Salma dan Reza baru saja keluar dari pintu cafe. Reza melepaskan tangan Salma dari genggamannya, berniat pergi sebentar untuk mengambil motornya yang berada di parkiran. Sekalian untuk membayar biaya parkirnya.
"Lo tunggu sini ya," perintah Reza lembut kepada Salma. Sedangkan Salma hanya membalas anggukan kepala.Dengan cepat Reza berjalan menuju area parkir. Selang beberapa menit Reza datang dengan helm yang sudah terpasang di kepalanya sambil mengendarai motor miliknya. Reza berhenti di depan Salma yang berdiri, ia langsung memasangkan helm yang satunya lagi kepada Salma. Tanpa bantahan Salma mengiyakan saja, setelah itu Salma menaiki motor milik Reza. Keduanya kemudian melesat di jalan raya.
Di perjalanan tidak ada ocehan Salma di balik punggung Reza. Reza yakin pasti ia tertidur, yang Reza ketahui biasanya Salma hanya diam jika ia merajuk atau pun tidur. Reza melambatkan kecepatan motornya, lalu mengajak Salma bicara.
"Sal, lo tidur?" Reza menatap kepala Salma di belakang punggung Reza.
"Hmm," Tidak ada jawaban selain itu.
"Lo tidur di motor bahaya, mending kita singgah ke minimarket dulu. Lo beli minum biar lebih seger,"
Tidak ada balasan dari Salma lewat ocehannya. Reza membawa motornya dengan santai lalu berhenti di depan minimarket terdekat. Reza menurunkan standar motornya lalu menyuruh Salma untuk turun.
"Turun."
Salma pun turun, Reza langsung memandang wajah Salma. Terlihat begitu mengantuk. Salma melepaskan helm yang Reza berikan tadi.
"Lo nggak masuk?" tanya Salma.
"Lo aja, gue tunggu di sini," jawab Reza.
"Yaudah, gue masuk," Salma membuka pintu minimarket dan meninggalkan Reza yang berada di luar.
Saat berada di dalam Salma langsung ke area lemari pendingin dan membukanya. Ia mengambil dua botol air mineral, niat awal Salma hanya itu. Tetapi entah kenapa kakinya terus berjalan hingga berhenti di tempat makanan ringan seperti coklat, snack, dan yang lainnya. Mata Salma tertuju pada satu benda. Coklat. Salma begitu menyukai coklat, apalagi jika itu coklat putih. Badannya mendekati rak coklat, tangannya meraih coklat putih bagian paling bawah. Setelah selesai mengambil coklat di bagian rak paling bawah, sekarang tangannya di penuhi oleh coklat dan botol minum. Ia sengaja tidak membawa keranjang belanja karena ia kira hanya membeli minuman.
Salma terus berjalan mengelilingi rak satu ke rak dua dan seterusnya, mata Salma tidak lepas dari susunan makanan yang nampak begitu lezat meski hanya dari kemasan. Dan, lagi-lagi Salma menabrak seseorang yang tidak ia kenal karena matanya tidak fokus kepada jalan, tetapi di susunan makanan. Perlahan Salma mengangkat kepalanya karena sosok yang ia tabrak memiliki tubuh yang tinggi. Serius, mata salma terbelalak ingin keluar. Sosok yang ia tabrak itu cowok yang sama saat kejadian di cafe tadi. Tapi ada yang berbeda, Bajunya berbeda warna.
Tubuh Salma mendadak kaku melihat tatapan matanya yang sulit di artikan bagi Salma. Salma berusaha tersenyum namun malah membuatnya semakin konyol, dalam hati ia ingin mengutuk dirinya sendiri.
"Hai," Salma menyapa cowok dengan senyum andalannya. Kaku. Tapi mau bagaimana lagi, karena Salma seorang anak yang tidak segan untuk menyapa orang terlebih dahulu.
Tidak ada balasan, malah tatapan matanya semakin misterius. Tanpa rasa takut sedikit pun Salma membalas tatapannya. Selang beberapa detik, cowok yang tanpa senyuman itu meninggalkan Salma yang masih berdiam di tempat.
Cowok itu pergi ke area yang berbeda. Salma terus memperhatikannya sampai akhirnya punggung cowok itu lenyap dari pandangannya. Sadar akan itu, dengan cepat Salma pergi ke meja kasir. Beruntung coklat dan minumannya masih utuh di tangannya, dan tidak ada drama jatuh seperti di film-film.
Setelah membayar, Salma membuka pintu minimarket lalu mendapati Reza yang tengah memainkan ponsel miliknya. Sejurus kemudian, Salma meminta Reza agar cepat membawanya pulang.
"Za, ayo pulang," pinta Salma tergesa-gesa.
Reza yang tengah sibuk dengan ponselnya langsung mengangkat kepala melihat wajah Salma. Reza menangkap ada yang berbeda dengan Salma setelah ia keluar dari pintu minimarket.
"Tunggu, perasaan muka lo ngantuk banget deh tadi, kenapa sekarang malah kebalikannya?" Reza menyipitkan matanya menatap Salma.
"Aaaa." Salma berpikir sejenak. "Iya juga ya, ah nggak tahu. Aku mau pulang cepat, udah malam," Salma dengan nada suara yang di buat-buatnya seolah manja.
Setelah mendengar permintaan Salma, Reza langsung memasukan ponsel ke dalam saku celananya. Kemudian ia menaiki motor dan memasang helm miliknya lalu menghidupkan motor, tidak lupa ia memberikan helm kepada Salma. Tanpa perintah Salma memasang helm itu dan langsung menaiki motor Reza. Keduanya melesat lagi di jalan raya dengan motor Reza.
Setelah sampai di depan rumah Salma. Salma turun dan melepaskan helm kemudian memberikannya kepada Reza. Reza sedikit heran, perasaan tadi Salma sangat mengantuk.
"Kok lo nggak ngantuk?" Reza bertanya untuk kedua kalinya.
Salma memegang lehernya lalu mencari alasan. "A-anu, kan belanjaan gue banyak di minimarket tadi. Nih sekalian gue beliin dua botol minum, satunya buat lo," Salma menyerahkan botol minum yang ia ambil dari plastik yang ada di tangan kirinya. Ia tidak menyadari kalau alasan yang ia berikan kepada Reza itu tidak masuk akal.
Reza mengambilnya, dan saat ia ingin bicara. Salma terlebih dahulu memasuki pagar rumahnya.
"Dadah Reza, gue masuk dulu," Salma melambaikan tangan kepada Reza lalu meninggalkan Reza yang masih di atas motor.
🍉
Salma membuka pintu rumahnya, lalu membersihkan diri kemudian masuk ke dalam kamarnya. Karena ia sudah mengetahui ibunya sudah tertidur lelap di jam seperti ini, ia urungkan niat untuk menghampiri ibunya.
Salma duduk di depan meja belajarnya sambil menyantap coklat juga minuman yang ia beli di minimarket tadi, bukannya tidur malah Salma sibuk mainkan ponselnya. Setelah menutup ponselnya ia pergi keluar kamar untuk sikat gigi, kebiasaannya menjelang tidur. Kemudian kembali lagi ke kamarnya dan duduk kembali di depan meja belajarnya. Tangannya memain-mainkan buku diary miliknya. Aneh, Salma mengantuk tetapi tidak ada niat untuk cepat tidur. Ia malah memikirkan cowok yang ia tabrak di dua tempat berbeda tadi.
Perasaan bajunya di cafe putih, kok di minimarket jadi hitam sih. Salma berpikir keras lalu frustasi sendiri. Salma mematikan lampu kamarnya lalu berpindah posisi ke tempat tidur, perlahan ia mengantuk lalu tertidur pulas.
Note:
Hai-haiiiii :v
Terimkasihhh pembaca yang budiman atas kesetiaannya menunggu 😭😍
Dadahhhh, sampai jumpa besok-besok ❤🌸🍃😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Novela JuvenilFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...