025. Menyalin Jawaban

246 16 13
                                    

Reza melangkahkan kakinya lebar menuju kelas karena ia khawatir dengan keadaan Salma karena tadi ia tinggal begitu saja.

Saat melangkahkan kakinya menuju tangga, tiba-tiba matanya langsung menangkap pemandangan yang memilukan hati.

Salma bercerita panjang lebar kepada Nico, entahlah apa topiknya yang jelas Reza tidak menyukai hal itu.

Dari tadi Reza berusaha membuat Salma lebih ceria tapi tidak bisa. Lalu saat ia melihat keberadaan Nico saja disamping Salma, jelas terlihat bahagianya Salma akan hal itu.

Sebegitu menyedihkannya Reza, percayalah mencintai seseorang yang sudah mencintai sosok yang lain tidaklah menyenangkan.

Reza menghembuskan napasnya berat, sesuai dengan keadaan hatinya saat ini. Sangat berat.

Reza melangkahkan kakinya menaiki tangga, dan sontak Salma juga Nico menoleh ke arahnya.

"Reza."

Reza hanya tersenyum mendengar Salma memanggil namanya, ia tidak ingin mengganggu mereka berdua lebih baik Reza meneruskan langkahnya menuju kelas.

"Reza kenapa ya?" tanya Salma kepada Nico, tidak biasanya seperti itu.

Nico mengedikkan bahu tidak tahu.

"Ah, nanti gue tanya pas di kelas. Lo tau nggak?" Salma meneruskan ombrolannya bersama Nico.

"Nggak." Jawab Nico sekenanya.

"Kemaren Revan ulang tahun."

"Terus?"

"Gue hadiahin lipstik," Salma sambil tertawa ngakak.

"kenapa kayak gitu?"

"Biar, kalau dia nggak mau dia bisa ngasih lagi ke gue lipstik itu. Terus nggak sesuai sama ekspetasi gue." Salma cemberut, astaga ekspresinya bisa berubah membuat Nico yang serba kaku jadi merasa gemas.

"Kenapa?" sudut bibir Nico sedikit tertarik.

"Lipstiknya malah dia kasih ke cewek nya, kesel banget kan? Harusnya ke ade dong."

"Itu hak dia lah, lagian nggak ada ide lain selain lipstik?" tanya Nico.

"Mau sih beliin yang mahal, tapi mendingan buat guekan duitnya? buat jajan."

"Hmm, mau gue beliin lo lipstik?" tanya Nico terus terang.

"HAH?!" Salma tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Lo bisa milih apa yang lo mau," tambah Nico.

"Belinya kita berdua ?" tanya Salma.

Nicopun menganggukkan kepalanya.

Bukannya matre, tapi Salma juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Astaga, ia akan jalan berdua dengan Nico. Sebenarnya sudah biasa sih jalan berdua, dengan Revan, dengan Reza. Salma sudah sering, tapi ini dengan Nico.

"Boleh," ucap Salma malu-malu, padahal dalam hatinya ia berteriak menjerit-jerit.

Bel masuk berbunyi, Salma dan Nico kembali ke kelasnya masing-masing.

Salma duduk di kursinya, tapi ada yang kurang. Bella belum juga masuk kelas ternyata.

Reza menghampiri Salma. "Lo duduk bareng gue, bawa tas sama barang-barang lo lainnya."

"Terus si Obbi gimana?" tanya Salma melihat Obbi teman sebangku Reza terlihat sama membereskan barang-barangnya.

"Barteran."

Salma iya-iya saja apa yang Reza katakan, lagi pula ada untungnya duduk dengan Reza. Ia bisa menyalin jawaban ulngan fisika nanti.

Guru masuk dan tanpa banyak basa-basi ia langsung menyuruh semua muridnya untuk menaruh selembar kertas dan alat tulis di atas meja. Selanjutnya ia langsung memberikan soal-soal ulangan.

Love&Friendship | L&FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang