28

5.4K 588 37
                                    

"Biarkan aku memegang tangan mu Jae." Kata Enna sambil menggenggam tangan Jaehyun.

Kini Jaehyun sedang menjalani terapi di rumah dokter Donghae.

Yujin juga datang, kini ia duduk di kursi samping sofa dimana Jaehyun menjalani terapi.

"Kau akan mengganggu, Enna." Kata Dokter Donghae.

"Tidak akan ayah."

Dokter Donghae, Jaehyun dan Yujin hanya dapat menghela nafas.

"Baik, mari kita mulai."

Dokter Donghae memulai terapi nya.

Di awal ingatan Jaehyun masih sama, masih tentang sarapan, ayah nya yang marah lalu kaca-kaca yang berserakan.

"Dokter aku.. takut.. tolong aku.." Kata Jaehyun.

Enna masih memegang tangan Jaehyun. "TIDAK AKU.. TAKUT.. TOLONG!!"

Jaehyun yang benar-benar histeris membuat Yujin tidak tahan lagi.

Yujin menarik tangan Enna agar melepas genggaman nya. Yujin menggenggam tangan Jaehyun sambil mengelus nya perlahan.

Jaehyun masih ketakutan tetapi tidak sehisteris tadi.

"Tenang Jae, aku disini untuk mu." Kata Yujin pelan.

"Kau memang perusak, Yujin." Kata Enna yang langsung meninggalkan ruangan.

Dokter memulai kembali, Jaehyun hanya bisa meminta tolong.

Kali ini dia tidak bicara apapun, dia hanya dapat berkata tolong.

Kepala Jaehyun menjadi sangat sakit, seperti ingin pecah.

"Kau pasti bisa Jaehyun. Ingat lah semua nya, coba kau ingat-ingat ." Kata Yujin.

Tak berapa lama, dokter akhir nya menyelesaikan terapi.

Jaehyun membuka mata nya sambil mengatur nafas nya.

"Dokter." Panggil Jaehyun.

"Aku ingat semua nya."

Yujin dan dokter Donghae terkejut mendengar nya.







Setelah 15 menit akhir nya Jaehyun mulai merasa tenang.

Yujin tetap disamping nya.

"Kamu sudah siap menceritakan nya?" Tanya sokter Donghae.

Jaehyun hanya mengangguk dan memasang wajah tegang.


FLASHBACK ON
JAEHYUN POV

[konten sensitif]

Hari ini kami sarapan bersama. Tidak biasa nya ayah mau satu meja makan dengan kami.

Selama sarapan, hanya suara sendok dan garpu saja yang terdengar hingga ayah membuka suara.

"Aku akan pergi bersama nya hari ini."

"Lagi?" Tanya ibu dengan suara serak.

"LAGI? APA MAKSUD MU LAGI?!" Bentak ayah.

Aku yang duduk disamping ibu hanya dapat menunduk. Aku terus melanjutkan makan.

Ibu hanya terdiam setelah ayah membentak nya.

"JAWAB AKU!" ayah memukul meja makan hingga kaca nya terlihat retak.

"Aku ingin kau bersama ku hari ini." Kata ibu dengan suara pelan.

"Aku? Bersama mu?! Aku bahkan sudah muak melihat wajah mu!!"

"Tapi—"

"SUDAH CUKUP!!"

Ayah membalikan meja makan dan membuat semua makanan berserakan dimana-mana. Kaca meja makan pecah.

Aku melihat ibu yang jatuh terduduk di lantai. Ibu mulai menangis.

"I.. Ibu.." Panggil ku

"DIAM!!" Teriak ayah.

Ibu tersenyum melihat ku seolah berkata 'semua akan baik saja'

Ibu ku berusaha bangun dan mencoba menenangkan ayah ku.

baru saja memegang lengan nya, tangan ibu ku tiba-tiba di remas lalu tubuh nya didorong oleh ayah hingga kepala ibu membentur pinggiran meja berbahan semen.

Aku langsung gemetar melihat ibu yang kini setengah sadar, darah mulai mengalir dari kepala nya.

Aku berlari ke arah ku dan mencoba menolong nya

Ayah tiba-tiba kembali, lalu langsung mengehempaskan tubuh ku hingga kaca-kaca pecahan meja makan menancap di badan ku.

Ayah datang lalu memukuli ibu dengan linggis yang ia dapat dari luar rumah.

Aku hanya dapat menutup telinga ku, aku tidak dapat berbuat apa-apa.

Aku benar-benar tidak berani saat ini.

"IKUT AKU!" Kata ayah sambil menarik ku paksa.

aku berjalan dengan tubuh penuh kaca yang menancap.

Saat aku melewati ibu, ia sudah terkapar tak berdaya. Tubuh nya babak belur.

"I.. ibu."

Ibu ku hanya tersenyum saat aku memanggil nya.

"DIAM DAN IKUTI SAJA AKU!!"

Aku memberontak tapi ayah sangat kuat. Ia menyeretku keluar dan meninggalkan ibu ku dengan darah yang terus mengalir.

FLASHBACK END

"Dan itu lah hari terakhir aku bertemu ibu ku."

"Jadi sekarang kau mengingat semua nya?" Tanya dokter.

"Aku rasa, iya."

"Bagaimana dengan wajah ibu mu? Kau mengingat nya?"

"Ya, akhir nya aku mengingat nya."

Terutama saat ia terkapar tak berdaya, batinku.

"Lalu siapa yang menjadi topik pembicaraan kalian?" Tanya Yujin tiba-tiba.

"Maksudmu?" Tanya ku tidak paham.

"Tadi kau bilang ayah mu ingin pergi dengan seseorang di hari itu, siapa orang tersebut?" Tanya dokter yang menjelaskan maksud Yujin.

Aku mencoba mengingat nya.

Itu benar-benar sulit, ingatan ku berhenti sampai di hari itu saja.

Lalu apa yang terjadi setelah nya

Aku mencoba mengingat kejadian-kejadian sebelum nya dengan susah payah.

Semua memori perlahan kembali.

Aku mencoba mengingat wajah ibu dan semua memori masa kecil ku seolah terputar kembali.

Aku tidak terlalu yakin tapi sepertinya orang yang dulu ayah maksud adalah

"Bibi Sohee."

SPLIT | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang