"BERHENTI DI SITU...."Suara dingin itu berhasil menghentikan langkah Raditya.
"Berhenti di situ ku mohon,,,! Maafkan aku bukan maksudku menolak abang,,biarkan aku sendiri dulu,!" Ujar Zahra tanpa melihat suaminya.
Zahra/Queen pov
"Maaf bang aku tak bermaksud durhaka tapi biarkan aku sendiri sebentar saja"ujarku pada bang Ditya.
"Tapi dek..."
"Abang bisa menjemputku nanti,,! Ayah bunda,,daddy mommy,,papa dan mama maafkan Queen. Queen ingin istirahat hanya di temani Nio. Opa juga istirahat yaa,,temani oma katakan pada oma jika Queennya baik-baik saja. Assalamualaikum,!" Ujarku lalu ku pejamkan mataku. Sungguh aku tak ingin ada di posisi seperti ini,,di hari yang seharusnya membuatku sangat bahagia justru aku harus merasakan perihnya sakit di hati. Ya allah sakit ini hadir karna mungkin rasa ikhlas belum ada di hatiku. Buatlah hati ini lapang agar tak selalu merasa tersakiti oleh rasa cemburu.
"Mbak....Nio tau mbak tidak sedang tidur,!" Ujar Nio sembari menghapus air mataku. Ku coba untuk mendudukan tubuhku walau kepala masih terasa pusing.
"Peluk...." ujarku manja pada adik tersayangku ini.
"Dengan senang hati,!"
Dan greepp pelukan hangat itu begitu menenangkan.
"Jangan menangis lagi mbak,!" Ujarnya sembari mengelus punggungku.
"Asal ada kamu...mbak rasa tak ada yang harus mbak tangisi lagi,!" Ujarku sembari mengeratkan pelukanku padanya.
"Hhmmm...."
ºººº
Ravannio pov"Hhmmmm..." gumamku menjawab mbak tersayangku ini.
"Mbak disini aja yaaa,,,! Nio tak mau mbak di sana menangis sendiri,,kalo di sini ada bahu Nio yang bisa mbak pakai buat sandaran,! Ada ayah sama bunda yang siap peluk mbak kapan pun,! Ada oma sama opa yang siap membela mbak,,ada mommy sama daddy juga,!"
"Hhhmmmm...tapi sekarang mbak bukan milik kalian lagi,!"
"Mbak itu selamanya milik keluarga Al-Farizzi,, selamanya akan jadi princessnya daddy dan mommy,,berliannya ayah dan bunda juga ratu di hatinya oma dan opa,! Jangan pernah bicara begitu lagi,, Nio tak suka,!" Ujarku geram bahkan terkesan membentak.
Hiks...hiks...hiks...
Ya Allah apa yang sudah ku lakukan,,huuufffttt ku hembuskan nafasku kemudian ku kecup puncak kepala kakakku ini.
"Tidurlah mbak,,,Nio ada di sini,!"
"Dek..." panggilnya
"Hmmmm...."
"Tolong panggilkan bang Ditya,,mbak perlu bicara sama dia,!" Pintanya membuat aku sedikit tidak suka.
"Nanti sajalah mbak,,,mbak istirahat dulu,!" Ujarku mencari alasan agar ia tak bertemu suaminya.
"Please deek..."
Ya allah bagaimana aku bisa menolak jika dia adalah kelemahanku.
"Ck...tunggu aku panggilkan,!"
"Terimakasih sayang..."
Cup
Ku kecup pipinya sebagai jawaban atas ungkapan terimakasihnya. Apa pun mbak...apa pun akan ku lakukan agar senyum manismu tak hilang dari wajah ayumu itu.
ºººº
Raditya pov
Huuuuufffftttt bagaimana ini,,baru juga aku berjanji akan membahagiakan dia tapi sekarang karna kecerobohanku aku malah nenbuatnya marah.
