"Za." Panggil Salma ketika Reza asik menyetir.
"Kenapa?"
"Gue orangnya gimana?" tanya Salma iseng.
"Tumben nanya begituan." Reza melirik cewek itu sebentar lewat kaca spion lalu kembali fokus kejalan.
"Iya, soalnya ada orang yang bilang gue tuh anaknya lucu, imut. Terus ya, dia juga bilang gue tuh nggak terlalu cantik tapi selalu gemesin."
"Hfftt, serius lo? Ada yang bilang lo begitu?" Reza menahan tawanya.
"Kok ketawa? Gue serius loh ini. Gue gemesin kan? Ngomong dong Za." Salma memaksa.
Reza diam sebentar lalu menghela napas berat. "Lo lebih dari itu Sal, banyak kata-kata indah yang selalu bisa gambarin gimana lo. Kata-kata buruk mah nggak ada, kecuali pemalas."
"Gue nggak pintar itu masuk nggak kata-kata buruk misalnya bodoh."
Reza menggeleng. "Enggak, itu malas. Kalau lo berusaha lo bisa kok pintar."
"Btw siapa yang bilang gituan ke elo?"
"Nico. Kenapa emangnya?"
"Nggak papa kok, nanya aja."
Reza menaikkan gas motornya dari yang sebelumnya hingga membuat Salma berpegangan erat dipinggang cowok itu.
"Za jangan cepet-cepet." Intruksi Salma.
"Biar cepat sampe rumah." Nada bicara Reza berubah dingin.
"Kalau jatoh terus masuk rumah sakit pokoknya gue nggak mau tau lo yang bayar biaya perawatan gue."
Reza tidak memperdulikan itu.
***
Salma turun dari motor dan menatap jengkel pada Reza, bagaimana bisa cowok itu tidak memperdulikan Salma yang memintanya jangan terlalu cepat berkendara.
Salma menatap lama Reza, cowok itu tidak ingin menatap muka Salma.
"Kalau dijalan jangan ngebut-ngebut lagi, bahay-"
"Gue balik." Reza menutup kaca helmnya.
"Kalau gitu hati-hat.....i." Ucapan Salma sempat terjeda karena Salma melihat cowok itu tidak memperdulikannya dan langsung menaikkan gas motornya meninggalkan rumah Salma.
Salma mengerutkan keningnya lalu mengangkat bahu, tanda tidak mengetri dengan sikap Reza yang seperti itu dan tidak berniat mencari tahu lebih dalam lagi.
Salma menghampiri Revan yang sedang bermain game. Ia kemudian menaruh pesanan Revan tadi di meja hadapan Revan.
"Kapan sih balik ngampusnya? Ngerepotin orang aja."
"Lo nggak seneng kakak lo ini di sini?" Revan tidak mengalihkan perhatiannya dari game.
"Bukannya gitu, itu teh pesenen lo bayarnya pake duit Reza soalnya nggak cukup duit gue."
"Duit lo abis?" Revan menatap Salma.
"Namanya juga jajan di sekolah," Salma pergi meminggalkan Revan dan masuk ke dalam kamarnya.
***
Salma: Hallo
Nico: Kenapa?
Salma: Nggak papa kok hehe...
Nico: Oke
Salma gemas dengan isi chat dirinya dan Nico, bagaimana bisa sesingkat ini. Tidakkah Nico peka apa maksud dari pesan yang Salma kirim? Salma sudah mengumpulkan niatnya sejak satu jam yang lalu.
Akhirnya karena tidak tahu harus apa, Salma memutuskan tidak merespon lagi chat dari Nico.
Ting. Notifikasi berbunyi, yang awalnya malas Salma jadi menganga melihat pesan baru dari Nico.
Nico: Gimana malamnya, udah bantu nyokap masak?
"Aaakkhhhh!" Salma berteriak tidak percaya.
Salma: Udah kok, tadi juga diajarin sama mama cara bikin rendang hehe.
Nico: Hebat dong.
Salma: Kata mama, gue belajar jadi istri yang baik 😆
Nico: Semangat
Salma: Ihihiii...
Oh ya, kalau kalian bertanya kenapa nama Nico dikontak Salma bukan lagi "Calon suami" alasannya karena kalau ketahuan ibu Salma, itu bukan lagi hal yang lucu.
TBC
Selasa, 30 Juni 2020
Hallo, maaf ya lama nggak up. Terus ini pendek bnget juga.
Jangan lupa vote hehe, dadahhh see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Teen FictionFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...