Note : ada versi lain dari cerita Gevan, bisa dicek di profile aku
.
.
Vania merebahkan tubuhnya di kasurnya, saat ini dirinya libur karena siswa kelas Micanzer sedang ada ujian untuk menentukan kelulusan.cuaca pun sangat terik, membuat dirinya ogah ogahan keluar kamar untuk mengambil segelas es teh didapur.
Vania juga beranjak kedalam lemari atas bagian dapur untuk merogoh apa saja yang bisa dirinya jadikan makanan untuk siang ini.
" lah kosong anjir " ucap Vania. Terpaksa Vania harus membeli bahan bahan makanan di supermarket.
Dengan menggunakan kaos dan celana jogger saja Vania dengan malas malasan memesan ojol untuk dirinya berbelanja di supermarket.
...
" Van! " panggil seseorang dari arah membelakangi Vania. Vania otomatis menengok ke arah orang tersebut.
" hm " wajah Vania menjadi datar akibat orang yang menyapanya adalah Devan.
" apa? " ucap Vania to the point.
" kok lo ada disini? " tanya Devan.
" menurut lo? Gue bawa keranjang gini buat apa? . Lah lo juga ngapain disini? Gaya lo kaya yang punya supermarket ini aja " ucap Vania.
" emang " ucap Devan. Vania mendelik dengan jawaban Devan.
" supermarket ini punya kakek angkat gue. Otomatis punya gue juga " ucap Devan.
" lah bukannya lo selepas dari panti asuhan tinggal sendiri? " tanya Vania kepo.
" iya, terus ada sepasang kakek nenek gitu pengen ngasuh gue, ya gue terima aja. Gue juga kaya anak normal. Pengen dapet kasih sayang " jelas Devan.
" lo gak ikut ujian? " tanya Vania.
" lo lupa gue kelas apa? " Devan bertanya balik.
" oh iya lo kan nunggak, goblok sih "
jlebb" ngomong sama lo susah ya " ucap Devan.
Devan melihat keranjang yang Vania bawa dan keranjang itu masih terlihat kosong.
" lo mau cari apa biar gue bantu " ucap Devan menawarkan.
" gak usah gue bisa sendiri " ucap Vania menolak.
" hubungan lo sama Gevan gimana? " ucap Devan.
Mereka berdua mengobrol sambil berjalan menyusuri rak rak bahan bahan makanan.
" baik aja " ucap Vania singkat.
" iyalah baik orang semuanya belum kebongkar " ucap Devan dengan senyuman sinis. Vania menengok ke arah Devan dengan tatapan tajam.
" lo gak usah ngomong macem macem. Mending lo pergi, dari pada mood buat belanja gue rusak " ucap Vania.
" okee, happy shopping baby! " ucap Devan dengan tertawa lalu pergi meninggalkan Vania.
" orang gila " Vania membatin.
...
Setelah 45 menit berlalu Vania rasa dirinya sudah cukup untuk berbelanja hari ini, dirinya bergegas menuju kasir karena sudah lelah.
" berapa totalnya? " tanya Vania pada karyawan kasir itu.
" 987 ribu rupiah kak, semua sudah ditanggung oleh tuan Devan . " ucap karyawan kasir itu.
" maksudnya? " Vania tak paham.
" semua belanjaan kakak sudah di bayar oleh tuan Devan . " ucap karyawan itu dengan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GeVania [END]
Teen FictionNOTE : aku sarankan kalian NGGAK USAH baca cerita ini ya. ini cerita yang aku buat waktu aku smp alurnya jelek dan ceritanya kayak sampah. terimakasih. tapi jika kalian kekeh mau baca ya terserah aku nggak melarang, tapi tolong jangan tinggalkan kom...