012. Kaku

488 59 77
                                    

Salma turun dari motor Nico. Sepanjang perjalanan hanya suara angin diantara mereka. Yang benar saja, Salma duduk saja kaku apalagi mengajaknya bicara.

Begitu pula Nico, entah itu cowok menyadari atau tidak kecanggungan antara ia dan Salma. Ia hanya diam dan fokus ke jalan raya.

"Makasih ya," ucap Salma saat ia sudah turun dan ingin membuka pintu gerbang rumahnya.

Nico tidak membalas ucapan terimakasih Salma, ia hanya menganggukan kepalanya dan memandang Salma yang memasuki pagar rumahnya.

Saat hendak menutup pagar, Salma menoleh ke Nico. Mata mereka bertemu, Salma berdehem. "Lo hati-hati di jalan ya," Salma langsung menutup pagar dan tidak peduli bagaimana reaksi Nico setelahnya. Yang jelas Salma tidak ingin mendengar apa-apa saja kata yang keluar dari mulut Nico.

Nico melihat tingkah Salma yang malu-malu saat bersamanya. Ketika Salma menutup pintu pagar dengan nyaring, di situ Nico mengulum senyum yang jarang ia tampilkan.

***

Salma membuka pintu rumahnya, saat selesai melepas sepatu. Ia langsung terkejut melihat kehadiran Ibunya.

"Ayo, itu tadi siapa?" goda Ibu Salma.

"Eh, Mama!" Salma mengelus dadanya, kemudian menghembuskan napas. "Siapa apanya Ma?" tanya Salma.

"Cowok tadi, Mama lihat semua loh." Ibunya mengedipkan sebelah matanya kepada Salma.

Salma terkekeh, "Mama ngintip dari mana?"

"Dari jendela, Mama abis nyapu teras rumah. Terus pas masuk lihat kamu," tutur Ibu Salma. Salma membentuk huruf O pada mulutnya kemudian mengangguk ringan.

"Kakak kamu mau pulang nanti lusa," Ibu Salma berjalan menuju dapur.

Salma mendengarkan Ibunya kemudian berjalan mengikutinya ke arah dapur karena ia ingin membersihkan diri.

"Revan?" tanya Salma memastikan.

"Iya," suara potongan bayang terdengar di ruangan dapur. Ibunya sedang memasak.

"Ohhh," Salma masuk ke kamar mandi, lalu setelahnya ia ingin ke kamar untuk tiduran dan memainkan ponsel.

"Mau kemana?" tanya Ibunya.

"Kamar," jawab Salma, tidak lama tangannya ditahan oleh sang Ibu.

"Bantuin Mama."

Salma menatap wajah Ibunya kemudian beralih ke kegiatan yang dilakukan Ibunya. Ibunya sedang memasak. Astaga, ini hal yang paling dihindari oleh makhluk seperti Salma.

"Aaa..., Salma belum laper. Mama aja duluan makan," Salma melepas tangannya dari sang Ibu kemudian berlari ke arah kamarnya. Salma tidak memperdulikan teriak Ibunya yang menyuruhnya untuk turun dan menemui sang Ibu.

Tibanya Salma di kamar, Salma mengecek notifikasi yang ada saat koneksi sambungan data ponsel yang ia hubungkan. Pertama kali ia saksikan adalah notifikasi Bella sedang melakukan siaran langsung di instagram pribadinya.

Karena kurang kerjaan, Salma menekan notifikasi itu dan memasuki siaran langsung Bella. Sedikit terkejut, rupanya Bella masih bersama Reza. Ke mana mereka?

Salma terus mendengar omongan dan sapaan mereka dari layar ponsel Bella. Sesekali Bella mengerjai Reza, Salma ikut terhibur dengan itu karena Reza bisa juga berinteraksi lebih dengan seorang cewek selain dirinya.

***

Reza: Lo udah di rumah?

Salma membaca pesan Reza saat ia selesai mandi. Salma mengerutkan keningnya, bukannya ia pulang dari dua jam yang lalu, kenapa baru sekarang Reza menanyakan itu?

Salma: udah dua jam yang lalu, kenapa?

Salma duduk di depan meja belajar. Bukannya mengambil buku pelajaran karena besok ada ulangan biologi, Salma malah membukan halaman demi halaman novel yang belum ia selesaikan membacanya. Selang beberapa menit, timbul lagi notifikasi dari Reza di ponsel Salma.

