Reza, Salma, dan Bella tengah berjalan menuju kantin sekolah. Salma asik bercanda gurau dengan Reza, sesekali saling ejek mengenai tipe cewek pilihan Reza.
"Hah? Masa sih tipe cewek lo gitu amat Za," Salma menahan tawanya.
"Iya, tipe cewek gue tuh orangnya tinggi, cantik, hidung mancung, kakinya jenjang. Nggak pendek kayak lo, terus rambutnya panjang, peminim, nggak banyak omong. Ah idaman gue banget lah," Reza menyombongkan diri.
Salma yang sejak tadi menahan tawa akhirnya tidak sanggup lagi, ia tertawa nyaring hampir seluruh murid di koridor sekolah menoleh kepadanya.
"Gini ya Za, gue kasih pencerahan kali aja lo khilaf ngomong gitu. Lo tuh milih tipe cewek berlebihan, ingat nampang," Salma bicara sambil tertawa.
Reza tersenyum sambil menatap Salma yang tertawa lepas. "Nanti gue pikir-pikir lagi."
"Apaan sih gaje banget." Salma menimpal.
Tidak ada sahutan dari Reza, Salma sudah berhenti tertawa karena kelelahan. Ia kemudian menoleh ke Bella. "Eh Bella kok lo diam aja?"
Reza ikut menoleh ke arah Bella. "Ah, nggak kok."
Kantin sudah sangat dekat dari jarak mereka bertiga. Lalu, Salma berhenti sejenak seperti ada sesuatu yang tertinggal atau kelupaan olehnya. Tidak lama, Salma menepuk jidadnya sendiri.
"Astaga, gue lupa balikin buku di perpus."
Reza dan Bella menoleh kepada Salma yang tertinggal dibelakang karena ia berhenti berjalan.
"Lo lupa balikin buku perpus? kapan lo pinjam buku perpus?" tanya Reza.
"Udah seminggu nggak gue balikin dari batas tanggal." Salma berbalik menuju kelas untuk mengambilkan buku dan mengembalikannya lagi ke perpustakaan sekolah.
"Eh Sal, lo makan dulu woy!" teriak Reza kepada Salma, jarak mereka sudah lumayan jauh.
Salma tidak menengok kebelakang. "Udah duluan aja lo sama Bella, gue nyusul."
Reza menghembuskan napas. "Udah La, kita duluan aja." Bella membalas dengan anggukan kepala.
***
Selesai mengambilkan buku dari tasnya Salma langsung ke perpustakaan sekolah. Dengan napas yang terengah-engah, Salma mengucapkan salam kepada penjaga perpus kemudian masuk langsung mengisikan journal pengungjung perpus. Setelah itu, Salma langsung mengembalikan buku kepada penjaga perpus.
Niatnya Salma setelah menyerahkan buku kepada penjaga perpus, Salma langsung menyusul Reza dan Bella ke kantin. Tapi sepertinya Salma akan mengulurkan waktunya lebih di dalam perpus ketika melihat sosok cowok yang sudah beberapa hari ini mulai ia kenal.
Ya, Salma menganggap dirinya sudah mengenal pribadi Nico. Mulai dari sikap, kebiasaan, gayanya bicara, merek parfum pun Salma sudah mengetatahuinya saat ia iseng membuka aplikasi google dan mendiskripsikan wangi parfum cowok itu.
"Samperin nggak ya? Kalau disamperin gue mau ngomong apa?" Salma berpikir keras, maklum kafasitas otak Salma tidak seberapa.
"Ah gue tau, bawa aja dia ke kantin. Iya, Salma lo emang pintar deh cari solusi." Selang beberapa detik, tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran Salma untuk mengajak Nico untuk pergi ke kantin. Yah, meskipun Salma tidak tau malu.
Salma melangkahkan kakinya menghampiri Nico yang dengan tenangnya membolak-balik halaman buku yang dibacanya. Nampak sekali cowok itu kelihatan bosan.
Jarak Salma dan Nico sudah sangat dekat, tapi Nico tidak menyadarinya. Perlahan Salma meletakkan tangannya di bahu Nico. Oh andai kalian tahu reaksi Nico, cowok itu terkejut dan hampir marah. Tapi saat melihat wajah Salma amarahnya langsung ditahan.
"Hai," sapa Salma hangat khas dengan senyuman yang biasa ia tunjukkan kesiapa saja. Nico tidak merespon, cowok itu cuma menghembuskan napas gusarnya.
Salma menyadari reaksi Nico kepadanya dan mulai berpikir yang bukan-bukan. "jangan-jangan nih cowok psikopat, tadi mau marah-marah."
Tidak ingin menyia-nyiakan momen yang berharga seperti ini, Salma dengan cepat menyampaikan topik yang sudah ia rancang sedari tadi. "Mmm, lo mau ke kantin nggak?"
Nico melirik Salma dengan mata tajamnya sekilas. Kemudian berangkat dari kursinya untuk mengembalikan buku yang ia baca tadi menuju rak buku tempat ia mengambilnya tadi. Salma diam memperhatikan dalam hati ia sudah berasumsi ini tidak akan berhasil.
Salma ingin mengutuk dirinya sendiri, "kenapa sih berani banget deketin orang, SKSD lagi, aduhhh. Salma, Salma."
Salma menjitak kepalanya sendiri dan ingin cepat-cepat keluar dari perpustakaan sekarang juga, sebelum Nico melihatnya.
Salma melihat arah kanan dan kiri, syukurlah perpus sepi, hanya ada beberapa murid. Otomatis tidak ada yang tau betapa memalukannya dirinya.
Tidak ingin membuang waktu, Salma berjalan secepat mungkin menuju pintu keluar perpus dan pergi ke kantin dengan muka yang masih memerah. Tapi sepertinya itu hanya ekspetasi Salma, kenyataannya Nico sekarang ada disebelah Salma dan berdehem. Salma terkejut dan berpikir "dari mana datangnya nih cowok, kek hantu aja tiba-tiba ada tiba-tiba ngilang."
"Lo ngajak gue ke kantin kan?" tanya Nico sambil melipat tangannya di dada dan bersandar di pintu perpus.
"Ah, i-iyaa hehe," Salma memegang tekuknya.
"Yaudah, buruan." Nico melangkahkan kakinya mendahului Salma, jelasnya ia ada di depan dan Salam ada di belakangnya.
Salma mengangguk dan ikut berjalan di belakang cowok yang super cuek itu.
Sepanjang perjalanan menuju kantin mulut Salma komat-kamit, tidak lupa dengan eskpresi muka yang menyalahkan dirinya sendiri. Tidak hanya mulut dan eskpresi wajah, tangannya juga kadang menampar pelan jidadnya. "Besok-besok jangan lagi ya Salma ngulangin kayak gini, bikin malu tau nggak. SKSD banget jadi cewek, aduh mau banget ngomong kasar."
TBC.
Helo ges-ges sekalian :v
maaf ya lama nggk aupdate, udah berbulan bulan. mau tau nggk kenapa? sebab aku males bngt ngetik sama mikir 😭sekali lagi maaf y whehe, di prt ini juga word ny sdikit :v
see youu umchhh😜💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Teen FictionFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...