4

19.2K 799 20
                                    

"Ikhlas adalah kuncinya"

Selang beberapa hari setelah Zahra dan Raditya bertemu akhirnya keluarga Ilyasya datang ke mension Al-Farizzi untuk meminang Zahra secara resmi.
Dan di sepakati bahwa pernikahan keduanya akan berlangsung 3minggu lagi.

Zahra/Queen pov

Huuuufffttt ku hela nafasku yang terasa sedikit sesak,, akhirnya keputusan inilah yang ku ambil tentu saja setelah sholat istikharah, karna keputusan terbaik adalah jika kita melibatkan Allah di dalamnya.

Tiga minggu lagi statusku akan berubah,,aku bukan lagi wanita bebas yang tak memiliki tanggung jawab. Aah memikirkannya saja sudah membuatku pusing,, bagaimana tidak? Dalam list hidupku tak pernah ku selipkan rencana untuk menikah di usia 19 tahun. Ya Tuhan aku bahkan baru menjejakkan kaki ku di unversitas.

"Assalamualaikum Ra..." sapa Azzam Asy Shafiq salah satu sahabatku dari bangku sekolah menengah pertama.

"Waalaikumsallam Zam..."

"Ku perhatikan sedari tadi kau melamun Ra,,ada masalahkah,?"

"Hhhhmmmmm...." duuuh aku lupa jika di antara tiga orang sahabatku Azzamlah orang yang paling peka.

"Raaa,!"

"Eh iya Zam....emz maksudku,,,," ih kenapa si setiap di dekat Azzam aku selalu begini,,please deh jantung gak perlu berdetak secara berlebihan begini.

"Jadi kamu beneran lagi ada masalah,?"

"Raaaaa......" teriak Qiyya,,Adz Qiyyara Asy Shafiq sahabat ku sedari kecil itu tengah berjalan tergesa-gesa. Huuuft thanks Qiyya kau menyelamatkan ku.

"Apa sie Qi,,kamu bisa gak sih gak usah berteriak seperti itu,?" Omel Azzam fyi Azzam dan Qiyya adalah saudara kembar namun karna sedari kecil Azzam di asuh oleh kakak dari ayahnya maka kami baru bertemu dan bersahabat setelah kami SMP.

"Iisshh habis abang sama Zahra jahat banget,,bukannya nunggu Qiyya malah asik pacaran di sini,!" Rajuk Qiyya.

Mendengar Qiyya merajuk seperti itu membuat aku memutar bola mata ku.

"Apaan si Qi,,,kami cuma ngobrol doank,! Oh iya di mana Shafa,?" Tanyaku pasalnya hari ini aku belum melihat Zaskia Asshafa salah seorang sahabatku juga.

"Shafa masih ke toilet bentar,,! Tar juga kesini dia,,nah tuh dia udah sama do'i aja,!" ujar Qiyya sembari menunjuk ke arah pintu kantin.

"Assalamualaikum sahabat-sahabatku..." sapa Shafa ceria begitu ia dan Ibnu,, Zaqibnu Al-Malik suaminya sampai di hadapan kami bertiga.

"Waalaikumsallam pengantin baru...!" Sahutku dan Qiyya kompak untuk menggoda Shafa dan Ibnu. Shafa dan Ibnu adalah dua orang yang tadinya tak saling mengenal namun akhirnya takdir menyatukan mereka melalui kedua orang tuanya. Seperti aku mereka pun di jodohkan namun Shafa jauh lebih beruntung karna dia bukanlah istri ke dua sepertiku. Astagfirulloh ada apa dengan mu Queen,,? Seperti manusia tak beriman saja menyesali takdir begini.

"Raaa...Zahraa hey.." panggilan Qiyya menyadarkanku.

"Eh kenapa Qi,?"

"Bukan aku yang kenapa,,tapi kamu,!"

"Eh aku,? Emang aku kenapa,?"

"Ya allah Raaa...kalo membunuh itu tidak berdosa dan tidak ada hukum pidananya maka dengan senang hati aku akan membunuhmu sekarang juga,!" Geram Qiyya "Kamu itu semalam chat minta kita semua berkumpul disini ada apa,?"

"Ooohh ituu,!" Ah iya aku baru ingat tujuanku mengumpulkan mereka di sini. Ku keluarkan beberapa amplop dan ku bagikan satu-satu pada mereka berempat.

"Undangan,?" Ujar Azzam sedikit ragu

"Hhhhmmmm..." sahutku sembari mengamati ekspresi mereka setelah membaca nama dua orang yang akan menikah.

"Azzahra Queennesya Al-Farizzi dan Raditya Ilyasya,!" Gumam Azzam "Ra..ini...?"

"Hm..." sahutku menyembunyikan isak tangis.

"Raa..." kurasakan ada yang menggenggam tanganku,,ku lihat mata Qiyya juga berkaca-kaca.

"Pak Ditya bukannya sudah menikah Ra,?" Tanya Shafa sembari ikut mengenggam tanganku.

Dengan berat hati ku anggukkan kepalaku karna kenyataannya memang begitu.

"Bagaimana bisa,?" Lirih Azzam.

Hiks...hiks..ah air mata ini akhirnya luruh juga. Aku takut mereka semua berfikiran buruk tentangku apalagi kulihat kekecewaan di mata Azzam. Aku takut mereka akan menjauhiku.

"Mau cerita,?" Tawar Shafa.

Ku ceritakan semua yang terjadi tanpa terkecuali pada mereka. Ku lihat Azzam menahan amarahnya,,tapi kenapa Azzam sampai marah seperti itu,?

ºººº

Azzam pov

Aaaahhh bisa gila aku. Wanita yang selalu kuselipkan namanya di setiap solatku kini akan di persunting oleh orang lain dan yang membuat aku semakin marah adalah lelaki itu sudah beristri. Demi allah aku tak rela melihatnya menjadi istri ke dua namun aku tak memiliki hak untuk melarangnya.

Masih ku pandangi wajah cantiknya yang kini tengah menangis di pelukkan adik kembarku. Ya Allah kenapa harus seperti ini akhirnya,? Kenapa harus sesakit ini mencintainya,?

"Raa..." panggilku pada akhirnya. Zahra tak menjawab namun ku lihat dia memandangku penuh tanya.

"Kamu...kamu pasti bisa,! Kami akan selalu di sampingmu,!" Ujarku sendu.

"Tapi Zahra mencintai lelaki lain bang,!" Sahut Qiyya. Deg lelaki lain,? Siapa dia,?

"Si...siapa Ra,?" Tanyaku kelu.

"Ish abang itu jadi lelaki harusnya peka donk,! Zahra itu mencintai abang,!" Sahut Qiyya ketus.

Allahu Robbi...jadi cintaku bersambut,? Ya Allah ini lebih sakit dari saat mendapat undangan pernikahannya tadi.

"Raa..." panggilku ragu pasalnya isak tangis Zahra semakin pilu terdengar.

"Maaf Zam...maafkan aku,! Aku tau mencintai yang belum halal adalah dosa mungkin inilah cara Allah menyadarkanku,! Aku permisi assalamualaikum,!" Ujar Zahra kemudian ia berlalu dari hadapan kami.

Sadar bahwa Zahra tak dapat ku gapai maka kubiarkan ia berlalu agar aku pun dapat belajar ikhlas akan takdir dari Allah ini.

ºººº

Assalamualaikum...
Jangan lupa vote dan komen yaaaa.....

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang