39

20.6K 635 22
                                    

Zahra/Queen pov

BRAAAAAKKK

Allahuakbar....

Ku lihat mobil yang membawa ketiga buah hatiku terguling setelah menabrak pembatas jalan.

Allah...anak-anakku,! Aku memang mengejar mobil mereka bersama nio yang kebetulan tiba saat mbak lysha membawa paksa anak-anakku tadi.

"Nio...kembar ada di mobil itu,,," lirihku.

"Tenang mbak....biar nio keluar melihat kondisi mereka,!"

"Mbak ikut..."

"No..mbak tunggu disini... mbak sedang dalam kondisi tak baik-baik saja,!"

"Tapi mbak khawatir,,,"

Tanpa mendengar jawabannya aku berlari keluar untuk melihat kondisi ketiga buah hatiku.

Allahu...ketiganya terjebak didalam mobil.

"Nio...cepat keluarkan kembar,!" Teriakku pada nio yang saat ini tengah berusaha untuk membuka pintu belakang mobil tepat di mana ketiga buah hatiku berada.

Praaaang.....

Ku bantu nio dengan memecahkan kaca mobil tersebut.
Dan hap....ku dapat meraih ariq kemudian ku bawa ia menjauh dari lokasi. Tak lama dari itu nio datang membawa zizan juga andra.

"Ayo nio kita kerumah sakit...." ujarku tak sabar melihat kondisi ketiganya yang sangat mengiris hati.

"Ami..cakiiit..." lirih ariq di pangkuanku sedangkan zizan dan andra tak sadarkan diri. Jika kalian bertanya mengapa kami tak memanggil ambulan maka jawabanku adalah waktu. Tak ada waktu untuk menunggu ambulan datang,, apalagi saat ini kedua anakku tengah tak sadarkan diri.

"Ayo nio lebih cepat lagi,,! Darah zizan dan andra sudah banyak yang keluar dari luka mereka,!" Ujarku pada nio. Zizan dan andra terluka cukup parah di bagian kepala sedangkan ariq di bagian lengannya.

"Ami....hiks...hiks..ate jaat...hiks cakit...atut"

"Sabar adek ya....jangan menangis sayang...ada ami disini nak..." ujarku menenangkan ariq. Air mataku tak kuasa luruh walau aku serasa ingin menumpahkannya. Kondisi putraku amat menyakitkan hatiku.

"Ami...." lirih suara dari zizan membuatku sedikit bernafas lega.

"Ya kakak...sabar sayang ya...kita kerumah sakit..sebentar lagi kita sampai oke,!" Ujarku sembari mengelus kepalanya yang kupangku.

"Tatak cayang ami,,cayang buya,,adek uga abang,! Ini...tepala tatak pucing...tatak mo bobok ote..ami angan angis,,lope yu ami.." lirihnya kemudian matanya perlahan-lahan kembali terpejam.

"Kakak..hey..bangun sayang...nio...ayo cepat...hiks..kakak bangun nak...jangan buat ami ketakutan begini,!" Lirihku.

"Mbak kita sampai,!" Ujar nio lalu ia mengambil alih ariq karna didepan UGD mommy dan daddy sudah menunggu kami lengkap dengan bankar untuk membawa zizan juga andra.

"Mom..." lirihku saat anak-anak sudah di bawa masuk oleh daddy.

"Sayang...kau kuat nak..." ujar mommy yang hanya ku dengar samar-samar dan kemudian kegelapan merenggutku.

****

Aku merasa asing di tempat ini,,tempat luas tak berbatas ini sungguh indah.

"Ami..." pecah suara dibelakangku membuat aku membalikkan badanku.

"Kakak..." panggilku pada anak kecil yang begitu mirip dengan putraku zizan.

"Ya ami...tatak cayang ami,,cayang buya adek uga abang...calam buat cemua ote...tatak pelgi dulu..ami ndak boweh angis anti tatak cedih ote..."

"Kakak mau kemana sayang,? Kakak disini saja bersama ami buya juga abang dan adek,!"

"Tatak mo jayan ami...angan cedih ote...acalamualaitum"

"Kakak..enggak nak...kakak tak boleh pergi,,! Zizan..." aku berusaha untuk terus memanggil nama putra keduaku itu berharap ia akan kembali padaku.

"Zizan..hiks...hiks..jangan pergi nak...ayo pulang bersama ami..." lirihku namun putraku terus berjalam menjauh dari tempatku berdiri kemudian ia menoleh sesaat dan melambaikan tangannya.

"No zizan...pulang bersama ami nak...zizaaaaan" teriakku sekuat tenaga.

"Sayang...hey..sayang bangun,,!" Sayup-sayup ku dengar suara yang sangat kukenal perlahan namun pasti tampaklah dengan jelas wajah suamiku.

"A',,,aa' anak-anak...bagaimana dengan anak-anak,? Aku harus bertemu dengannya a',!" Ujarku begitu aku ingat jika alasanku disini adalah karna anak-anakku.

"Sssttt....tenang sayang... adek dan abang...sudah di pindah keruang perawatan,!" Ujar azzam membuatku lega,,tapi kenapa hanya adek dan abang,?

"Lalu zizan,? Bagaimana kondisi zizan buya,? Tadi ami..ami bermimpi jika kakak..kakak..buya..ami mau tau kondisi kakak,,,!"

"Tenang sayang...kita harus bisa menerima apapun takdir allah...apa yang kita miliki adalah milik allah sayang..termasuk anak-anak kita..." ujar azzam yang membuatku mengernyit tak mengerti.

"A' katakan bagaimana kondisi zizan..." desakku padanya yang kemudian dia hanya terdiam. "A...jangan diam aja dong..ayo bilang kakak baik-baik saja kan,? Aa..please...aku mau tau kondisi anak aku zizan..hiks...hiks,!" Kurasakan dekapan hangat dan nyaman dari suamiku ini.

"Oke aa' bakal bawa eneng menemui kakak tapi aa pinta apapun yang eneng lihat nanti eneng harus kuat dan ikhlas,,anak-anak hanya titipan...dan allah bisa ambil titipanNya kapan saja oke..." ujarnya yang membuatku semakin tak tenang.

"Eneng bisa janji mengendalikan diri eneng,? Eneng harus kuat oke.."

Ku anggukkan kepalaku sebagai jawaban yang entah akupun tak tau bagaimana aku nanti. Dengan perlahan azzam menuntunku kesebuah ruangan. Allah...jangan zam...jangan bawa aku keruangan ini..aku tak siap...ya allah... kuhentikan langkahku saat kami akan sampai di ruangan itu. Kuperhatikan seluruh anggota keluargaku sedang menangis....aku yakin bukan zizan yang ada di dalam sana...bukan putraku yang terbaring diruangan itu...

"A'...dimana zizan,?" Tanyaku memastikan kondisi putraku.

"Disana..." tunjuk azzam pada ruangan yang sangat kubenci untuk saat ini "jadi mereka menagisi putraku a',?"

"Hm..." gumaman azzam terdengar seperti petir bagiku.

"Bukan a',,bukan putraku yang ada didalam sana...bukan zizan yang mereka tangisi...bukan... tadi zizan bangun a',,,dia bangun dipangkuanku..."

"Sssstttt kau telah berjanji untuk tenang bukan,?"

"Aa...bagaimana aku akan tenang....aku yakin kalian semua salah...dia yang kalian tangisi itu bukan zizan...zizan baik-baik saja oke...berhenti jangan ada yang menagis...putraku baik-baik saja...putraku baik-baik saja...."

ºººº

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang