Jam pelajaran pertama, guru di depan sibuk menjelaskan. Bukannya memperhatikan, Salma malah memikirkan masalah saat di lapangan upacara tadi.
Salma melirik Bella yang ada di sebelahnya. Cewek itu tidak mau bicara dengannya. Salma ingin menegurnya tapi Salma sudah kecewa dengan perlakuan mereka tadi.
Indah dan Yatri tadi berbicara merendahkan Salma, harusnya Bella memihak kepada Salma dengan cara membelanya dan tidak membiarkan mereka terus merendahkannya.
Atau, Bella juga ikut mereka berdua? Yah, siapa tau.
Sakin sibuknya Salma memikirkan itu, tidak terasa bel istirahat berbunyi. astaga, berarti pekerjaan Salma dari tadi adalah memikirkan masalah itu dan materi apa yang bisa ia ambil dari materi ini.
Ia menatap papan tulis yang dipenuhi penjelasan-penjelasan guru membuatnya semakin pusing, bagaimana ia mengerti kalau ia tidak memperhatikan penjelasannya tadi.
"Habis istirahat kita perlu bicara."
Salma menoleh ke sumber suara itu, ternyata Reza sedang bicara dengan Bella. Reza menghampiri Bella yang masih duduk di kursinya.
"Sal, ayo kantin." Reza menarik tangan Salma dan Salma mengikutinya saja.
Begini pribadi Salma, jika ia dijahati, ia sama sekali tidak berniat menjahati balik seseorang itu. Tapi kedepannya kita masih belum tahu, entah seseorang itu semakin menjadi sikapnya. Bisa saja Salma membela dirinya sendiri.
***
Sampainya di kantin, Reza langsung mengarahkan untuk mencari tempat duduk terlebih dulu sebelum habis di duduki oleh murid lain.
"Lo mau apa, biar gue yang pesenin," Reza bersuara setelah Salma baru saja mendaratkan bokongnya di kursi.
"Ngikut aja gue Za."
"Yaudah lo tunggu aja," Reza melangkahkan kakinya pergi menjauhi Salma dan menghampiri Ibu kantin.
Jika boleh dibilang seberapa beruntungnya Salma memiliki Reza, dengan mudahnya Salma menjawab sangat beruntung. Lihat saja seberapa perhatiannya Reza kepada Salma, ahh beruntung sekali orang yang berhasil mendapatkan hati Reza nantinya.
Pesanan datang disusul Reza yang duduk berhadapan dengan Salma.
"Makan dulu, sebelum fisika menghampiri." Reza mengambil mangkok yang berisi cabai dan mengambil dalamnya beberapa sendok.
"Selamat makan," Reza asik menyantap baksonya. Maklum, makan ditengah lapar berbeda rasanya dengan makan ditengah kenyang.
Reza tersadar dengan Salma yang hanya diam, ia mengeti apa yang Salma pikirkan. Hari ini dia sama sekali tidak seceria biasanya.
"Udah jangan dipikirin." Reza mebuyarkan lamunan Salma.
Salma yang saat itu tengah asik mengaduk-aduk minuman teh esnya sambil melamun.
"Nggak, gue nggak pikirin apa-apa kok." Salma mengelak.
"Lo bohong lagi gue cium lo," komuk Reza terlihat sedang tidak bercanda.
Salma diam, kok Reza bisa tahu sih Salma sedang berbohong kepadanya?
"Terus gue harus apa Za,"
"Yang harus lo lakuin adalah bodo amat, biar gue yang ngurus semua."
"Loh, kok.."
"Udah santai aja, lo negur mereka malah semakin menjadi hinaan mereka sama lo."
Salma memicingkan matanya menatap Reza. "Lo peduli banget sih sama gue. Jangan-jangan lo suka ya sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love&Friendship | L&F
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU ^^ Salma seorang sahabat sekaligus kekasih bagi Reza, meskipun ia tidak menyatakan cintanya tetapi lewat sikap yang ia berikan sudah cukup untuk pembuktian jika ia menyukai Salma. Nico cowok yang Salma kagumi. Bicaranya selalu to the po...