Suasana kelas X IPA 4, terlihat sunyi. Meskipun kelas dalam keadaaan tidak ada guru. Sebab guru-guru sedang mengadakan rapat tentang halaman belakang sekolah yang hampir tiap tahun menjadi arena tawuran antar SMA Anak Bangsa dengan SMA Serumpun.
Saat ini murid-murid cowok berkumpul di sudut belakang kelas. Sebagian terlelap nyenyak dalam keadaan tidur terlentang menggunakan tas sebagai bantalan kepala. Sebagian lagi duduk sambil menonton video di aplikasi bernama YawToe. Ada juga yang bermain game online sambil menggunakan headset.
Sedangkan yang siswi, sebagian berkumpul di meja tengah. Mereka bergosip tentang berita artis terhangat hari ini. Sesekali membahas alat-alat kecantikan keluaran terbaru. Ada juga yang sedang menonton mv kpop sambil berhalusinasi tidak jelas di bagian sudut kelas yang lain.
Di mejanya, Nasya hanya memperhatikan suasana kelas yang mendadak senyap. Biasanya mereka slalu rusuh. Beradu mulut antar satu siswi dengan siswi lain. Biasanya yang membuat kerusuhan itu adalah Sisilia bersama sesama teman se-genknya. Dan yang cowok pasti akan menyoraki dan memanasi pertikaian mereka. Kemudian nanti akan berakhir dengan salah satu menangis secara dramatis. Dan satu kelas akan mengerubunginya hingga membujuk yang satu lagi untuk meminta maaf.
Nasya terkekeh pelan. Sudah hampir sebulan mereka bersekolah di sini. Sudah hampir sebulan pula mereka menjadi teman sekelas. Setidaknya sebagian dari mereka watak dan sikapnya sudah bisa Nasya hafal.
Walau Nasya masih sedikit sulit untuk berbaur dengan mereka. Karena seringkali Nasya tidak mengerti dengan hal-hal yang mereka bicarakan. Contohnya saja jika mereka sudah membahas selebgram paling hits, Nasya pasti hanya diam mendengarkan. Bukan kudet, hanya saja Nasya memang tidak terlalu peduli akan hal-hal seperti itu.
Atau jika mereka sudah membahas tentang kosmetik terbaru bulan ini. Mengucapkan berbagai merek kosmetik, hingga keunggulannya masing-masing. Nasya hanya bisa diam dengan sesekali bertanya akan hal yang belum pernah ia dengan sebelumnya. Ya, Nasya memang tergolong tomboy.
Karena merasa ada yang sedang memperhatikan, Nasya pun memutar badannya ke arah kiri dan melirik meja yang ada di sudut belakang. Matanya bertemu dengan mata tajam milik Raka. Nasya tercekat sesaat, sebelum akhirnya tersenyum kepada cowok itu.
“Nggak ikut main game?” tanya Nasya.
“Nggak,”
“Kenapa?” tanya Nasya lagi.
“Lagi malas aja.”
Nasya mengangguk paham. Selanjutnya mereka hanya saling bertatapan tanpa berkata. Nasya tidak tahu mengapa setiap kali melihat wajah cowok itu Nasya merasa wajah itu familiar. Ia seperti pernah sekali bertemu dengan Raka di masa yang lalu-lalu. Tapi, Nasya tidak ingat dengan jelas.
Hal ini sudah mengganggu pikirannya sejak dua hari belakangan. Walaupun sebenarnya ia sudah merasakannya sejak pertama kali ia dan Raka bertatapan saat perkenalan diri. Tapi, Nasya baru memikirkan hal ini lagi sejak ia semakin penasaran dengan Raka.
“UHUK!” suara keras Theo mengundang perhatian seluruh warga kelas, “Duh, tatapan mulu pasangan yang lagi kasmaran,” goda cowok itu.
Celetukan itu disambut sorakan heboh oleh seluruh murid X IPA 4. Bahkan Dinan yang sebelumnya sibuk memainkan ponsel juga ikut mengalihkan perhatiannya kepada Nasya.
“Duh, pepet terus,” timpal Oscar sambil tertawa bersama cowok-cowok yang lain.
“Jangan pacaran di kelas, kasian yang jomblo cuma bisa gigit jari,” tambah Genta.
Nasya malu. Wajahnya merona. Ia berusaha menunduk dan menutupi ekspresi wajahnya yang jadi terlihat lucu. Sedangkan Raka terlihat santai-santai saja. Cowok itu masih setia memperhatikan Nasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Tuesday In September✔️
Fiksi Remaja[The Winner of Readers Choice WWF2019] [COMPLETE] [Tahap Revisi] Pemalu tapi tomboy. Pendiam tapi bukan Introvert. Sulit berteman tapi ramah. Ialah Nasya Shienna G. Gadis berkulit gelap dengan iris mata secoklat madu. Kini ia menginjakkan kaki di ba...