkan Xiaojun, Chaeyoung, dan Eunwoo yang tanpak tergesa-gesa.

"Yeri!" Chaeyoung bergegas menghampiri sahabatnya itu, air matanya tak henti keluar menatap betapa menyedihkannya wajah tenang Yeri.

"Kenapa bisa gini sih Yer? Kenapa? Kenapa kamu bisa lemah gini? Ini bukan Yeri yang aku kenal Yer hisk..." tangis gadis Son itu.

"Sstt... udah Chae, jangan nangis gitu. Yeri bakalan baik-baik aja, yakin itu" Eunwoo segera memeluk Chaeyoung, menenangkan sang kekasih dalam dekapannya.

Sedangkan Xiaojun, pria itu masih berdiri ditempatnya semula. Menatap lurus ke arah ranjang rumah sakit, ada sedikit nyeri didada nya kala melihat gadis itu.

"Maaf karna aku udah gagal lindungi kamu Yer" - Xiaojun.










TBC

Maaf singkat, abis kehilangan ide gitu aja :(
Bentar lagi mau ending nih, siapin hati sama perasaan kalian ya :)

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang