"Ekhm," Salma berdehem setelah menyeruput kuah bakso.
Ternyata keduanya menang pergi ke paman bakso, mau tidak mau Reza menurutinya karena sifat Salma selalu keras kepala. Yang Reza bisa hanya iya, iya, dan mengiyakan saja.
"Za gue mau cerita."
Reza menoleh mengalihkan perhatiannya dari ingin menyuap bakso jadi tidak jadi karena Salma.
"Sshhh aahhh, apaan." Reza bicara dengan mulut yang kepedasan.
"Kalau gue suka sama cowok gimana? Hehe," Salma mencengir.
"Ekmm, terus?" Reza mempersiapkan diri mendengar penuturan Salma lagi. Reza yakin ini ada hubungannya dengan cowok sialan yang bernama Nico.
"Terus gue ngebet banget pengen dia jadi cowok gue gimana Za?"
"Wajar lah, lo kan cewek." Reza berpura acuh.
"Kalau misalnya kami jadian, lo gimana Za?"
"Gue sih iyain aja,"
"Bener nih?"
"Hehmm" Reza mengangguk.
Hening, Salma kembali menikmati baksonya.
"Siapa yang lo taksir?" tanya Reza.
"Cowok baik-baik nggak?" tanyanya lagi.
"Pastilah." jawab Salma.
"Oh."
***
"Dadah Reza, hati-hati ya." Salma melambaikan tangannya.
Reza tersenyum dan mengagguk kemudian menaikkan gas motornya menjauh dari rumah Salma.
Apa yang Reza lakukan sekarang? tugas semua sudah dikerjakan, bermain ke rumah Salma sudah. Reza masuk kedalam kamarnya ketika sudah sampai rumah. Reza merebahkan dirinya, Reza memutuskan sepuluh menit lagi ia akan mandi. Sekarang ia ingin merenung sebentar saja.
Reza memandang langit-langit kamar, entah apa yang Reza pikirkan, ia juga tidak mengerti. Rasanya sekarang ia merindukan seseorang, tapi siapa?
Bella? Ah tidak mungkin, mana bisa Reza merindukan cewek itu. Rindu tidak jijik iya.
Katakan saja Reza jahat menilai cewek seperti itu, Reza tidak peduli.
Sementara Salma, apa yang bisa Reza lakukan agar bisa memiliki sahabatnya itu. Dengar, sebelumnya Reza tidak pernah berpikiran untuk menjadikan Salma lebih dari sahabat seperti ini. Tapi dengan datangnya cowok sialan bernama Nico itu dalam hidup Salma dan Reza, Reza jadi takut kalau cowok itu akan merebut Salma darinya.
"Auhhhh akhh!" Reza menendang dinding kamarnya karena kesal memikirkan yang seperti itu. Jangan katakan kalau Reza terlalu overthingking. Reza takut itu akan menjadi nyata.
"Sialan." Reza mengumpat, ia berangkat dari kasur. Dengan langkah tertatih Reza berjalan menuju kamar mandi.
***
Nico: Kabar lo baikkan?
Bella: Cie kangen haha
Nico: Dih geer
Bella: Kabar gue baik kok, gue juga udah dapet temen di sini.
Nico: Tidur lo teraturkan?
Bella: Teratur kok, elo gimana?
Nico: Sama
Bella: Salma fine-fine aja kan?
Nico: Siapa yang mau nyakitin Salma atau ngintai dia? Khawatir amat.
Bella: Jawab dia baik atau enggak 😡
Nico: Siapapun yang nyakitin dia, gue bakal pukul dia. Lo tenang aja.
Bella: Aaa sosweet, kan gue jadi ngiri 😩
Nico: ?
Bella: Mau juga ngerasain keuwuan kalian berdua 🙂
Nico: Gk jelas.
Bella: APA KATA LO? LO NGGAK NGERTI CEWEK DIEM AJA!
TBC.
22 Mei 2020
lama bangt gk up, jadi ngerasa bersalah bikin kalian nunggu lama. Maaf ya, word nya juga dikit aja.
Maaf sekali lagi, ini aku lagi males mikir 😭
Dadahh see youu umachhh
besok hari raya idul fitri, mohon maaf lahir batin ya 🤗♥️🌻
Semoga segala dosa kesalahan diampuni sama Allah swt. ditahun selanjutnya bisa ngerasain lagi ramadhan.🌻🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Teen FictionFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...