Reza: Gue baru ngenterin Bella balik. Lo mau jalan?

Salma: Nggak usah Za, lo pasti capek. Istirahat aja, besok ulangan kan?

Salma menatap pesan yang baru saja ia kirim dan langsung dibaca oleh Reza. Benar kah, tidak ada yang salah bukan? Salma menolak ajakan Reza agar ia tidak kecapean.

Reza: Gue udah belajar, gue nggak capek kok. Ciee perhatian :p

Salma: Ya Allah, kenapa engkau menciptakan manusia yang super geer seperti dia :')

Reza: Yaudah gue sekarang di kamar, mau mandi. Lo belajar, jangan baca novel terus. Gue nggak mau ngasih contekan besok :p

Salma menggerutu, siapa lagi gudang contekannya selama ini kalau bukan Reza?

Salma: Iya-iya. Sana mandi, mau badan lo sampe rumah gue tahu.

***

Reza menatap pesan terakhir yang Salma kirim kepadanya. Reza mengulumkan senyumnya. Reza yakin, pasti sekarang Salma langsung takut dengan ancaman Reza yang tidak ingin memberikannya contekan.

Reza selalu jujur kepada Salma. Sekarang ia memang ingin mandi, tapi ia tunda sejenak untuk memastikan Salma benar-benar sampai di rumah dengan selamat. Reza takut ada hal-hal yang tidak diinginkannya terjadi karena Salma pulang bersama Nico.

Nico? Nama cowok itu baru saja sampai di telinga Reza. Siapa dia? Reza tidak mengetahuinya, yang jelas Reza ingat bagaimana Reza melewati Nico saat malam tahun baru beberapa minggu yang lalu.

Reza baru saja selesai mandi, biasanya Reza langsung pergi dapur untuk mencari makan karena Reza cowok yang mudah lapar.

Reza keluar dari kamarnya dan pergi ke dapur, di sana Reza sudah melihat Ibunya tengah memasak. "Gimana kesehatan Mama?" tanya Reza saat ia membuka pintu kulkas.

Ibu Reza menoleh dan tersenyum hangat. "Sudah baikan, ngomong-ngomong. Salma gimana kabarnya? Mama nggak pernah lihat dia lagi pas Mama keluar dari rumah sakit."

Reza menoleh dan membalas tatapan Ibunya, "Salma baik-baik aja. Besok Reza bawa Salma ke rumah ya."

"Mama seneng banget sama Salma, rasanya kayak punya anak perempuan." Tutur Ibu Reza saat ia memasukan daging sapi kedalam supnya.

"Mama seneng sama Salma apa sama Reza?" goda Reza kepada Ibunya.

"Udah ah, Mama mau masak," usir Ibu Reza kepada Reza sambil mengayun-ayunkan tangannya. Reza terkekeh dan pergi dari dapur saat ia selesai mengambil beberapa irisan buah semangka yang sudah jadi.

***

Nico sedang asik-asik bersantai di depan televisi sekarang. Dan tiba-tiba saja Alfa datang dan menindihnya. Astaga, kalian bisa membayangkan bukan, tubuh Nico sudah kurus di tambah beban seperti berat badan Alfa.

"Woy... Sakit!" teriak Nico kepada Alfa.

Tidak peduli dengan adiknya yang kesakitan, Alfa malah mengajak adiknya berbincang. "Gue tadi liat lo bawa cewek balik sekolah. Gimana sih, kaku banget."

Nico langsung menatap wajah Alfa, ia menunjukan ekspresi tidak sukanya kepada Alfa. "Kaku apanya? Dia yang kaku," tukas Nico.

"Alah, bohongnya ketahuan banget," Alfa bangkit dari tubuh Nico. Ia pergi menuju kolam, sudah kebiasaan bagi Alfa untuk diam dan menyendiri di kolam untuk beberapa waktu sambil membaca beberapa buku kedokteran.

Nico tidak membalas ucapan Alfa, ia hanya menatap kepergian Alfa yang akhirnya hilang juga dari pandangan Nico.

Nico meraih remot saluran televisi, ia mengotak-atik remot untuk mengganti salurannya. Setelah itu, bukannya menonton televisi yang menyala, Nico malah memikirkan kejadian tadi. Saat ia mengantar Salma pulang ke rumahnya.

TBC.

Love&Friendship | L&FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang