15# Setia

26 3 0
                                    

Setiap orang pasti punya role model ingin menjadi seperti siapa dia kelak, atau mungkin ingin berakhir seperti apa kisah cintanya kelak. Seperti kisah nabi Muhammad SAW mungkin? Tentu, siapa sih yang tidak mengidamkan kisah cintanya seperti baginda Rasulullah. Namun bagiku itu adalah ekspektasi yang terlalu tinggi. Aku ingin menjadi seperti siapa? Kisah cintaku ingin seperti apa? Tak muluk-muluk, tolok ukurku adalah ibu, kisah cintaku ingin seperti kisah cinta ayah dan ibu, kisah cinta yang dipisahkan oleh kematian.

Kalian, aku yakin hampir semua pasti ingin seperti ibunya, pasti ingin memiliki kisah cinta yang kurang lebih seromantis yang dimiliki orang tuanya. Apa yang kutulis di sini hanya untuk menceritakan sedikit kisah cinta yang bagi sebagian orang mungkin biasa saja, namun bagiku luar biasa.

Ibu, berpikir tentangnya selalu membuatku terpaku. Aku masih belum menemukan rangkaian kata yang tepat. Aku masih meraba, mencoba mendeskripsikan rasa tentang ibu dan segala cinta yang ia punya. 

Di balik seorang laki-laki yang hebat selalu ada perempuan tangguh di belakangnya.

Ibuku adalah sosok yang setia, selalu berada di belakang ayah. Siap menjadi penopang di kala ayah lelah. Selalu menjadi pendengar yang baik segala keluh kesah ayah. Aku percaya dengan istilah di balik seorang laki-laki yang hebat selalu ada perempuan tangguh di belakangnya. Hebat? Hebat yang semacam apa? Aku melihat kehebatan dari sebuah proses. Hebatnya ayahku adalah ketika ia mampu melangkah keluar dari dunia kelamnya.

Ayahku seorang yang bertanggung jawab yang akan bekerja dengan sangat keras untuk menghidupi keluarganya, yang tak akan membiarkan orang lain dalam kesusahan, yang sangat tegas dengan prinsip dan pendiriannya. Di balik kehebatan itulah ada ibu. Ibu yang setia membimbing ayah, tak pernah lelah mendoakan. Ibuku adalah pintu dari segala doa yang Insyaallah doanya akan terwujud berkat setiap sujud di malam-malamnya yang panjang.

Ibuku adalah ibu yang setia bukan karena uang tapi karena seorang yang mau berjuang. Ibu bilang dulu gaji ayah hanya puluhan ribu, ayah hendak beberapa kali ingin keluar dari pekerjaannya, tapi ibu selalu menguatkan agar tetap bertahan. Terbukti, pada akhirnya ayah mampu membangun rumah bersama. Dari cerita ibu, aku tahu apa artinya berjuang bersama, menghargai setiap proses yang ada.

Ibuku adalah ibu yang setia melayani, bukan seperti seorang pelayan, tapi lebih karena mengabdi. Segala sesuatu kebutuhan ayah hanya ibu yang tahu. Ayahku mungkin bisa dibilang ayah yang manja, segalanya tidak akan berjalan tanpa ibu.

Ibuku adalah ibu yang setia yang katanya tak perlu cemburu berlebih meski ia tahu ayahku begitu tampan, meski ia tahu ia memiliki banyak saingan, ia hanya perlu percaya sepenuhnya pada ayah. Mungkin juga jika dianalogikan dengan zaman sekarang, ibu paham tentang konsep tulang rusuk yang tidak akan pernah tertukar.

Ibu adalah ibu yang setia sampai akhir. Di saat ayah sakit, aku tahu bagaimana wujud kesetiaan dari sosok ibu. Ibu yang merawat ayah begitu telaten, membuat ayah selalu terlihat tampan meski hanya bisa berbaring di tempat tidur. Di saat aku justru malah bersembunyi karena masih tak mampu menerima keadaan, Ibu justru setia melantunkan ayat-ayat suci Al-quran di sampingnya. Di akhir percakapannya dengan ayah, ibu berjanji untuk tetap setia hanya pada satu laki-laki, dan aku adalah saksi bahwa ibu menepati janjinya.

Ibu, bukan seseorang yang tanpa kelemahan, kisah cinta mereka tak jarang dipenuhi pertengkaran, tapi semua tak pernah berlangsung lama, karena ayah dan ibuku sadar tentang bagaimana harus menyelesaikan masalah bersama, dan hanya berdua.

Itulah ibuku, role model untukku, aku harus bisa seperti ibu, bahkan lebih dari ibu. Aku sempat mencoba, mengaplikasikan yang namanya berjuang bersama, tapi tak mudah. Ketika aku mencoba bertahan, ternyata pasanganku tak bisa cukup setia untuk itu. Kami tak cukup kuat untuk sama-sama bertahan. Ternyata memang berjuang itu harus berdua, harus imbang. Aku sempat trauma, sempat tak ingin lagi menghadapi pria dengan kriteria yang sama. Namun, nyatanya sulit. Mungkin aku akan dipertemukan dengan kriteria yang hampir sama lagi, aku harap kesetiaannya yang berbeda. Aku harap. Semoga yang aku temukan kelak adalah yang mau berjuang bersama.
Tak apa jika kau meninggalkan, tak apa jika aku tertinggal, kuharap hanya selangkah ke depan. Pastikan aku untuk tetap di belakang, pastikan aku untuk mendukung setiap langkahmu. Atau setidaknya biarkan aku di sampingmu, menggandeng tanganmu, menguatkan.

Kelak, Aku harus sesetia ibu.

LANGKAH KAKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang