Achtunddreißig

1.7K 148 13
                                    

1000+ kata, awas gumoh :v

***
achtunddreißig : Ini Perihal "Saya Cinta Kamu"
***

Langit sore semakin menggelap, membuat warna senja takut untuk muncul menghiasi angkasa. Aku tertawa miris menatap tetesan hujan yang mulai jatuh dari langit, bahkan semesta mentertawakan kondisiku saat ini.

Sudah dua hari setelah kejadian aku yang bertemu Jaemin di rumah sakit itu, tempat dimana ada banyak hal yang sempat kami jalani berdua disana.

Semesta, kamu membuatku kecewa untuk kedua kalinya.

Dan untuk hati, tak seharusnya kamu menangisi ia yang telah pergi. Sudah berapa kali aku meyakinkan diri bahwa aku adalah milik pria lain, tapi nyatanya hati ini masih saja egois menginginkan ia yang belum tentu menginginkan ku juga.

Ting!

Suara notifikasi itu membuyarkan lamunanku, kuraih benda tipis itu dan menatap sebuah pesan dari si pemilik hati.

Mr. Wong

|Siap-siap gih
|Aku dibawah nih sama papa
|Mau ngajak kamu ke suatu tempat
|Sekalian mu ngomong sesuatu

Kemana?|
Kok nggak bilang kalo kesini?|

|Udah siap-siap aja
|Aku tunggu

Aku mendengus pelan, kemudian melangkah dengan malas menuju lemari dan mengambil pakaian didalamnya.

Aku memilih memakai gaun panjang bermotif bunga dan high hels hitam, rambutku digerai dan tak lupa memakai make up natural.

Setelah dirasa semuanya selesai, aku bergegas menuruni anak tangga. Kasian Lucas menungguku terlalu lama.

Kuhampiri Lucas yang duduk di ruang tamu, kulihat mereka berdua tengah membicarakan suatu hal. Biasanya topik pembahasan papa dan Lucas itu tak jauh dari perusahaan dan saham, dasar dua orang gila kerja.

"Cas!" Panggilku setengah berteriak, membuat papa dan Lucas tersentak kaget.

"Duh Yer, kamu itu suka banget teriak-teriak. Ini papa sampe kaget loh, untung aja nggak jantungan" ujar papa.

"Hehehe maaf pah" balasku sekenanya.

"Udah Yer? Berangkat sekarang aja?" Tanya Lucas dan berdiri dari duduknya.

"Iya" jawabku.

"Pah anaknya Lucas bawa dulu ya? Pulangnya nggak malem-malem kok" pamit Lucas ke papa.

"Iya nggak pulang sekalian juga gapapa, sama kamu juga ini" balas papa.

"Ih papa mah, yaudah deh Yeri pergi dulu pah" ujarku.

Aku pergi duluan meninggalkan Lucas yang masih berbicara sebentar dengan papa. Walau samar, aku masih bisa mendengar ucapan terakhir papa ke Lucas.

"Papa doain semuanya lancar, bilang ke Jaemin jangan gugup nanti"

Ah mungkin aku salah dengar.

❄❄❄

"Kok ngajak aku jalan sih Cas? Kan besok mau balik lagi ke Berlin, seharusnya sekarang kamu tuh prepare biar besok nggak ribet sendiri" ujarku kala kami berada di dalam mobil milik pria itu.

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang