015. Bukan Hanya Dua Perasaan Remaja

354 31 20
                                    

Salma terlalu sibuk merutuki dirinya sendiri, sibuk menyalahkan tingkahnya yang memalukan menurutnya tadi. Padahal bagi orang lain itu wajar.

Sebab terlalu sibuk sendiri, Salma tidak menyadari dirinya sudah tertinggal jauh dari Nico. Yah, ternyata Salma mendapat fakta baru kalau cowok itu memiliki gaya berjalan yang cepat dan gagah sekali di setiap langkahnya.

Salma mempercepat langkahnya menghampiri Nico dengan lari-lari kecil. Nico yang menyadari itu langsung menatapnya. Yah, seperti biasa tatapan Nico selalu menyebalkan.

"Lo kenapa?" tanya Nico.

"Ng-gak, nggak papa," jawab Salma kikuk.

"Oh."

"Kok cuma oh?" batin Salma.

Sampainya di kantin, pandangan Salma tidak sengaja langsung tertuju kepada Reza yang sedari tadi menatapnya juga Nico.

Salma menoleh ke Nico yang terlihat biasa-biasa saja, cowok itu seperti nggak punya waktu memperhatikan apa yang ada di sekitarnya. Hingga ia tidak sadar dengan Reza yang terus menatapnya dengan pandangan tidak suka.

"Salma, hey !" panggil Bella disebelah Reza. Bella melambai-lambaikan tangannya ke arah Salma agar Salma mendekat ke meja mereka.

Salma tersenyum dan mengisyaratkan kepada Bella untuk tunggu sebentar. Salma menoleh ke cowok yang ada di depannya ini, Salma menyentuh sedikit tangan Nico dengan jari telunjuknya kemudian mengajak Nico ikut dengannya bergabung ke meja Bella dan Reza. Tidak ada bantahan, Nico ikut saja arah Salma.

"Kenapa bisa berdua? tadi sendiri aja ke perpusnya?" tanya Bella diawal percakapan.

"Tadi ketemu di perpus," Salma mendaratkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan Bella dan Reza.

"Dari mana bisa akrab Sal?" tanya Reza sinis.

"Nggak tau," jawab Salma polos, ia tak menyadari Nico yang tersenyum simpul hampir tidak terlihat karena tingkahnya. Jarang-jarang Nico bisa tersenyum, meskipun cowok itu berasal dari keluarga yang hangat dan ramah tamah.

"Langsung duduk aja? nggak pesen makan?" tanya Bella mengalihkan pembicaraan.

"Belum, aduh males banget gini enak-enaknya duduk juga," Salma menatap meja tempat memesan makanan di sana.

Baru saja Salma berangkat dari kursinya, Nico lebih dulu berjalan memesan makanan di sana.

Salma yang tidak mengerti langsung saja bertanya kepada cowok itu. "Loh Nico? lo ngapain?"

"Mesan makan lah, ngapain gue ke kantin kalau nggak ngapa-ngapain."

"Bu, nasi kuning satu." Nico menoleh ke cewek yang ada disebelahnya itu. Salma.

Perlahan Nico melangkahkan kakinya mendekati Salma, dekat, lebih dekat lagi. Salma yang sadar akan itu jadi sedikit takut.

Tiba-tiba cowok itu mendekatkan kepalanya dan berbisik. "Lo ngalangin kulkas, gue mau ambil minum."

Setelah berbisik, Nico menatap Salma. Salma yang baru sadar langsung mencengir dan cepat-cepat berpindah tempat.

Untuk menutupi salah tingkahnya, Salma memesan satu sup ayam. Tidak lupa, Salma di kantin kali ini lebih banyak menyapa teman-temannya. Bagaimana bisa, ini agar gugup dan salah tingkahnya tidak terlihat.

Reza yang menyaksikan mereka berdua dari kejauhan hanya bisa berdecak tidak suka.

"Za, lo nggak papa?" tanya Bella kepada Reza.

"Oh, iya. Gue nggak papa, kenapa emang La?"

"Nggak kok, khwatir aja kayak ada yang aneh sama lo."

"Masa sih," Reza tersenyum kepada Bella.

***

Selesai acara makan-makan di kantin, Salma langsung Reza bawa jalan-jalan ke taman untuk bersantai. Kalian bertanya kenapa jam istirahatnya lama, maklum. Guru-guru ada rapat dadakan, di kelas lain ada ulangan pun jadi minggu depan ulangannya.

"Bella mana?" tanya Salma.

"Udah balik ke kelas, gue yang suruh."

Salma hanya mengohkan saja.

"Sal, gue mau bicara sama lo." Reza menatap manik mata Salma.

"Apa Za?" Salma membalas tatapan Reza.

"Hubungan lo sama Nico apaan?"

"Nggak ada apa-apa."

"Bohong," tukas Reza cepat.

Salma menyipitkan matanya. "Kok lo hari ini emosian banget sih, biasanya lo nggak pernah gini."

Ada jeda sejenak, Reza ingin membuka suara jadi tidak jadi. Akhirnya mereka saling diam di taman sekolah.

"Kemarin ngapain aja sama Bella, gue nonton live kalian loh di Ig." Salma membuka awal percakapan setelah saling diam tadi.

"Temenin Bella cariin kado buat lo," Reza tanpa menatap mata lawan bicaranya.

"Enteng banget bilangnya om, nggak jadi suprise nih." Salma memancing Reza agar tidak bete.

"Eh," Reza tersadar ia keceplosan bilang itu. Harusnya itu ia rahasiakan saja, Reza menoleh kemudian menatap Salma yang menahan tawanya. Ah, cewek itu mudah sekali tertawa.

Tidak ada lagi tatapan bete atau badmoodnya Reza, sekarang tinggal ada tatapan hangat dari manik matanya saat menatap Salma, Reza melupakan segala keresahannya saat melihat Salma dengan sikapnya tadi.

Sepertinya tidak ada hal yang perlu dikhwatirkan oleh Reza karena Salma sepertinya tidak naksri juga sama cowok sialan Nico itu.

Mereka berdua sekarang asik cekikikan dan bercanda gurau di taman, bodoamat orang bilang apa. Toh, keseharian mereka berdua juga kayak gini.

"Andai lo tau Sal."
Batin Reza di sela-sela candaan mereka.

Bella, cewek itu mau mendatangi Indah dan Yatri untuk mendapatkan gosip terbaru tentang sekolah atau apalah itu. Maklum, Bella cewek berjiwa asupan ghibah yang lumayan tinggi sama seperti kedua temannya itu. Beda dengan Salma, kalau ada gosib cewek itu mendengarkan kalau nggak ada ya diam, nggak di cari-cariin.

Bella sengaja lewat taman sekolah karena sedikit kepo. Kepo kenapa Reza mau ke taman belakang sementara nggak ada apa-apa di taman ini.

Bella menatap kebersamaan Salma dan Reza, itu mirip sekali seperti orang yang sedang berpacaran. Berdua-duaan di taman. Hell.

Bella cepat-cepat pergi dari taman agar mereka berdua tidak tau keberadaannya, Ah Bella mirip sekali seperti mata-mata.

Kalian bertanya Bella naksirkah sama Reza? jawabannya iya.

Bella, cewek kaya itu sudah lama care dengan Reza. Siapa sih yang nggak mau sama cowok pintar, hangat, ramah, murah senyum, tampan lagi seperti Reza. Cowok itu benar-benar tipenya Bella.

Kapan ya, Reza peka dan mau jadiin Bella pacarnya?

TBC.

Love&Friendship | L&FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang