27. A Secret

240 32 3
                                    

Nasya berbaring santai di atas kasurnya. Ia menatap langit-langit kamar dengan tangan terlipat rapi di atas perut. Pikirannya melayang jauh. Akhir-akhir ini banyak sekali hal-hal yang mengganggu fokus belajarnya. Termasuk perubahan sikap Alicia yang terjadi secara tiba-tiba. Meski Nasya tidak mempermasalahkannya, tapi ia tetap merasa ada yang aneh. Sebab, seminggu lalu ia dan Alicia sempat bertemu di sebuah supermarket. Reaksi Alicia? Tajam dan sinis seperti biasa. Bagaimana mungkin cewek itu tiba-tiba berpikir untuk berdamai dengannya tanpa alasan tertentu. Pasti ada suatu hal yang memaksa Alicia untuk melakukan itu.

Bukannya tidak yakin dengan ketulusan cewek itu, hanya saja Nasya ingin tau alasan apa yang melatarbelakangi keputusan Alicia untuk berdamai dengannya. Lagipula bukan tidak mungkin Alicia memiliki tujuan khusus yang lagi-lagi akan membahayakan dirinya. Karena sejauh ini sudah banyak hal nekad yang dilakukan cewek itu untuk menyakitinya.

Nasya menghela panjang kemudian berdecak. Masalah benar-benar tidak pernah lelah menyapanya. Sejak SMP sampai hari ini hidupnya hanya dipenuhi dengan masalah dan masalah. Tidak pernah ada titik terang dari semua hal yang terjadi dalam hidupnya. Mulai dari perubahan sikap orangtuanya yang tiba-tiba menjadi over protective, hingga Alicia. Bukan hanya itu, sejak ia duduk di bangku SMP kedua orangtuanya rutin sekali membawanya terapi ke psikolog. Sampai di sana Nasya akan ditanyai macam-macam, hingga pertanyaan yang Nasya tidak mengerti. Hal yang mengganjal adalah Nasya tidak pernah bisa mengingat pertanyaan apa yang diberikan oleh psikolog itu.

Selain itu Nasya juga sering sekali diberi pil obat oleh Mamanya. Bahkan sampai hari ini pun Nasya masih diminta mengonsumsi obat-obatan yang Mamanya sebut vitamin itu. Meski tidak sesering dulu, setidaknya selama seminggu Nasya diminta mengonsumsi obatnya sebanyak tiga kali. Cukup aneh jika diingat-ingat, karena Nasya merasa dirinya baik-baik saja dan tidak butuh vitamin apapun. Tapi, semenjak merasakan keanehan pada kepalanya Nasya diam-diam membuang semua obat-obatan itu.

"Apa jangan-jangan gue kena kanker otak, ya?" gumam Nasya dengan ekspresi serius.

"Tapi kalo dipikir-pikir, mungkin aja, sih. Soalnya, semenjak gue nggak konsumsi obat yang dikasih Mama, kepala gue jadi sering sakit," ucap Nasya lagi.

"Banyak banget hal yang disembunyikan Mama dari gue. Gue ngerasa Mama bener-bener berubah jadi orang yang nggak gue kenal. Mama nggak sehangat dulu," ucap Nasya dengan nada sedih.

Nasya menghela lagi. Matanya ia pejamkan karena rasa kantuk mulai datang. Nasya tiba-tiba teringat sesuatu. Mamanya pernah mengambil sebuah kotak kecil dari rak bukunya. Kotak yang Nasya bahkan tidak tahu isinya dan tidak pernah Nasya sadari keberadaannya. Sampai hari ini Nasya tidak pernah menanyakan posisi kotak itu. Entah sudah dibuang oleh mamanya, atau mungkin di simpan di gudang, Nasya tidak tau.

Namun malam ini ia mulai diselimuti oleh rasa penasaran akan isi kotak itu. Mengapa kotak itu ada di kamarnya dan malah dipindahkan oleh mamanya ke tempat lain?

Nasya pun bangkit dan segera melangkah keluar dari kamarnya. Ia menuruni tangga dengan hati-hati. Takut membangunkan seisi rumah yang sudah terlelap karena sekarang sudah pukul satu malam. Nasya mulai melangkah mendekati kamar orangtuanya dan menempelkan telinganya pada pintu kamar. Tidak ada suara yang terdengar membuat Nasya yakin orangtuanya telah terlelap dalam tidur.

Cewek itu kemudian berjalan pelan menuju arah belakang rumahnya. Lebih tepatnya ia melangkah menuju gudang yang ada di halaman belakang rumahnya. Dengan bulu kuduk yang meremang dan jantung berdebar kencang, Nasya tetap nekad keluar rumah di tengah keadaan gelap seperti sekarang.

Saat akan melewati dapur, betapa terkejutnya Nasya karena kedua orangtuanya duduk dan bercengkrama di sana. Dengan cepat cewek itu bersembunyi di balik tembok dan menutup mulutnya dengan tangan. Jantungnya berdebar semakin cepat. Dalam hati ia mengumpat keras-keras. Nyaris saja ia terciduk keluar kamar tengah malam begini.

First Tuesday In September✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang