Para guru siang ini sedang rapat, bukannya pulang mereka malah dikasih tugas. Dan parahnya lagi, tugas yang harusnya bel berbunyi sudah dikumpul malah mereka tunda dan akan mengumpulnya diminggu depan sesuai dengan jadwal yang ada.
Hanya di kelas Salma yang seperti itu, teman-teman Salma memang selalu solid.Dalam kelas yang ribut. Ada Salma, Bella, juga ada Yatri dan Indah yang berkunjung ke kelas XI-2 Mipa . Mereka saat ini sedang asik-asiknya mengobrol dan bergosib.
"Eh, lo semua tau nggak. Mita jurusan Ips itu naksir sama Kevin yang otaknya kecil kayak udang," heboh Yatri menghentakkan kipas lipat milik Indah.
Melihat reaksi Yatri, ketiga temannya; Salsa, Bella, dan Indah hanya menatap dan mendengarkan apa yang Yatri bicarakan. Mulut mereka bertiga sedang asik-asiknya mengunyah kuaci yang dibeli oleh Yatri sekaligus banyak sebagai persediaan dalam kelas tadi.
"Kok lo semua diam aja sih?" tanya Yatri heran.
"Udah tau, lo ketinggalan berita," jawab Indah cuek. Yah, siapa lagi yang bisa menandingi koneksi Indah dalam hal gosib?
"Paling nggak pura-pura ikutan heboh gitu kek," cicit Yatri merajuk. Cewek seperti Yatri memang sangat mudah menanggapi segala sesuatu, sering kali ia marah-marah sendiri.
"Emang kenapa kalau Mita naksir Kevin? kan setiap manusia punya selera dan tipenya masing-masing," seperti biasa. Bella adalah cewek yang selalu berpikir logis, dan tidak malu untuk mengeluarkan pendapatnya kepada siapa saja.
Salma, memandang Bella kagum. Memang ia selama ini harus bersyukur hidup dikelilingi oleh orang yang baik, contohnya Bella. Salma menepuk tangannya girang pertanda ia sangat setuju dengan opini Bella. Bella menoleh mendengar tepukan Salma, ia memasang muka berlagak sombong.
Ketika sedang asik-asiknya keempat cewek itu bergosib. Reza melambaikan tanggannya ke udara mengarah dengan pandangan Salma.
"Salma, sini!" teriak Reza dari barisan tempat duduk paling belakang pojok dekat dengan dinding kelas.
Salma yang melihat itu langsung memisahkan diri dari ketiga temannya, dengan langkah kaki ringan Salma menghampiri Reza kemudian duduk di kursi sebelah Reza menyisakan sedikit jarak antara mereka.
"Kenapa Za?" tanya Salma kepada Reza.
"Mau dekat lo aja, lo sadar nggak sih? belakangan ini gue jarang ada waktu buat lo," Reza menatap wajah Salma, tanggan memainkan polpen yang ada di meja. Entah polpen milik siapa, yang jelas tempat duduk itu adalah tempat Siti dan Winda, kemana saja si empu tempat duduk? yang jelas mereka pasti sedang berkunjung ke kelas sebelah mirip kelakuannya seperti Yatri dan Indah yang nyasar ke kelas Mipa 2.
"Santai aja Za, gue tau kok kita punya waktu dan kehidupan masing-masing." Salma menyelipkan anak-anak rambutnya ke belakang telinga dan menoleh dan membalas tatapan mata Reza.
"Hmm, gimana kalau balik kita sekolah kita jalan-jalan. Gue tau di mana cafe yang pas dekat dengan sekolah," tawar Reza kepada Salma.
Salma tersenyum dan memamerkan giginya, sepertinya Reza lupa jika dia pulang bersama Bella. "Za, lo lupa? bukannya lo balik sama Bella nanti?"
Reza mengubah posisi duduknya yang tadinya tegap sekarang jadi bersandar di kursi. Tangga ia lipat di dada, kemudian menerutkan kening. "Gue lupa, tapi lo sama gue tadi berangkatnya. Terus pas balik lo pakai apa?" tanya Reza kepada Salma.
"Gue naik angkot," jawab Salma santai. "Lo balik sama Bella ngapain? kan, Bella punya sopir jemputan?" tanya Salma heran.
Reza tersenyum dan mengacak-ngacak rambut Salma gemas. "Urusan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Teen FictionFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...