18

13.7K 602 7
                                    


Setelah solat magrib berjamaah yang di imami oleh Raditya kini mereka semua tengah menikmati makan malam. Hanya mereka bertiga karna sang mama mertua langsung pamit setelah ia berbincang dengan putranya.

"Bang mau pakai apa,? Biar adek ambilkan,!"Tawar Zahra pada suaminya.

"Apa saja dek..asal bukan sayur,!" Sahut raditya.

"Ck..abang harus makan sayur dong,! Ini adek ambilkan capcai dan ayam kecap...ini menu favorit adek lho bang,!" Bujuk Zahra.

"Ayam kecapnya sih oke tapi capcainya no.."

"Ck...coba dulu ini yang masak adek lho bang,,,!"

"Oh ya,? Kapan coba,?" Ledek Raditya.

"Ish tadi waktu abang dan mama sedang ngobrol di taman belakang,!"

"Cepat sekali,!" Ujar Lysha ikut mengomentari.

"Masak sayur itu tak boleh terlalu lama mbak,,nanti kandungan vitaminnya bisa berkurang atau malah hilang,! Kan sayang kita makan cuma dapat kenyangnya doang,! Jadi abang ini di coba...aaaaa adek suap ini,!"

"Adek please,!" Ujar raditya memohon.

"No abang..aaaaa"

Akhirnya dengan sangat terpaksa raditya membuka mulutnya dan

Hoek...

Baru beberapa detik sayuran itu masuk ke mulutnya raditya sudah memuntahkan makanannya di kamar mandi yang tak jauh dari dapur.

"Kau terlalu kekanakan Zahra,! Bukannya mas adit sudah menolaknya,? Tapi kau keras kepala dan memaksanya untuk makan sesuatu yang tidak dia sukai,!" Cecar Lysha penuh amarah.

"Maaf mbak,,aku tak tau jika akan begini..maksudku..."

"Kau memang tak tau apa-apa tentang suamiku,!" Ujarnya sinis kemudian meninggalkan Zahra yang terpaku di meja makan seorang diri.

"Hiks..hiks maaf bang,! Aku memang bodoh,,aku tak tau apapun tentangmu.! Hiks...hiks..aku bukan istri yang baikkan bang,?" Tangis zahra menyesali perbuatannya padahal maksudnya ia ingin agar suaminya itu mau makan sayur.

"Sssstttt sayang..abang tak apa,! Hanya tadi sedikit mual,,ayo kita makan lagi,!" Ujar Raditya. Saat ia tau jika zahra menangis seorang diri di meja makan dengan tubuh sedikit lemas ia hampiri istri keduanya itu.

"Bang...maaf" sesal Zahra kemudian ia peluk tubuh lemas suaminya itu.

"Sssttt..sudah sayang,! Abang tak apa,,lihatlah abang baik-baik saja kan,! Ayo kita lanjutkan makannya,!"

"Tapi mbak lysha marah bang,!"

"Biarkan,,biar nanti abang yang bilang jika adek tak bermaksud untuk membuat abang begitu,! Sekarang makan yaa,,dan bisakah adek ambilkan capcai untuk abang,?"

"Nanti abang mual lagi,!"

"Pisahkan brokolinya ya sayang,,,sedari kecil abang memang tak bisa makan brokoli,,jika sawi dan wortelnya mungkin abang bisa coba,!" Ujar Raditya lembut.

"Hemm baiklah,!"

Dengan perasaan was was raditya mencoba untuk makan sayur. Dan hap...ketika nasi beserta sayur telah masuk kedalam mulutnya dengan perlahan ia mengunyahnya. Satu detik..dua detik..tak terasa satu suap sayur sudah masuk kedalam perutnya itu.

"Waw...ini sangat lezat adek,! Abang belum pernah makan sayur enak begini,! Biasanya akan selalu menyisakan rasa tak enak di lidah abang,,tapi capcai ini beda,,,abang suka,! Sepertinya mulai hari ini capcai buatan adek akan menjadi sayur favorit abang juga,!" Ujar raditya.

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang