032. Ingin Lebih

255 16 22
                                    

"Salma!" Teriak Yatri dan Indah menghampiri Salma yang baru saja sampai ke sekolah.

"Iya?" kata Salma sedikit takut dengan keduanya.

"Kita minta maaf ya," Indah memelas.

"Iya Sal, maafin kita ya. Kita baru sadar kalau lo nggak salah." Yatri juga ikutan.

"Ini, kalian kenapa?" tanya Salma bingung.

"Aduh Salma, kita udah baca surat Bella. Kita udah tau yang sebenernya gimana." Indah bersuara disusul anggukan kepala oleh Yatri.

"Ah, iya. Nggak papa kok," Salma masih merasa canggung.

"Elo maafin kita? dengan sikap kita ke elo kemarin-kemarin?" tanya Yatri.

Indah dan Yatri masih bingung, sebaik ini sikap Salma.

"Iya nggak papa."

"Hmm, elo mau temenan sama kita lagi?" tanya Indah.

Salma masih berpikir.

"Salma nggak mau!" Reza ikutan pembicaraan kita.

Reza berjalan menghampiri ketiganya, Reza merangkul bahu Salma dari belakang. Benar-benar malaikat pelindung dalam wujud nyata.

"Rezaaa." Salma menatap Reza tidak suka.

"Gue mau kok temenan lagi." Salma bersuara.

Indah dan Yatri gembira mendengar itu, keduanya memeluk Salma bersamaan. Reza yang menatap ketiga cewek di hadapannya itu dengan gaya mengejek. Mulut Reza berdecak. "Nyenyenyeee, berisik." Reza pergi mendengar ketiga cewek itu saling berbicara membuatnya pusing.

Habis Salma mengobrol bersama Indah dan Yatri, Salma pergi ke kelasnya yang di sana ada Reza.

Salma menghampiri Reza dan menarik kursi untuknya duduk.

Reza diam melihat kelakuan Salma, setelah selesai dengan kerepotan yang Salma buat sendiri. Reza bersuara. "Lo bego apa gimana sih?" tanya Reza.

"Hah? Maksud lo?"

"Kenapa lo maafin gitu aja, kalau gue sih gue suruh-suruh dulu."

"Dasar lo, pamrih."

"Emang kenapa?"

"Enggak papa, gue cuman nggak mau masalah yang udah selesai jadi makin rumit." Tutur Salma.

"Sal," panggil Reza.

Salma menoleh, Reza berpikir sejenak.

"Gue gantang nggak?"

Pertanyaan Reza berhasil membuat Salma tertawa terbahak-bahak.

"Bukannya lo dari emang dulu suka ngaku-ngaku ganteng. Kenapa baru sekarang nanya?"

"Gue serius gue ganteng nggak?" tanya Reza sekali lagi.

"Iya lo ganteng, tapi lo jangan geer ya,"

"Gantengan mana gue sama Nico?" Reza menunggu jawaban dari Salma.

"Ganteng Nico." Salma menjawab cepat.

"Ck." Reza berdecak tidak suka.

"Emang kenapa sih, lo sirik ya gantengan dia dari lo." Salma mendekatkan wajahnya dengan Reza.

"Enggak." Reza menjauhkan wajahnya.

"Za, ganteng itu subjektif. Yang buat orang tertarik ke elo tuh karena lo menarik di mata mereka, itu aja nggak tau sih."

"Tumben lo pinter."

"Gue sih emang udah pinter tapi karena males aja gue belajar," Salma menyombongkan dirinya.

"Gue menarik nggak di mata lo?" tanya Reza membuat Salma memperhatikannya lebih dalam lagi.

"B aja," jawab Salma acuh.

"Ye.. Gue serius markonah."

"Gue juga serius Jundi."

Reza mengeluarkan sesuatu dalam tasnya kemudian menyerahkannya kepada Salma.

"Sorry, karena ini kita jadi berantem." Reza menyerahkan surat Bella yang sudah ia perbaiki dengan solasi kepada Salma.

"Apa?" Salma menerima surat itu kemudian mengerti, meski lusuh tapi Salma penasaran sama isinya.

"Elo yang perbaikin ini Za?" Salma mulai membaca.

Reza mengangguk. "Gue juga baca, kalau gue nggak baca gimana bisa gue nyusun jertas kayak puzzle gitu."

Salma tidak merespon lagi pembicaraan Reza, sekarang ia tengah fokus dengan bacaannya.

______________________________________

Hai! hehe.. mungkin ini yang terakhirnya gue nyapa lo lewat tulisan, dan mungkin ini juga yang terakhirnya gue bawa lo ngobrol Sal. Karena gue nggak sanggup ngomong langsung ke elo, jadi gue nulis aja surat ini biar lo rajin-rajin juga baca.

Oke, sebenernya gue gugup nulis ini. Pahamin aja ya kalau banyak lawakan garingnya.

Salma gue minta maaf semua perlakuan yang nggak baik gue ke elo, ini yang pertama dan terakhir kalinya gue jahatin orang. Gue ngerasa nggak enak banget, malu pastinya.

Gue emang belum pantes dapet teman sebaik elo, atau guenya aja kebanyakan tingkah sama lupa bersyukur.

Kalau gue bisa milih, gue mau di kehidupan yang selanjutnya kita temenan lagi.

Sal, makasih banyak ya semuanya. Lo orang baik dan orang paling polos diantara Indah sama Yatri.
Lo terlalu tulus sama seseorang hingga lo nggak sadar sama rencana buruk orang terhadap lo. Termasuk gue :)

Gue harap lo tetep jadi Salma yang dulu, gue harap juga lo nggak benci sama gue.

Oh ya, jagain Nico juga ya buat gue. Tuh anak nggak bisa nyapa orang duluan, liat aja dia. Temennya aja dikit, bisa diitung sama ceker ayam.

Yang rajin ya belajarnya, kan nggak ada gue kemana lagi lo bisa nyontek selain Reza? Kalau ujian lo sama Reza beda kelas gimana? Pikirin lagi mau males-males.

Titip salam juga gue sama Reza, kalau Reza nggak baca surat gue buat dia. Nggak papa kok, itu hak dia.

Dadah Salma, kita nggak tau kapan lagi kita bisa ketemu kembali. Dari temen lo yang kaya tapi nggak riya ini, yang cantik tapi nggak sok cantik.

Sekali lagi dadahh, see you. Love you.

Bella Amanda.

______________________________________

Salma menatap Reza pasca selesai membaca, Reza pun melakukan hal yang sama. Reza menghembuskan napas berat, seakan mengerti apa yang ingin Salma tanyakan kepadanya. "Punya gue udah gue buang."

"Lo udah baca?" tanya Salma.

Reza mengedikkan bahu acuh.

"Gimana pun Bella temen lo juga Za."

"Lo benci sama Bella?" tanya Salma.

"Begitulah."

"Alasan lo benci dia apa Za?"

Reza bangkit dari duduknya. "Harus ya gue jawab?"

Salma diam menunggu jawaban Reza.

"Karena Bella udah jahat sama lo, gimanapun gue sebagai sahabat nggak suka sama orang yang bersikap kayak gitu terhadap sahabat gue."

Reza pergi meninggalkan Salma sendiri dalam kelas. Yah, mereka hari ini berangkat pagi, murid-marid belum banyak yang datang.

"Gue nggak tau kapan lo akan sadar tentang perasaan gue ke elo Sal."

"Gue mau lebih dari sahabat."

TBC.

28 April 2020.

Love&Friendship | L&FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang