dreizehn

1.5K 199 7
                                    

~
dreizehn: matahari spesial
~

Jaemin's POV

Sudah satu hari Yeri tertidur lelap, dokter yang bertugas mengobatinya bilang jika gadis itu kelelahan.

Aku menghela nafas pelan, melihat kondisi Yeri sekarang sudah cukup menimbulkan rasa nyeri di dadaku. Dokter bilang punggungnya lumayan memar karna terbentur tembok, sudut bibirnya sedikit robek efek ditampar, tak habis pikir bagaimana si brengsek Lucas menyakiti gadis yang aku cintai ini.

"Maafkan saya..." entah sudah keberapa kali kata itu terlontarkan dari bibir ini, tapi saya tak akan bosan mengucapkannya.

"Itu udah ke 50 kali kakak bilang gitu" suara Chenle mengalihkan atensiku.

"Kamu menghitungnya?"

"Abis bosen, yaudah aku itungin" balasnya acuh.

"Aku laper, mau cari makanan dulu. Kakak mau nitip?" Chenle berdiri dari duduknya dan menatapku.

"Tidak, saya tidak lapar" balasku.

"Yaudah kalau gitu, aku pergi dulu. Jagain kak Yeri ya"

"Pasti"

Sepeninggal Chenle, ruangan ini hanya diisi oleh keheningan. Yeri yang tak kunjung sadar dan aku yang hanya menatap dirinya dalam diam.

Orang tua Yeri tidak bisa ke rumah sakit hari ini, banyaknya pekerjaan menjadi salah satu kendalanya.

"Kapan kamu akan bangun? Saya rindu kamu" monologku.

"Kenapa tidak bilang dari awal? Kenapa menyembunyikan semuanya?"

"Rasanya saya gagal menjaga kamu, seharusnya saya ada di sisi kamu kapanpun itu"

"Maafkan saya..."

Aku menunduk, rasa bersalah itu selalu merasuki ku.

Kembali kulihat pahatan indah karya tuhan di hadapanku ini, ia tanpa tenang dalam tidurnya.

Cantik

Kata yang selalu menyertai setiap lekuk wajahnya.

Jadi teringat bagaimana awal kami bertemu, jadi teringat bagaimana awal aku jatuh hati padanya.

❄❄❄

Flashback-;

"Jaem kita duduk dimana?" Pria kelewat mancung di sebelahku menanyakan hal itu kala kami sampai di auditorium kampus.

Ini adalah hari pertama mahasiswa baru menginjakkan kaki di kampus ini, tak terkecuali aku.

"Dimana saja yang penting saya bisa duduk" balasku.

"Yaudah tuh disitu aja, strategis" Aku hanya menurut kala Jeno mengajakku duduk di deret bangku bagian tengah.

Rangkaian acara pembuka dimulai, demi tuhan itu sangat membosankan.

"Saya ke toilet dulu" aku bangkit dari duduk dan segera pergi, bahkan sebelum Jeno membalas ucapanku.

Setelah menyelesaikan urusanku di toilet, aku hendak kembali ke tempat dudukku sebelum--

Bruk

Tak sengaja bertabrakkan dengan seorang gadis bersurai kecoklatan.

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang