fünfunddreißig

1K 138 8
                                    

Bosen nggak dapet notif dari aku terus?













***
fünfunddreißig : Tentang Aku, Kamu, dan Rasa
***

"Udah siap semua ay?" Aku menoleh, mendapati Lucas di ambang pintu kamarku.

Aku mengangguk dan menghampiri pria itu, "kenapa manggil ay sih?" Tanyaku.

"Pengen aja, lagian aku nggak mau manggil kamu dengan sebutan yang" jawabnya.

"Kenapa nggak mau?" Tanyaku lagi.

"Selalu ke inget Yangyang, kan geli ih" aku terkekeh mendengar jawaban Lucas.

Aku rasa kalian sudah tau maksud semua ini, apa aku perlu menjelaskannya lagi? Baiklah.

Aku dan Lucas, kami sudah menjadi sepasang kekasih. Sudah terbilang dua bulan sejak dia menyatakan perasaannya padaku ketika kami sedang jalan-jalan di Tiergarten .

Aku menerimanya, karna jujur aku nyaman dengannya. Walau boleh jujur juga, ada sedikit rasa yang masih tersimpan untuk Jaemin dihatiku.

Aku tak mau egois, sebisa mungkin aku memberikan perasaan ku sesungguhnya pada Lucas. Aku tak mungkin menyakiti pria itu hanya karena perihal rasaku yang labil ini.

Dan sebisa mungkin juga aku mencoba menyakinkan diri, Jaemin sudah tak lagi disini.

Walau masih tak ada kabar tentang ditemukannya korban bernama Na Jaemin, hingga akhirnya kami semua merelakan kasus itu ditutup pihak kepolisian.

Aku selalu berdoa setiap malam menghampiri, dimanapun Jaemin berada, hidup atau matikah dia, aku harap dia bahagia, dan aku harap dia tenang disana.

"Yer? Kok ngelamun?" Suara Lucas kembali mengalihkan atensiku.

"Ng-nggak papa kok" balasku.

"Yaudah, kamu udah nyiapin semuanya kan? Ayo ikut aku!" Ajak pria itu.

"Kemana?"

"Ikut aja, gih siap-siap dulu. Aku tunggu di ruang tamu" Lucas mendorongku kembali masuk kedalam kamar, dan menutup pintu kamarku.

Lucas itu random, makanya aku suka.

❄❄❄

Mobil BMW hitam milik Lucas berhenti di tepian sungai, suasana sungai sore ini terlihat sangat indah dengan warna jingga dilangit sebagai pemanis senja.

"Ayo turun" ajaknya.

Aku mengangguk dan ikut keluar menyusul Lucas. Selama aku kenal Lucas, tidak ada yang namanya Lucas membukakan pintu mobil untukku seperti apa yang terjadi di berbagai cerita novel.

Dia selalu bilang, "udah gede, belajar mandiri dong" terserah lah.

Lucas menggenggam tanganku dan membawaku duduk di salah satu kursi taman yang tersedia disana, sungai ini tidak terlalu sepi dan malah tergolong ramai.

Ketika sore begini, orang-orang disini memang suka berjalan-jalan hanya untuk sekedar menghirup udara sore.

"Ngapain coba ngajak aku kesini?" Tanyaku.

Cold [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang