Setelah acara menabrak orang asing tadi, sekarang tangan Salma di genggam Reza menuju tempat mereka dan teman-temannya berkumpul. Salma terus diam, tidak biasanya ia seperti itu. Reza yang berada di hadapannya menoleh kemudian menatap Salma.
"Tumben amat lo diam, biasanya ngomong terus kaya emak-emak ngomelin anaknya," Reza tidak melepaskan pandangannya dari Salma, bahkan tangan yang digenggamnya tidak ia lepaskan.
"Nggak tau," Salma memegang tekuk lehernya.
"Yaudah, ayo. Jangan diam aja, gue khawatir," Reza melepaskan pandangannya dari Salma dan meneruskan langkahnya.
Sebenarnya alasan kenapa Salma terus diam ialah karena Salma memikirkan bagaimana cowok yang ia tabrak tadi. Apakah cowok itu marah karena bekas liptin yang ada di baju putih miliknya tadi, ataukah biasa saja. Tapi, dari ekspresi wajahnya tadi Salma sudah memastikan kalau dia marah.
Kira-kira jika masih ada waktu untuk bertemu, Salma ingin mengucapkan kata maaf kepada cowok tadi. Mungkin bukan sekarang.
Langkah kaki Salma dan Reza berhenti setelah sampai di meja tujuan, tempat teman-teman sekelas. kedatangan keduanya di sambut hangat oleh teman-teman Salma juga Reza.
"Kalian bareng terus, kemana ada Salma, disitu ada Reza. Kemana Reza ada, disitu ada Salma. Jadi bingung," Radit menyambut dengan sejuta pertanyaan.
Radit adalah teman dekat Reza sebagai sesama cowok, dan karakter yang lumayan jahil. Radit jarang bersama Reza karena berbedanya kelas dan jurusan. Lagi pula, Reza juga asik bersama Salma.
"Biasa aja kali, lo doang suka kepo," tukas Reza cepat, lagi pula, Reza sangat anti dengan kata-kata itu.
Memang benar di mana ada Reza pasti ada Salma, tapi ingat. Keduanya hanya teman, tepatnya sahabat yang tak akan terpisah meski keduanya kelak sama-sama memiliki kekasih. Ya, semoga saja itu berjalan dengan mulus.
"Tapi gue suka merhatiin memang lo deh Za, yang suka ngasih perhatian sama Salma," timbal Bella lagi, anak si pemilik cafe.
Bibir Reza terbuka tanda ingin bicara, tapi Salma terlebih dahulu menjawab pernyataan Bella.
"Enggak kok Bella, kita cuma sebatas sahabat. Nggak lebih," Salma menjawab dengan senyum manisnya, siapapun pasti terpikat melihat senyuman itu.
Semuanya mengangguk setuju dengan penjelasan Salma tadi, bahwa mereka hanya sebatas sahabat dan tidak lebih.
Satu sisi yang sama, di sebelah Salma. Reza juga angkat bicara. "Noh, nggak percaya kan lo?" Reza mengejek Radit yang mencurigainya tadi.
"Sabar bro, gue tau kok gimana rasanya susah ngungkapin isi hati sama temen sendiri," ucap Radit terus terang kepada Reza. Ah, Radit memang selalu begitu, suka blak-blakan dan tidak mengerti bagaimana suasananya sekarang. Salma dan Reza menjadi sama-sama canggung.
Salma menyenggol tangan Reza. Reza menoleh dan Salma mengisyaratkan lewat mata jika ia ingin Radit menghentikan aksi konyolnya ini.
Mengerti dengan itu, sekarang giliran Reza meraih pundak Radit dan ingin membawanya menjauh dari kerumunan teman-teman Salma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Teen FictionFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...