"REVAN JALANIN MOTORNYA JANGAN KENCENG-KENCENG!" Salma berteriak di telinga Revan. Ini adalah perjalanan mereka pulang ke rumah.
"Udah lo diem, tangan lo kekencengan. Sakit!" Revan mulai menurunkan kecepatan motornya. Rasanya sekarang Revan pusing dan mau mual karena Salma berpegangan dengan cara memeluknya sangat kencang.
"20 aja kecepatannya." Intruksi Salma.
"Kapan sampe rumahnya kalau gitu, udah 80 aja. Pegangan!" Revan menaikkan lagi gas motornya.
"Revan, Revan, Revan AAAAAA.... MAMA AKU NGGAK MAU MATI MUDA!" Terika Salma kencang, sekencang-kencangnya.
"YA ALLAH JANGAN DULU AMBIL NYAWA SALMA, SALMA BELUM NIKAH SAMA NICO. SALMA MAU PUNYA ANAK CUCU SAMA NICO NANTI HUAAAAAAAA....!!!" Salma berdoa.
Kalau Reza bawa motornya masih aman karena dia bisa mendengarkan apa kata Salma, kalau ini. Bandelnya ketulungan.
Revan tidak memperdulikan adiknya di belakang, pegangan Salma pada perut Revan semakin erat. Ternyata jailin adek sendiri itu menyenangkan.
***
Sampainya di rumah, Salma langsung mengadu kepada ibunya. "Ma, Revan tadi mau bunuh aku."
"Hah? maksud kamu?" tanya ibunya.
"Tadi Revan bawa motor diatas 80, mama omelin aja dia di luar sana. Salma males," Salma pergi ke kamarnya, perasaan Salma saat di motor tadi sama seperti simulasi mendekatkan diri pada ajal.
Baik lah sekarang Revan akan mendapatkan ceramah ibunya panjang lebar, tapi untungnya Revan sudah mengetahui apa yang terjadi.
Revan sudah membelikan dua bungkus lalapan buat sang ibu. Jaga-jaga, paling tidak omelannya tidak akan lama.***
Titit!
Salma membuka pagar rumahnya setelah mendengar suara klakson motor Reza. Yup, mereka berangkat bersama lagi. Sudah menjadi kebiasaan Reza berangkat dan pulang sekolah bersama Salma.
"Di sekolah nanti lo jangan jauh-jauh dari gue ya?" pinta Reza.
"Kenapa?" tanya Salma heran.
"Takut ada yang ngambil lo dari gue."
"Apaan Za, gue nggak ngerti."
"Udah lupain aja, cepetan naik."
Salma menaiki motor Reza dan mereka berangkat ke sekolah.
"Lo pake parfum ya?" tanya Salma.
"Iya, kenapa?"
"Parfum yang lama juga kan? Yang lo pake pas kita joging."
"Iya,"
"Kenapa belum lo ganti wanginya sama yang lain?"
"Mau gue ganti tapi orang yang janji mau nemenin gue belinya malah jalan sama yang lain, terus dia lupa sampe sekarang. Gue juga nggak masalah sih bau-bau parfum kayak gini, mau kayak bau om-om juga nggak papa." Sindir Reza.
"Ehehehe, mau gue temenin Za?" Salma menyedari kesalahannya.
"Kalau php doang mending nggak usah."
"Gue beneran kok, balik sekolah nanti kita beli. Oke?"
"Beneran nih?" tanya Reza.
"Iya lah, emang ada tampang-tampang gue suka boong?"
"Banget."
Sampainya mereka ke sekolah, Nico menghampiri keduanya sebelum masuk kelas.
"Dari Bella," kata Nico langsung memberikan surat ke tangan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Teen FictionFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...