Malam semakin larut dan Salma semakin mengantuk. kini Salma menguap sudah tidak terhitung berapa kali. Bella sibuk dengan ponsel miliknya, Yatri sibuk dengan makanan snack yang ia bawa dari rumah dan di selingi dengan menonton video konser kpop di ponsel milik Indah. Sementara Indah ikut memperhatikan penyanyi kpop itu, sesekali ia berteriak histeris di saat penyanyi idolanya menanyikan part lagu mereka. Rasa kantuk Salma sudah semakin menjadi. Ia berinisiatif untuk mengajak Reza pulang karena ia sudah tidak tahan dengan kantuknya.
"Eh, gue mau pulang aja deh." Salma berniat memasukan ponsel ke dalam tas selempang kecil yang berwarna ungu pastel miliknya.
Mendengar itu Bella, Yatri, juga Indah serempak menoleh ke arahnya. mereka melihat jam tangan masing-masing.
"Kenapa?" tanya Bella.
"Ngantuk, gue udah nggak tahan sumpah," Salma memegang kepalanya.
"Padahal baru jam sepuluh," ujar Yatri.
"Ya, gue udah nggak tahan banget," Salma menjawab diiringi menguap.
"Yaudah pulang aja, tunggu di sini gue panggilin Reza," Bella langsung bangkit dari kursi dan berjalan melewati orang-orang untuk menghampiri Reza.
Sampainya Bella di meja Radit, Aksa, Dika dan Reza. Bella langsung menghampiri Reza dan menyuruhnya untuk membawa Salma pulang, karena Bella sedikit khawatir takutnya kepala Salma akan pusing dengan ia menahan kantuk demi acara pergantian tahun yang tidak sampai berjam-jam lamanya.
"Reza," panggil Bella di hadapan mereka berempat. Serentak mereka mengangkat kepala ke atas dan mendapati Bella tengah berdiri.
"Kenapa?" tanya Reza.
"Salma ngajak balik," tutur Bella kemudian.
"Hah, kenapa?" tanya Reza lagi. Ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Dia ngantuk," jawab Bella lagi dengan antusias.
"Lah, baru jam sepuluh," Radit mencela perbincangan Bella dan Reza. kaki kirinya ia gerakan dengan cepat di bawah meja hingga menimbulkan getaran di meja.
"Mana gue tau," jawab Bella kepada Radit.
"Yaudah, gue cabut dulu ya," Reza berangkat dari kursinya dan meninggalkan kumpulan teman-temannya. Di susul Bella berada di belakang Reza.
Sebenarnya jarak meja Salma dan meja Reza tidak begitu jauh, hanya saja begitu sulit untuk melewati kumpulan orang-orang yang juga menikmati suasana cafe ini. Banyak orang kesini karena cafe di sekitar jakarta tidak banyak yang bernuansa klasik, walaupun ada, jaraknya begitu jauh. Makanya orang-orang lebih memilih disini selain harganya yang murah juga tempat yang bersih.
"Permisi-permisi!" Reza berusaha menghalau jalan yang sesak oleh orang-orang.
Bella yang berada di belakang Reza hanya diam dan memperhatikan. Ketika meja Salma, Yatri, dan Indah sudah terlihat dengan cepat Bella membuka suara sebelum Reza menghampiri Salma.
"Za, lo habis nganterin Salma, kesini lagi atau langsung pulang," Bella bertanya sedikit ragu.
Reza menengok ke belakang dan mendapati Bella yang tingginya hampir sama dengan Salma, bedanya Bella lebih tinggi sedikit. Tidak hanya kepala yang ia putar ke arah belakang, ternyata di susul dengan tubuhnya. Kini Bella dan Reza saling berhadapan, mata mereka saling bertemu.
"Kayaknya gue bakal balik juga kerumah, nanggung. Lagian masalah kembang api, gue masih bisa nikmatin di balkon rumah," Reza menjawab pertanyaan Bella dengan senyum yang begitu memikat.
Bella menatap senyuman itu, ada perasaan bahagia diselingi sedih. Sedih karena Reza tidak berada di sini bersamanya.
"Yaudah, sana cepetan, nanti Salma bisa ketiduran di meja. Kasihan pelayan perlu ngebersihin ilernya," Bella tersenyum kaku dan berjalan terlebih dahulu di depan Reza.
Reza sedikit aneh dengan Bella. Kenapa ia tidak seperti biasanya, seperti. Bella selalu peduli dengannya. Sedikit cerita, sebelum Reza membawa Salma ke cafe ini. Bella sempat bertanya dimana Reza akan merayakan tahun baru, dan dengan siapa. Reza menjawab tidak dengan siapa-siapa dan ia tidak tahu dimana. Kemudian Bella memberi usulan untuk Reza singgah di cafe milik ayahnya bersama Salma untuk merayakan tahun baru ini. Reza mengiyakan saja dan mengabari Salma, untungnya Salma menyetujui itu.
Sampainya Reza di depan meja Salma dan teman-temannya. Ia mendapati Salma yang benar-benar mengantuk. Seperti biasa, Reza mengerti Salma, anak itu sudah berteman dengannya dari kecil. Salma adalah anak yang tidak bisa tidur terlalu larut malam, tapi entah karena apa Salma masih ngotot untuk bergi bersama Reza malam ini, sebelumnya Reza selalu melarangnya tapi sekarang Reza pasrah. Mungkin karena Salma kali ini tidak mau kalah.
"Ayo, jangan sampai lo ketiduran di sini," Reza membelai puncak rambut Salma. Dan Salma tersadar kemudian berdiri.
Bella yang sampai di depan meja terlebih dahulu langsung menatap keduanya. Begitu dekat juga saling melengkapi, persis seperti memiliki ikatan. umpat Bella dalam hatinya yang mulai sesak.
Salma yang tersadar kemudian melihat ke arah teman-temannya, tidak lupa ia pamit untuk pulang juga melambaikan tangannya meski tidak terlalu bersemangat karena rasa kantuk. Ketiga temannya termasuk Bella tersenyum kemudian membalas lambaian tangan Salma. Reza yang berada di samping Salma langsung memegang tangan Salma karena takut ia hilang keseimbangan. Reza menatap wajah Salma lalu beralih kepada Bella.
"Bella, lo jangan pulang terlalu malem ya. Walaupun ini cafe milik bokap lo tetap aja lo jaga diri baik-baik," Reza kemudian pergi tanpa melihat reaksi Bella.
Setelah kepergian Reza dan Salma, Bella tetap diam. Ia melamun, Yatri dan Indah yang tadinya diam mendengarkan perbincangan mereka, sekarang tertarik untuk membuka suara.
"Bel, lo nggak denger Reza bilang apaan?" tanya Indah.
Bella menatap ponselnya, kemudian hanya mengangkat bahunya.
"Tadi Reza bilang lo jaga diri baik-baik," tambah Indah.
Perlahan Bella mengangkat kepalanya dan menatap wajah Indah juga Yatri. "Beneran?" tanya Bella memastikan.
"Lah, iya. Lo sih, orang ngomong bukannya di dengar malah diam, terus ngelamun," jawab Indah meyakinkan Bella. Disusul anggukan dari Yatri jika ia menyetujui perkataan Indah.
"Ohh," Bella menjawab singkat, tapi perlahan senyum terbentuk dari bibirnya. Bella setengah percaya dan tidak percaya dengan ucapan Indah. Suasana hati Bella kembali normal seketika, malah lebih dari itu. Ada rasa yang sulit di ungkapkan, ia benar-benar bahagia. Dan itu dapat di ketahui lewat ekspresi wajahnya.
Hai! :v
Lama gk update hehe, you know lah. GAK MOOD 😭
Komen aja ya, selalu aku baca kok. Kasih sarannya jangan lupa ya wkwk.
Gutbay, ketemu lagi besok-besok.
dadah....❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
JugendliteraturFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...