Part ini mengandung konten sensitif
🌱🌱
Aku membuka mata ku perlahan.
Aku melihat atap yang penuh dengan lubang.
Aku juga dapat melihat salju yang masuk dari atap.
Aku sadar kalau kini aku hanya mengenakan sport bra dan legging pendek.
Aku tidak tau berapa suhu ruangan ini tetapi disini sangat dingin.
Aku mencoba bangun tetapi, tangan dan kaki ku diikat ke ujung-ujung kasur.
Dimana aku sekarang?
"Ohh kau sudah bangun."
Suara laki-laki membuat ku menoleh ke ujung ruangan.
3 orang laki-laki berjalan mendekat ke arah ku.
Wajah nya sangat menakutkan. Tato di seluruh tangan, kaki hingga leher.
Mereka menyeringai.
"Cantik juga." Kata laki-laki dengan mantel biru.
"Ini hari kedua mu disini. akhir nya kau bangun juga." Kata laki-laki dengan jaket hitam. Dia seperti pemimpin disini.
"LEPASKAN AKU!!" kata ku dengan suara serak.
Tenggorokan ku sangat sakit.
"Beri dia minum." Kata laki-laki dengan jaket hitam tadi.
Asisten nya memberikan ku minum kira-kira setengah botol mineral.
"Bukan kah madame tidak mengizinkan kita memberi apa pun kepada dia?" Tanya asisten nya yang lain.
"Tidak asik jika dia tidak bisa mengeluarkan suara bukan?" Kata laki-laki berjaket hitam.
Tiba-tiba pintu dibuka secara kasar.
"Keluar kalian." Perintah seorang perempuan.
Tiga laki-laki tadi langsung menurut dan berlari keluar.
Aku mencoba memfokuskan penglihatan ku.
Disini agak gelap karena pencahayaan hanya bergantung dengan cahaya matahari yang masuk ke ruangan.
Dan masalah nya, diluar sedang hujan salju.
"Tidur mu lebih lama dari yang kubayangkan." Kata perempuan itu yang langsung duduk di pinggir kasur ku.
"Kau mengenalku bukan?" Tanya nya.
Aku memicingkan mata.
Ya Tuhan
"Ny..Nyonya Sohee?" Kata ku.
"Ternyata kau masih mengenalku."
"Cepat selesaikan saja masalah ini, ibu." Suara Enna dari arah pintu membuat kami langsung menoleh.
"Sabar sayang, kita tidak boleh gegabah." Kata Bibi Sohee.
"Ya! Min Yujin!! Kenapa kau tidak mati kedinginan?" Tanya Enna sambil mencambuk kaki ku.
"Aaargh!!"
"Yujin.. bukan kah sudah jelas kalau putri ku Enna menyukai Jaehyun? Kenapa kau terus mendekati Jaehyun?"
Aku hanya diam.
Aku akan memukul nya dengan keras jika saja tangan ku tidak terikat seperti ini.
"Sudah susah payah aku menyingkirkan mereka semua hingga akhir nya Jaehyun berada di posisi ini. Tapi bodoh nya Jaehyun tidak menyadari hal itu." Kata Bibi Sohee.
"Aku sudah menyingkirkan kakek nya, lalu ayah nya, jadi pasti sangat mudah untuk menyingkirkan perempuan kecil seperti mu." Ucap Bibi Sohee lagi.
"Harta adalah tujuan hidup ku. Jadi tolong jangan halangi aku dan Enna lagi." Kata Bibi Sohee yang kemudian bangun.
"Kau dengar itu?! Jangan halangi aku dengan Jaehyun!!" Kata Enna dengan nada tinggi.
Enna memukul ku entah dengan benda apa tapi aku dapat merasakan lengan ku mengeluarkan darah.
"Cukup nak." Kata Bibi Sohee.
"Biarkan dia mati kedinginan disini. lebih baik kita mengurus Johnny. Kita harus segera menyingkirkan nya." Kata Bibi Sohee sambil berjalan menuju pintu.
"Jangan sentuh Johnny!" Teriak ku dengan sisa suara yang aku miliki.
"Jangan menyentuhnya? Memang kamu siapa? Apa yang dapat kamu lakukan?" Kata Bibi Sohee sambil tertawa.
Aku menangis karena tidak dapat melakukan apa-apa. Sekarang aku hanya dapat berharap Jaehyun dan Johnny tidak dalam bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPLIT | Jung Jaehyun
FanfictionJung Jaehyun, seorang manager perusahaan terkemuka di Seoul. Terlihat sempurna dari luar hingga membuat semua orang tidak dapat menduga kalau ia mengalami amnesia. Ia hanya mengingat seluruh memori yang di mulai sejak masa remaja nya. Sebenarnya ap...