BAB 24

5.8K 244 2
                                    

Note : ada versi lain dari cerita Gevan, bisa dicek di profile aku
.
.

Langit biru mewarnai pagi yang cerah, Gevan sudah tau bila dirinya ini terlambat karena pukul 06.30 WIB dirinya baru ingin memulai niatnya untuk mandi, karena Gevan masih asik menonton film one peace di laptopnya.

Gevan tak ingin terburu buru, toh dirinya tau nanti jika sampai disekolahan akan kena hukuman oleh Pak Dodi selaku guru BK.

Gevan sengaja hari ini tak membawa mobilnya karena pasti saja mobilnya tak dapat ia pakirkan di area sekolah, dirinya tak mau jika mobil kesayangannya diparkiran diluar sekolah.

Gevan melangkahkan kakinya digerbang sekolah pada pukul 07.15 WIB, Gevan melirik ke arah lapangan, dan benar saja, setiap hari Kamis, sekolahnya mengadakan kebiasaan pagi yaitu membaca Asmaul Husna, tentu saja siswa siswi sedang berada di lapangan untuk membacakan 99 nama Allah swt.

Di pos satpam pun tak ada orang, dan gerbang tidak terkunci.

Mungkinkah ini rezeki untuk pria tampan seperti dirinya?

Gevan membenahkan pakaiannya seperti memasukkan bajunya dan memakai dasinya. dirinya sedikit berlari untuk masuk ke kelasnya karena buru buru jika ada guru yang melihatnya, bisa habis.

Gevan melangkahkan kakinya ke ruang kelasnya.

" Hallo " ternyata Pak Dodi sudah ada dalam kelas Gevan, dan keadaan kelas hanya ada dirinya dan Pak Dodi.

" eh iya pak, bapak tambah ganteng aja kayak saya hehe. " ucap Gevan.

" ikut saya sekarang. " ucap Pak Dodi bangkit dari kursi guru di kelas Gevan, Gevan segera menaruh tasnya dimejanya lalu mengikuti langkah Pak Dodi.

Pak Dodi membawa Gevan ke depan barisan siswa siswi yang sedang melakukan kebiasaan pagi dilapangan sekolah. Setelah kebiasaan pagi selesai, Pak Dodi pun mengambil alih mic yang dipegang anak osis untuk membacakan Asmaul Husna.

" Oke anak anak jadi didepan kalian ini ada satu siswa, kalian tahu siapa? " ucap Pak Dodi, Gevan hanya memasang wajah datarnya. Dan dipastikan Gevan akan dipermalukan oleh Pak Dodi didepan siswa siswi.

" GEVAN!!! " ucap serentak siswi perempuan.

" nah bagus kalian sudah tahu dia, ini merupakan contoh yang tidak baik, dia ini berangkat sekolah terlambat, ingat ya! Kamu ini udah kelas Micanzer, harusnya kamu bisa menjadi contoh yang baik buat adik kelasmu! Contoh yang kayak gini apa bisa buat siswa siswi menjadi teladan?! Kamu ini juga di kasih ceramah kok diam saja! " ucap Pak Dodi mempermalukan Gevan dihadapan anak anak.

" kan kalo saya motong pembicaraan bapak gak sopan, makannya saya diam, itu kata guru ppkn saya waktu smp. " ucap Gevan.

Semua siswa siswi tertawa karena mendengar jawaban Gevan yang dipikir juga benar, tidak salah.

" huh, enaknya kamu ini diapakan ya?! Gimana kalo dihukum?! Pada setuju semua?! " ucap Pak Dodi.

" ENGGAK. " ucap serentak anak perempuan, dan hanya beberapa anak yang setuju jika Gevan dihukum, itupun anak laki laki.

" disogok apa kalian sama anak ini ?! Sampai bilang tidak setuju jika anak ini dihukum karena terlambat?! Satu anak bisa angkat tangan untuk menjelaskan alasannya? " tanya Pak Dodi.

Katria mengangkat tangannya tinggi tinggi.

" oke kamu yang perempuan, sini maju didepan bisa jelaskan kenapa mayoritas tidak mau jika saya menghukum anak ini " ucap Pak Dodi.
" saya mewakilkan alasan kenapa saya tidak setuju jika Gevan dihukum, karena kalo dia dihukum lari lapangan 10 kali, nanti dia kecapekkan terus juga nanti kalo ke gantengan nya hilang, bapak mau tanggung jawab?! " ucap Katria dan di soraki oleh beberapa teman teman dibarisannya.

GeVania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang