Beberapa pekan telah berlalu.
Jaehyun juga sudah kembali menjalani aktivitas nya seperti biasa.
Berbeda dengan Yujin yang kini sedang berada di kampung halaman nya.
Tadi siang, Doyoung mengabari kalau ibu Yujin terjatuh dari tangga.
Walau luka nya tidak terlalu serius tetapi Yujin tetap saja khawatir.
Yujin langsung meminta izin kepada Jaehyun dan Johnny untuk mengambil cuti beberapa hari ke depan.
Selain itu, ada hal yang ingin Doyoung sampaikan kepada Yujin.
"Hey.."
Yujin menoleh ke asal suara.
"ini." Doyoung mengeluarkan sesuatu.
Sebuah diary
"Kau meninggalkan ini saat kunjungan mu terakhir. Dan.. maaf, aku membaca isinya." Kata Doyoung.
"It's okay. Aku memang ingin memberitahu mu tentang diary ini, jika saat nya sudah tepat tetapi ternyata.." Kata Yujin.
"Hmmm Yujin, seperti nya aku mengerti tentang semua ini."
"Apa maksud mu?"
"Aku sempat bertanya kepada ibu dan ayah ku, dan beberapa orang yang berkaitan dengan buku ini."
"Berkaitan? Maaf Doy.. tapi pemikiran ku tidak sampai ke level mu. tolong jelaskan dengan bahasa yang lebih sederhana."
Doyoung memutar bola mata nya.
Yujin memang suka lola seperti ini.
Doyoung membuka beberapa halaman yang ia tandai dengan post it kecil.
Seoul, June 28
Hari ini aku merayakan ulang tahun sahabat lama ku
Aku sudah menyiapkan banyak hadiah untuk nya
Aku juga telah bersiap untuk datang ke rumah nya
Tetapi suami ku membakar semua nya
Suami ku bilang, aku menghambur-hamburkan uang nya
Aku hanya berharap agar sahabat-sahabat ku tidak kecewa mengingat,
Semua kado ini adalah hasil dari uang yang kami kumpulkan bersamaYujin membaca paragraf tersebut.
"Kau mengerti?" Tanya Doyoung.
Yujin menggeleng.
Doyoung lalu membalikan halaman diary tersebut.
Seoul, 1 Februari
Hari ini aku berhasil memberikan titipan ku kepada Tuan Lensa
Aku membeli banyak kado untuk anak sahabat ku yang hari ini berulang tahun
Aku harap kado ini dapat menghilangkan kekecewaan nya terhadapkuYujin menatap Doyoung
"Kau mengerti?" Tanya Doyoung lagi.
Yujin kembali menggeleng.
"Astagaa Yujin, kenapa setelah tinggal di Seoul kau menjadi tambah lamban."
"Yaa! Langsung jelaskan saja padaku."
"Huuuh.. lihat tanggal ini." Kata Doyoung.
"Kenapa?"
"Kau tidak ingat ada apa di tanggal 1 Februari."
"A.. Aku rasa tidak."
Doyoung menutup diary tersebut lalu melipat kedua tangan nya.
"Apa kau benar sahabatku?" Kata Doyoung dengan wajah memelas.
"Yaa! Kim Doyoung.. kau meragukan ku? lagi pula tidak ada hubungan nya diary ini dengan—1 Februari?! i.. itu ulang tahun mu bukan?" Kata Yujin.
"Ya Tuhan.. Kenapa Yujin menjadi benar-benar lamban saat ini."
"J.. Jadi tanggal 28 itu adalah ulang tahun.. Ibu mu bukan?"
Doyoung mengangguk.
"Awal nya ku pikir itu kebetulan. Tapi aku terus membaca nya dan menemukan beberapa petunjuk. Semua nama di diary ini adalah nama samaran jadi.."
Doyoung mengeluarkan sebuah kertas dari kantung celana nya.
"Aku mencoba memecahkan semua nya. Dan aku menemukan ini."
Tuan Lensa – Paman Minho
Tuan Sirine – Ayah
Tuan Dokter – aku tidak tau tapi ibu bilang nama nya Donghae
Nona Perahu – Bibi Yuri
Nona Sirine – ibu
.
.
.Pikiran Yujin langsung bekerja, ia langsung menghubungkan semua kejadian yang telah terjadi selama ini.
"Aku bertanya kepada ibu ku tentang beberapa cerita yang berhubungan disini seperti apa benar ada sahabat nya yang tidak datang saat ulang tahun ibu yang ke 34 dan lain-lain, dan kau tau? Semua nya tepat."
Yujin memandang Doyoung.
"Jadi.."
"Heeey!!" Suara Winwin membuat Doyoung dan Yujin terperanjat.
"Yaa! Winwin kenapa kau sangat berisik?" Kata Doyoung.
Winwin hanya tertawa melihat teman-teman nya kaget.
"Doyoung.. kau lupa janji mu?" Tanya Winwin.
"Janji?"
"Kau bilang akan membantu ku mebuat masakan untuk ibu ku. aku sudah membeli bahan-bahannya." Kata Winwin sambil mengangkat beberapa plastik belanja nya.
"Memang nya akan ada acara apa?" Tanya Yujin.
"Ibu ku ulang tahun." Kata Winwin sambil menampilkan senyum nya.
Yujin menatap Doyoung lagi.
"Boleh aku ikut membantu?"
"Tentu saja!"
Kini mereka bertiga sudah berada di dapur milik Bibi Yoona, Doyoung sedang menghaluskan bumbu, Winwin sedang memanaskan kompor sedangkan Yujin hanya duduk di meja makan yang berada di dapur.
"Ibu pulang..." Suara Bibi Yoona membuat Yujin dan yang lain terperanjat.
Masakan baru jadi beberapa, tetapi Bibi Yoone sudah kembali.
"Yujin, kau urus Bibi Yoona." Perintah Doyoung yang langsung di setujui oleh Yujin.
"Bibi.." panggil Yujin.
Bibi Yoona yang tengah menyalakan TV langsung menoleh.
"Ohhh Yujin.. kau ternyata kembali kesini." Kata Bibi Yoona sambil memeluk Yujin.
"Iya.. karena ibu jatuh dari tangga, aku langsung menuju kesini."
"Apa tidak apa-apa jika kamu meninggalkan pekerjaan mu? aku dengar atasan mu mudah marah." Kata Bibi Yoona sambil terkekeh.
Yujin hanya dapat memasang senyum canggung.
Setelah itu mereka membicarakan hal-hal tidak penting bersama.
"Yujin.. aku hampir menumpahkan sup ku ke atas buku mu." Kata Winwin sambil memberikan buku diary kepada Yujin.
"T.. Terima kasih." Ucap Yujin.
Rasa nya Yujin ingin memarahi Winwin karena memberikan buku tersebut disaat yang tidak tepat.
"Bu.. Buku apa itu?" Tanya Bibi Yoona sembari menelusuri setiap sudut buku tersebut.
"Oh ini buku diary." Jawab Yujin setenang mungkin.
"Ohh.. a.. aku merasa tidak asing dengan buku tersebut. Apa itu milik mu?"
Yujin terdiam sejenak kemudian menatap bibi Yoona.
"Bukan kah, ini milik bibi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SPLIT | Jung Jaehyun
FanfictionJung Jaehyun, seorang manager perusahaan terkemuka di Seoul. Terlihat sempurna dari luar hingga membuat semua orang tidak dapat menduga kalau ia mengalami amnesia. Ia hanya mengingat seluruh memori yang di mulai sejak masa remaja nya. Sebenarnya ap...