Note : ada versi lain dari cerita Gevan, bisa dicek di profile aku
.
.Ini mungkin sudah bulan ke- 2 Vania selalu memberikan macaron dalam kotak makannya pada Gevan. Dan ini sudah sudah memasuki bulan ke- 3 Vania menyukai dan tergila gila pada Gevan. Tapi tak ada perbubahan pada keduanya, Gevan tetap tidak ada perasaan sedikit pun pada Vania, sedangkan Vania akan menyukai Gevan sampai kapanpun.
Seperti biasa Vania mengantarkan macaron untuk Gevan, langkah nya terhenti saat dilorong Micanzer, tepatnya di depan kelas Micanzer A. Ia melihat tujuan awalnya tengah duduk didepan kelas sambil memainkan Rubik di tangannya, sepertinya Alvan belum berangkat, mau tak mau Vania harus memberikan macaron dalam kotak makan nya itu langsung ke orang nya tanpa melalui perantara, yang biasa ia titipkan macaron itu pada Alvan.
Vania melangkah dengan rasa gugup, takut, dan ragu.
" kak " panggil Vania.
Gevan tak menjawab, ia masih asik dengan rubik ditangannya.
" KAK " panggil Vania kali ini nadanya lebih tinggi.
"apa? " jawab Gevan singkat lalu menatap Vania.
" i,,ini bu,,b,, buat lo kak " ucap Vania meyodorkan kotak makannya pada Gevan.
" taruh aja di meja gue " suruh Gevan.
Kemudian Vania berjalan menuju kelas Gevan lebih tepatnya di meja Gevan, setelahnya Vania pergi dan menghampiri Gevan kembali.
" udah gue taruh. Kak gue boleh tanya ke lo? " ucap Vania dengan ragu.
" apa? " jawab Gevan singkat.
" eh anu em itu " Vania salah tingkah, bagaimana tidak ia mendapat tatapan tajam dari Gevan.
" 10 detik dari sekarang " Gevan memberikan waktu untuk bertanya.
" lo tau gak kalau gue suka sama lo kak? " tanya Vania tak ingin membiarkan waktu untuk bertanya nya habis.
Ya jelas tau lah lo aja ngasih tau jamal - batin Gevan.
" enggak " jawab Gevan santai.
" kok gak tau sih! Kan waktu nyapu lapangan basket bareng itu gue keceplosan ngomong kalau gue suka sama lo " jelas Vania.
" gue lupa " jawab Gevan santai.
" gue mau tanya lagi, apa lo udah suka sama gue? sedikit rasa pun? " tanya Vania.
" nggak akan " jawab Gevan lagi laginya dengan santai dan datar , memang ya Gevan ini orang yang sangat pelit untuk berekspresi selain santai dan raut wajah yang datar.
" lo kapan suka nya sama gue? " tanya Vania untuk ke tiga kalinya.
" waktu lo buat tanya ke gue udah abis. Ini malah kelebihan 5 detik " ucap Gevan sambil memandang jam ditangannya.
" lo sekarang bisa pergi dari sini kalau udah gak ada urusan apa apa sama gue " usir Gevan. Namun Vania tetap berdiri pada tempatnya sambil memandang Gevan. Gevan mengalah ia memilih pergi karena sudah ada beberapa anak kelas Micanzer di sekitar depan ruang kelas yang memandangi ia dan Vania.
" lo itu ganteng, tapi dingin untung aja gak ketuker sama es buah " gumam Vania lalu pergi meninggalkan tempat semulanya menuju ruang kelasnya karena ini sudah pukul 07.00 tepat.
---
" abis dari mana lo? " tanya Lisa yang duduk disebelah Vania.
" gue habis dari.... "
" selamat pagi anak anak. Assalamualaikum " ucapan Bu Sarini guru bahasa Indonesia berhasil memotong pembicaraan Vania pada Lisa.
" pagi juga Bu, Waalaikumussalam " ucap anak anak Micanzo A serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GeVania [END]
Teen FictionNOTE : aku sarankan kalian NGGAK USAH baca cerita ini ya. ini cerita yang aku buat waktu aku smp alurnya jelek dan ceritanya kayak sampah. terimakasih. tapi jika kalian kekeh mau baca ya terserah aku nggak melarang, tapi tolong jangan tinggalkan kom...