"Sudahlah mas tak usah terlalu di fikirkan..! Lagian Zahra ini sangat berlebihan sekali sih,, cuma karna kamu bersama ku dia sampai marah begini padahal kan...."
"Cukup Lys...jika kau tak bisa mendoakan Zahra maka lebih baik kau diam. Jangan hujat Zahra begitu karna di sini akulah yang bersalah,! Kau fikir saja jika kau ada di posisi yang sama dengan Zahra pasti kau akan melakukan hal yang sama,!" Ujarku geram,,,
"Jika aku menjadi Zahra aku tak akan mau menikah dengan pria beristri apapun alasannya,!" Sahut Lysha yang membuatku semakin geram.
"Dan itulah bedanya kau dengan kakakku mbak,! Kau egois hanya memikirkan perasaanmu tapi kakakku mau korbankan perasaan dan sisa hidupnya untuk kebahagiaan keluarganya,!" Sahut Ravan yang tiba-tiba sudah ada di ruang tamu.
"Mas di panggil mbak katanya ada yang mau di bicarakan,!" Lanjutnya membuatku senang bukan main karna humairaku akhirnya mau bertemu dengan ku lagi. Tanpa banyak tanya aku bergegas ke kamar istri mungilku itu...aku tak sabar rasanya hingga tanpa sadar aku berlari menuju lantai dua di mana Queen's room berada.
"Assalamualaikum sayang..." salamku saat ku lihat ia sedang melamun.
"Waalaikumsalam abang..." sahutnya lirih. Ya allah mata sembab itu karna kesalahanku,,hidungnya pun merah karna aku,,,maaf kan abang adek. Ku dekati dia yang masih saja memandangku.
"Boleh abang duduk di sisi adek,?" Izinku
"Boleh adek peluk abang dulu,?" Izinnya tanpa menjawabku terlebih dahulu.
"Sini sayang biar abang yang peluk adek,,,nanti tangan adek sakit kan masih di infus begitu,!" Ujarku kemudian ku peluk tubuh mungilnya ini.
"Maaf bang...maafin adek karna baru beberapa jam adek jadi istri abang adek sudah durhaka pada abang,! Adek sudah membentak abang tadi,! Hiks...maaf,!"
Masya allah dia minta maaf untuk kesalahan yang bukan sepenuhnya salah dia.
"Sssstttt...tak apa adek,! Kalau bukan abang yang buat adek kecewa abang yakin adek tak akan membentak abang,!"
"Tetap saja bang adek berdosa pada abang,!" Rajuknya yang membuat wajah imutnya semakin menggemaskan karna ia menggembungkan pipinya yang sedikit tembam itu.
"Ya allah sayang...jangan begitulah,!"
"Begitu gimana sie bang,,, adek kan minta maaf sama abang,!"
"Iya sayang abang maafkan,, abang juga minta maaf udah buat adek nangis sampai adek sakit begini,!"
"Ck..adek itu tak apa daddy sama mommy aja yang berlebihan,!" Gerutunya sambil memainkan cincin pernikahan kami di jari tengahku. Yah cincin kami ada di jari tengahku sedangkan cincin pernikhanku dengan Lysha ada di jari manisku.
"Om Agam dan tante Siska khawatir karna peincessnya tiba-tiba pingsan,!"
"abang adek mau tanya boleh,?"
"Hmmm....." gumamku.
"Apa kita akan pulang hari ini,?"
"Seharusnya begitu sayang.. kenapa,? Adek masih mau di sini,?"
"Adek ikut abang saja..."
"Baiklah setelah infus adek habis kita bicarakan pada ayah bunda opa dan oma,!"
"Tidak ku ujinkan kau membawa pergi princessku...."
ºººº
Assalamualaikum sobat...
Jangan lupa vote dan komen yaaaaaBL 2019 SG
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Ke Dua (End)
RomanceYang ke dua selalu di pandang buruk oleh orang lain walau mereka tak pernah tau kisah yang ada di balik pernikahan ke dua.