"Jadi, benar kalau Sohee yang menyuruh mu?" Tanya Dokter Donghae.
Saat ini Jaehyun tengah menjalani terapi nya kembali.
"I.. Iya."
"Bisa ceritakan kronologi nya?"
"Jadi hari itu adalah peringatan kematian ibu setelah 6 tahun lamanya. Awal nya aku pergi berdua bersama Johnny tetapi saat pulang, ia memutuskan untuk berkumpul bersama teman-teman nya dulu. Sedangkan aku memutuskan untuk kembali ke rumah. Baru saja sampai di teras, aku melihat ayah yang sedang bermesraan dengan Bibi Sohee. Aku benar-benar sedang sedih saat itu, ditambah ayah ku sama sekali tidak datang ke makam ibu. Aku tidak mengatakan apa pun, aku langsung menuju ke kamar ku dan tanpa ku sadari Bibi Sohee mengikuti ku. ia masuk dan mencoba berbicara dengan ku. awal nya aku biasa saja sampai ia membawa-bawa ibu ku. dia terus memancing Jeremy keluar dengan memaki-maki ku, merusak barang yang ada di kamar ku dan benar saja, Jeremy akhir nya mengambil alih."
Jaehyun menyisir rambut dengan jemari nya lalu terdiam sebentar.
"Yang aku ingat, Bibi Sohee memancing ku dengan mengatakan keburukan ayah dan betapa lemah nya ibu ku. Aku yang sudah tidak dapat menahan emosi langsung mengambil pistol yang ada di kamar. Bibi Sohee saat itu langsung hilang entah kemana dan akhir nya ayah lah yang menjadi korban."
Nafas Jaehyun mulai memburu, emosi nya semakin meningkat karena mengingat kejadian tersebut.
"aku.. aku mem—"
"Sudah cukup." Potong Dokter Donghae.
"Aku sudah mengerti sekarang. Terima kasih karena sudah bekerja keras hari ini, Jaehyun. Kau—"
DOR
DORR
DOR
Suara tembakan membuat Jaehyun dan Dokter Donghae menoleh bersamaan.
BRAAK
Pintu didobrak oleh seorang perempuan.
Enna
DORR
Satu tembakan sukses memecahkan cermin yang ada di ruangan tersebut.
"KALIAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB!!"
Enna mulai berteriak sambil menangis. Penampilan nya sangat kacau.
"E.. Enna apa yang terjadi?" Kata Dokter Donghae.
"IBU KU!! KALIAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB!!"
DORR
Satu peluru lagi tepat mengenai meja kaca dan membuat meja tersebut pecah.
Jaehyun mulai panik. Ia benar-benar tidak dapat menahan sakit di kepala nya.
Padahal ia baru saja mengkonsumsi obat dari Dokter Donghae tetapi semua nya percuma.
Kepribadian nya yang lain lebih kuat dari nya.
"DIMANA DIA?! DIMANA YUJIN?! DIA PENYEBAB SEMUA KEKACAUAN—"
"DIAAM!!!"
Kalimat Enna dipotong oleh Jaehyun.
Bersamaan dengan itu, ahjussi yang sedari tadi mengamati dari luar hanya bisa terdiam.
Tubuh nya bergetar hebat, dia sangat ketakutan.
Bukan karena Enna, tetapi karena Jaehyun.
Bukan
Dia bukan Jaehyun.
Dia adalah Jeremy.
Kepribadian paling menakutkan yang dimiliki oleh seorang Jung Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPLIT | Jung Jaehyun
FanfictionJung Jaehyun, seorang manager perusahaan terkemuka di Seoul. Terlihat sempurna dari luar hingga membuat semua orang tidak dapat menduga kalau ia mengalami amnesia. Ia hanya mengingat seluruh memori yang di mulai sejak masa remaja nya. Sebenarnya ap...