"Kalian aja lah jalan, gue capek mau istirahat." Salma mengeluh karena kecapean olahraga. Padahal yang begitu excited tadi mengajak olahraga adalah Salma.
"Kok cape terus sih dari tadi?" tanya Reza heran.
"Nggak ada penyemangat makanya cepat cape." Jawab Salma sembarang, tangannya yang kanan untuk mengusap keringat dan yang satunya untuk mengipas-ngipas wajahnya.
"Ayo Salma semangat! udah gue semangetin kan lo." ujar Reza.
"Ish bukan lo," Salma jutek.
"Terus siapa?" tanyanya lagi.
"Suruh Nico nyemangatin gue hehe.." Gila, Salma gila. Bisa-bisanya bicara seperti itu. entah ia yang mengigau atau apa, apakah dia tidak sadar dengan ucapannya tadi akan menyakiti satu hati.
"Hah! kenapa sama Nico?" Bella mengalihkan perhatiannya dari tadi keponsel sekarang kewajah tak berdosa Salma.
Reza berdehem kemudian. "Yaudah lo istirahat aja, nggak perlu minta disemangatin sama anak orang." Reza kemudian menoleh keBella. "Ayo la, lanjut. Salma biarin aja istirahat."
"Tadi kalian nyebut-nyebut nama Nico kalian ngomong apaan." Bella masih heran.
"Gue su-" mulut Salma ditutup oleh tangan Reza ketika ia ingin melanjutkan omongannya. "Mhmmmmm." Salma memukul-mukul tangan Reza supaya lepas dari mulutnya.
"Nggak ada apa-apa La, ayo." Reza membawa Bella menjauh dari Salma, Reza menoleh kebelakang melihat Salma yang tampak kesal diulahnya.
"Biasanya Salma lincah, kok tumben banget hari ini dia kayak cepat cape kayak gitu." Bella membuka suara disaat hanya ada ia dan Reza.
"Nanti juga lincah kok, itu dia cuman nggak mood." Jawab Reza ngasal.
Bella berOh ria mendengar penuturan Reza.
Bella memasang headset berwarna kuning dikedua telinganya, ia kemudian memutar sebuah lagu lewat ponselnya. Sambil bersenandung kecil, tiba-tiba headset yang ada ditelinganya yang sebelah kiri Reza rampas.
"Lo lagi dengetin lagu apa?" Reza ikut menyumbatkan satu pasang headset itu ketelinganya. Sedangkan yang satunya lagi masih tertempel ditelinga Bella.
"A.. Lo dengerin aja dulu, nan-nanti lo juga tau kok lagunya." Bella sedikit gugup, ini pertamanya ia berinteraksi dengan Reza dengan jarak begitu dekat. "Salma baper nggak sih diginiin tiap waktu sama Reza?" Batin Bella.
Selang beberapa detik kemudian, Reza melepaskan headset dari telinganya. "Oh tau gue."
"Seru kan lagunya?" tanya Bella, matanya curi-curi pandang untuk menatap mata Reza. Kalau ia menatapnya tanpa curi-curi pandang bisa-bica ia pingsan, sekarang saja ia sudah panas dingin.
"Iya, persis banget sama perasaan gue sekarang." Jawab Reza. Lagu yang mereka maksud adalah Sahabat Jadi Cinta- Zigaz.
"Ekhm, oh." Bella berdehem, ia mengerti dengan apa yang Reza maksudkan. Perasaan Reza ada di Salma, Bella sadar itu. Tapi berjuang bisa kan?
"Boleh nggak gue dengerin lagi?" tanya Reza kepada Bella.
"Silahkan." Bella antusias.
Reza menyumbatkannya lagi headset yang ia lepas tadi ke telinganya. Keduanya pun sama-sama asik menikmati lagu itu.
***
Salma duduk dibangku stadion bagian atas, tertumben ia kesini. Seumur-umur kalau olahraga di stadion ia tidak pernah sama sekali duduk disini. Salma merentangkan kakinya, air yang Nico berikan padanya sudah tersisa setengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Fiksi RemajaFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...