vierundzwanzig

1K 131 8
                                    

***
vierundzwanzig : Him

***

Author's POV

Yeri tengah berada di sebuah cafe bersama Chaeyoung, mereka memilih makan siang berdua di cafe depan rumah sakit.

Sudah bosan dengan makanan kantin katanya.

"Huh nggak kerasa ya Yer, kurang dari sebulan lagi kita selesai koas. Pasti nanti bakalan kangen sama suasana rumah sakit, jadi nggak rela ninggalin temen-temen disini" Chaeyoung membuka suaranya setelah sekian lama sibuk dengan makanan didepannya.

"Iya ya Chae, huee bakalan kangen dokter Moon sama dokter Oh. Trus nanti di kampus udah sibuk buat wisudaan, pasti bakalan jarang ketemu sama temen-temen koas yang lain" sahut Yeri menyetujui.

"Nanti waktu hari terakhir koas, anak-anak pengen ngadain farewell party kecil-kecilan katanya. Mau undang mentor masing-masing juga, biar lebih berkesan"

"Wah ide bagus! Aku ngikut aja sih nanti" balas si cantik Kim.

"Huaa belum siap buat pisah" rengek Chaeyoung dan Yeri mengangguki ucapan teman kecilnya itu.

Waktu berlalu begitu cepat, bahkan satu tahun rasanya hanya satu minggu. Seperti mengedipkan mata dan kau akan bertemu dengan tahun yang baru. Padahal menurut Yeri, baru saja 2019 ia memulai koasnya, sekarang ia sudah berada di tahun 2020 dimana ia harus mengakhiri koasnya dan menyisakan semua kenangan.

Kurang dari satu bulan lagi ia akan mengucapkan salam perpisahan dengan mentor terbaiknya, dokter Moon. Kurang dari satu bulan lagi juga ia akan mengucapkan selamat tinggal untuk rumah sakit yang sudah ingin menampungnya selama satu tahun itu.

Yeri membulatkan tekatnya, jika lulus nanti ia ingin bekerja tetap disana.

❄❄❄

"Hap!"

Pria yang tengah berjalan di lorong rumah sakit langsung berhenti kala kedua matanya tertutup oleh tangan kecil nan halus.

"Yeri?" Suara pria itu seraya memegang tangan yang lebih kecil dari tangannya.

"Ih kok kamu tau sih Na?" Si cantik melepaskan tangannya dari mata peia itu, kemudian mendengus sebal.

"Tentu saya tahu, tangan kecil ini adalah tangan yang selalu saya genggam kapanpun itu" balas Jaemin sambil mengenggam tangan si cantik.

"Ih bisa aja gombalnya"

"Bukan gombalan, tapi kenyataan" balas Jaemin lagi.

"Serah Na serah" balas si cantik.

Yeri dan Jaemin berjalan menelusuri lorong rumah sakit, genggaman tangan mereka pria itu simpan di saku jas dokternya.

Diam-diam Yeri tersenyum kecil, jujur saja ia rindu dengan genggaman tangan prianya itu. Tapi disisi lain, Yeri juga malu karna banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka.

"Na lepasin dong" bisiknya.

"Tidak mau"

"Kita diliatin gitu loh Na"

"Tandanya mereka iri" balas pria itu singkat dan semakin mengeratkan pegangan tangannya.

"Ih Na kok di eratin sih genggamannya, kayak bakalan ilang aja akunya kalo kamu lepas pegangan kamu dari aku" ketus gadis itu.

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang