15. Stepsister

379 58 22
                                    

Langit berubah gelap. Bulan purnama bersinar terang berdampingan dengan banyak bintang-bintang. Suara hewan-hewan malam mulai terdengar memecah keheningan. Dan disinilah Raka sekarang. Berdiri dua meter dari rumah Alicia.

Ia mengenakan pakaian serba hitam. Disertai topi yang dipakai terbalik juga masker hitam. Yang berlalu-lalang di depannya sama sekali tidak berpikiran buruk tentangnya. Bahkan ketika fangirl KPop yang melewatinya malah mengira ia idol Korea yang tersesat.

"Halo?"

"Ka, aman," ucap cowok di seberang.

Raka segera mematikan ponselnya. Kemudian melangkah memasuki pekarangan rumah Alicia yang sepi. Ia tanpa takut dicurigai segera masuk ke dalam rumah megah itu. Rumah yang dulunya sangat sering Raka kunjungi.

"BERHENTI!" teriak Alicia frustasi dari arah kamarnya.

Langkah Raka benar-benar berhenti. Ia memasukkan tangan ke saku celana. Dan mengusap hidungnya pelan. Cowok itu kemudian tersenyum miring dan kembali melangkah menuju kamar Alicia.

"KENAPA, SIH, LO?! BERHENTI NYAKITIN GUE!" teriak Alicia saat Raka sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Gue akan berhenti, kalau lo juga berhenti."

"GUE BAHKAN NGGAK NGAPA-NGAPAIN!" jawab Alicia yang masih terduduk frustasi di lantai kamarnya yang dingin.

Raka memiringkan kepalanya. Menaikkan sebelah alisnya, dan berkata, "Lo yakin?"

Alicia diam masih menatap Raka tajam dengan dada naik turun. Nafas cewek itu terengah karena lelah berteriak. Ia terlihat tidak dapat menjawab pertanyaan Raka. Hingga ia memilih untuk membuang muka.

"Nggak bisa jawab?" tanya Raka lagi yang kemudian tertawa meremehkan, "bagus masih sadar diri."

"Lo tuh gila Raka! Gue ini cewek! Lo bisa aja bikin gue gila karena semua ancaman lo!" ucap Alicia yang kembali menatap Raka.

"Orang gila memang harus dihadapkan sama orang gila. Biar semuanya impas," jawab Raka yang kemudian melangkah mendekati Alicia, "lo udah sakitin banyak orang, termasuk orang paling berharga buat gue."

Raka berjongkok. Menatap dingin iris sehitam malam milik Alicia, "Lo seharusnya berhenti, kalo emang nggak mau hidup lo gue ganggu terus-menerus."

"Lo juga seharusnya jujur ke Ibra soal apa yang lo lakuin selama ini," ucap Raka lagi, "gue sayang sama lo, makanya gue kaya gini. Gue mau lo balik jadi Alicia yang dulu."

Alicia tiba-tiba meneteskan air mata. Dengan mata yang masih menatap Raka, Alicia menangis terisak. Ketika tangan Raka terulur untuk mengelus rambutnya, Alicia menunduk sambil terus menangis.

"Gue tau lo baik. Nasib kita berdua itu sama. Jadi, lo nggak perlu ngelakuin hal gila lagi. Cukup gue aja," ujar Raka yang kali ini nada bicaranya lebih hangat, "dulu mungkin benar gue sayang sama lo melebihi sayang seorang teman untuk temannya. Tapi sekarang rasa sayang itu udah lebih tau tempat."

Alicia tiba-tiba berdiri berlutut dan bergerak maju memeluk Raka erat. Kali ini ia membiarkan semua isakannya keluar. Raka balas memeluk Alicia sambil terus mengelus rambut cewek itu.

"Lo adalah saudara tiri gue yang paling gue sayang," bisik Raka.

"TAPI GUE BAHKAN NGGAK PERNAH MENGANGGAP LO SEBAGAI SAUDARA TIRI GUE!" teriak Alicia menyeramkan sambil mencekik leher Raka.

"NYOKAP LO UDAH BIKIN RUMAH TANGGA BOKAP NYOKAP GUE BERANTAKAN!! DIA UDAH NGEREBUT BOKAP GUE!! DIA UDAH MENGGODA BOKAP GUE!! SAMPAI-SAMPAI MAMA GUE SELALU JADI KORBAN KEKERASAN PAPA!" teriak Alicia dengan air mata yang masih terus berderai.

First Tuesday In September✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang