" Dan buat kedua cewe yang di sebelah lo ini, kasih tau gih gausah sok! Jijik gue liatnya " ucap Arsen menatap tajam kedua perempuan itu.
Tiga orang itu langsung pergi dari hadapan Arsen dan Vania.
" lo gapapa? " tanya Arsen sambil memegang tangan Vania, Vania menjawab pertanyaan Arsen dengan gelengan kepala, menandakan bahwa dirinya tidak apa apa.
" gu-gue duluan sen " ucap Vania pamit, rencananya Arsen akan mengajak Vania pulang bersama namun Vania malah pamit pada Arsen dan langsung pergi.
Vania sangat shock tentang apa yang berusan terjadi, dirinya tak percaya bahwa semua hal yang ia pendam selama ikut ekskul itu bisa mengalir dari mulutnya meski dengan rasa emosi tapi Vania cukup lega karena sudah mengungkapkan yang sebenarnya.
Seseorang yang sedang berjalan ke arah parkiran menarik perhatiannya, mimik wajah yang tampak emosi kini berubah menjadi kebahagiaan 180°.
" kak Gevan! " panggil Vania lalu menghampiri orang yang ia tuju.
" gue kira udah pulang " ucap Vania, Gevan tak menjawab dan hanya berekspresi datar.
" kak Gevan dari mana? " tanya Vania.
" ekskul " ucap Gevan pendek lalu segera melajukan motornya.
dingin banget - batin Vania, dirinya menghembuskan napas panjang lalu tersenyum masam.
Vania hendak melangkahkan kakinya, namun seseorang menarik tangan Vania kencang.
" ah sakit " rengek Vania, tiga orang di depannya menatap Vania tajam.
" masalah apalagi sih, kayaknya gue hari ini apes banget dah " ucap Vania pada ketiga orang di depannya.
Vania menatap wajah wajah orang di depannya ini, tak ada satupun yang dirinya kenal, mereka siapa?
" maaf ya gue ga kenal lo semua, ini udah sore banget gue pulang dulu, kalo mau nyari masalah besok aja " ucap Vania lalu meninggalkan tiga orang itu, untungnya tiga orang itu tak menghalangi niat Vania untuk pergi.
Ponsel Vania bergetar, sepertinya seseorang telah mengirimkan pesan pada dirinya.
lo pulang sendiri ya? Gue ada kerkel dirumah - Marvelio Geandra --- kakak Vania.
Vania menghembuskan napas berat lalu segera memesan ojol sebelum hari semakin petang.
***
Vania melepaskan helm yang ia kenakan lalu segera masuk ke dalam rumah, Vania melirik ke teras rumah yang terdapat beberapa sepatu, sepertinya kakaknya itu belum selesai menyelesaikan kerja kelompok dengan teman temannya.
" eh bontot udah pulang " ucap Marvel ketika adik perempuannya itu masuk ke dalam rumah.
" gantiin saldo ovo gue! karna lo dua hari ga jemput gue! " ucap Vania sambil menyodorkan tangannya pada Marvel, dirinya tak malu meski dilihat oleh teman teman Marvel.
" nanti, kenalan dulu sama temen temen gue " ucap Marvel.
" Ini di sebelah gue ada Devan sebelahnya lagi Gio, trus cewe diujung Olivia " ucap Marvel memperkenalkan teman temannya pada adiknya itu.
Vania bersalaman dengan mereka, namun dirinya tertegun pada seseorang yang ada pas sebelah kakaknya itu, kalau tak salah ia bernama Devan. Wajahnya sangat mirip dengan kakak kelas yang dirinya sukai di sekolah, namun hati Vania tetap tertarik pada Gevan meski Devan memiliki wajah yang serupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GeVania [END]
Teen FictionNOTE : aku sarankan kalian NGGAK USAH baca cerita ini ya. ini cerita yang aku buat waktu aku smp alurnya jelek dan ceritanya kayak sampah. terimakasih. tapi jika kalian kekeh mau baca ya terserah aku nggak melarang, tapi tolong jangan tinggalkan kom...