Nico duduk di bangku koridor kelas, ia duduk sendirian. Memang disengaja olehnya memilih sendiri dari pada menghampiri teman-teman sekelasnya. Percayalah, sendirian itu menyenangkan untuk sebagian orang.
Nico membuka ponselnya, menyumbatkan telinga dengan headset kemudian menyetel lagu. Ah, nikmat.
Nico keasikan menikmati kesedirian sampai ia hampir tidak menyadari bagian kiri kursi ada yang mengisinya. Nico menoleh kemudian langsung memandang wajah ceria Salma.
"Halo, gue punya sesuatu." Sapa Salma kepada Nico kemudian menyerahkan selembar kertas dan polpen.
Nico tidak mengerti apa maksudnya, seakan mengerti Salma langsung menjelaskan saja maksud dari dua benda tersebut.
"Coba tulis apa aja yang lo suka dan elo nggak suka."
"Buat?" tanya Nico.
"Buat gue pelajari, misalnya lo suka cewek rambut panjang gue bakal manjangin rambut gue.. dikit." Salma tidak rela jika rambutnya panjang, memiliki rambut pendek itu simple baginya.
"Terus?"
"Ya, itu. Tulis aja apa yang lo suka sama apa yang lo nggak suka. Tipe cewek paling penting hehe." Salma mencengir.
Nico mengganggukkan kepalanya menuruti permintaan Salma. Nico berpikir sebentar, serius ini yang pertama Nico berpikir tentang tipe cewek idealnya. Sebelumnya tidak pernah.
"Gue tunggu ya." Salma duduk di samping kiri Nico, Salma juga sedikit mengintip apa yang Nico tulis.
Nico menyerahkan kembali dua benda tadi.
"Eh udah? cepet banget, gue baca nih ya."
Salma membuka lipatan kertas tersebut kemudian membaca tulisan Nico.
Nggak suka junkfood tapi kadang gue makan aja kalau nggak ada makanan lain, lebih milih belajar dari pada main sosmed, nggak suka ditelpon, takut sama mama, benci tipikal orang punya sifat buruk apalagi cewek, tapi namanya juga manusia punya kelebihan sama kekurangan.
Gue suka cewek ceria, nggak pelit kata makasih sama maaf, nggak punya sifat dendam sama orang lain walau udah dijahatin, lucu, imut biar dikit, cantiknya nggak terlalu tapi selalu gemesin. Itu lo.
Salma tidak tahu harus apa, ini benar? Cowok yang ia suka menyukainya juga ahahaa mimpi apa Salma. Semoga ini beneran bukan mimpi.
Salma menoleh menatap Nico, empu tulisan tersebut. Nico terlihat rada canggung, cowok itu malah semakin kaku.
Nico merasa gugup ditatap terus dari samping oleh Salma, Nico memilih menatap balik cewek itu.
Nico membalas tatapan Salma lebih dalam, kemudian membisikkan kata di telinga Salma. "Gue serius, nggak boong."
Kemudian Nico beranjak pergi meninggalkan Salma yang masih membeku di tempat, mana ini kelas Ips lagi.
Salma nenepuk pipi kanannya. "Ini beneran?"
Beberapa detik kemudian Salma senyum-senyum sendiri kemudian menatap tulisan itu lagi, ahh ternyata Salma tidak sedang halu, bermimpi, mengigau segala macam.
Salma bangkit berdiri dari koridor kelas Ips, Salma berjalan menuju kelasnya sambil girang memeluk kertas dan polpen tadi. Pokoknya dua benda itu akan tetap Salma simpan dan tidak boleh hilang. Barang langka garis keras karena sudah dipegang oleh Nico.
Berlalunya Salma dari kawasan Ips, Nico keluar kelas dan berdiri di ambang pintu, Nico melihat Salma dari kejauhan kemudian tersenyum kecil. Sebenarnya Nico pergi untuk melihat tingkah lucu cewek itu, juga menghindari getaran jantungnya yang semakin berdetak cepat.
***
"Tulisannya bagus juga yah." Salma duduk di bangku kelasnya dan memperhatikan tulisan Nico.
Reza datang diam-diam dari belakang dan ikut membaca isi kertas.
"Dari siapa itu?" tanya Reza.
Salma kaget dan langsung menoleh ke belakang. "Nggak sopan, ini privasi."
"Mana sini gue mau liat, sama temen sendiri juga."
"Nggak boleh Rezaaa."
"Yaudah kalau nggak mau." Reza pergi dan memilih mengumpulkan susunan buku-buku tugas kimia murid-murid ke ruangan Ibu wali kelas XI-2.
Aneh, Reza terlihat tidak possesive dari biasanya.
Reza sudah ingin keluar dari pintu kelas, dan Salma memanggilnya lagi.
"Reza, ini serius lo nggak kepo?" tanya Salma.
"Nggak, lo kata privasi."
"Kalau ini dari cowok gimana?"
"Mana sini gue liat, dari siapa, anak kelas mana." Reza melangkahkan kakinya menghampiri Salma.
"Pfftt, udah-udah gue bohong kok, ini dari Indah."
"Oh." Reza berhenti ingin menghampiri Salma. "Gue anter ini dulu, nanti pas gue balik kita ke kantin." Reza pergi menuju ruang guru.
"Hati-hati," Salma melambai.
Salma menghembuskan napasnya lega, untung Salma cepat berbohong. Kalau ia terlalu jujur, bisa-bisa repot urusannya. Tapi Salma belum tahu, apakah Reza menyukai Nico juga jika kenyataannya Salma menyukai cowok itu. Atau kebalikannya?
TBC.
26 Mei 2020
btw case Nico aku ubah hehe :'v
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Teen FictionFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...