23# Keraguan

17 3 0
                                    

Bukan suatu kebohongan bila hati manusia katanya selalu berubah. Satu hari aku mendapati diri begitu yakin. Di hari berikutnya aku dapati kembali langkah mundur. Ragu.  Banyak perkara. Ragu. Ragu. Ragu. Kapan kepercayaan diri itu kembali?

Perkara cinta? Aku begitu percaya diri menunggu. Esoknya timbul tanya dalam hati, kau yakin langkahnya menuju padamu? Sudah berapa banyak yang memintamu menunggu kemudian menghilang?

Tunggu.

Memang dia memintamu menunggu?

Kau akan selalu dihantui rasa ragu, diam-diam cemas dan cemburu pada apa-apa yang belum tentu milikmu. Berhentilah berfantasi dengan rasa rindu yang semu. Rindunya belum tentu untukmu.

Kau akan berhenti ragu, jika dan hanya jika ada derap langkah pasti yang menuju padamu. Kau akan berhenti ragu, jika dan hanya jika ada senyum di wajah ibu atas pilihanmu.

Perkara mimpi? Ah ragu dalam perkara ini seakan mencoba membunuhku. Semakin aku yakin apa mimpiku, semakin aku menyadari bahwa realitas yang aku miliki belum sejalan dengan mimpiku. Semesta memaksaku memilih. Mampukah aku menunda apa yang menjadi mimpiku? Mampukah aku menjalani yang sebenarnya belum ingin aku jalani? Harus mampu. Jika semua ini aku lakukan untuk ibu, seharusnya aku mampu.

Perkara yang lain? terlalu banyak keraguan. Sampai saat ini, bahkan detik ini, aku masih mencari jawaban, mencari jati diri yang kerap hilang. Menyusun kembali puing-puing rasa percaya diri, berusaha berdiri tegak meski kerap jatuh. Aku dan segala keraguan dalam hati, sedang dalam upaya pelepasan.

LANGKAH KAKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang