21

13.2K 567 5
                                    

Raditya pov
(Ruang kerja Rahmat Al-Farizzi)

Disinilah aku berada,,duduk di hadapan dua orang yang amat berharga bagi istriku. Opa dan ayah mertuaku,, dua orang lelaki yang begitu mencintai istriku.

"Ehm..bagaimana pekerjaanmu nak,?" Tanya opa memecah lamunanku.

"Alhamdulillah baik opa,!"

"Lantas bagaimana hubunganmu dengan Queen,? Ada masalahkah kalian hingga harus meninggalkan rumah,?"

Degh...pertanyaan yang tidak ku duga sama sekali.

"Nak,,opa tau apa yang terjadi antara Queen dan lysha,! Opa juga tau jika hubungan keduanya kurang baik,,! Maafkan kami yang sudah membuat rumah tanggamu seperti ini,,satu hal yang perlu kau ingat,, tak akan ku biarkan Queen keluarga ini tersakiti,! Opa yakin kau sebagai kepala keluarga bisa menyelesaikan masalah ini,!" Ujar opa membuatku menegang. Ya allah...

"Ck..tak usah tegang begitulah,,jika memang kau tak bisa bahagiakan Queen kembalikan saja pada kami,!" Sahut ayah membuatku mengeryitkan dahi.

"Raditya mencintai Zahra opa,,ayah,! Raditya tak bisa berjanji untuk selalu membuat Zahra bahagia namun Raditya akan berusaha untuk tetap membuatnya bahagia,!" Sahutku,,ketakutan kehilangan Zahra membuatku berani berkata seperti itu.

"Yaa opa percaya,! Tapi jika sekali saja kau menyakiti Queen maka kau akan kehilangan hak atas diri Queen,! Kecuali jika Queen tak ingin lepas darimu,!" Sahut opa yang membuatku merinding. Semoga saja cinta kami cukup kuat untuk menghalau badai yang akan menghadang bahtera kami.

"Sudah malam,,temui istrimu dan nikmatilah malam kalian,! Oh iya jika Queen belum ingin pulang jangan paksa dia," ujar ayah sembari menepuk pelan bahuku.

"Iya ayah,,Raditya akan tunggu sampai Zahra mau pulang sendiri,!" Sahutku sembari tersenyum.

Ku langkahkan kakiku menuju kamar istri mungilku itu. Hampir satu bulan menjadi suaminya aku semakin mengerti kebiasaannya sebelum tidur. Humairaku itu wajib minum coklat hangat sebelum tidur,, berwudlu,,kemudian membaca surah pendek Al-Qur'an. Kebiasaan yang sangat baik bukan,? Dan karna itulah aku mencintai istriku itu.

"Assalamualaikum humairanya abang,!" Salamku saat ku lihat ia tengah duduk merias diri. Satu lagi yang membuatku jatuh pada pesonanya,,dia tak akan merias diri saat keluar dari kamar kami,,namun saat ia di kamar terlebih saat ia bersamaku di kamar maka ia akan merias dirinya secantik mungkin. Dan aku sangat bersyukur karna hanya aku yang menikmati kecantikannya itu. Sudah pernahkah ku katakan jika aku menyukai rambut kecoklatannya,? Jika belum maka akan ku beri tau jika aku sangat menyukai rambut panjang kecoklatan milik istriku ini. Mahkota indah itu hanya aku dan mahromnyalah yang bisa menikmati. Sudah ku katakan bukan jika aku sangat beruntung bisa memilikinya,?

"Bang...hay abang...!" Panggilnya menyadarkanku.

"Eh ya..maaf abang terlalu terpesona dengan adek,!"

"Ish abang..." sahutnya kalem "bang..ayah sama opa tadi membicarakan apa,?"

"Huuummzz bukan apa-apa dek..adek sudah wudlu,?"

"Iya..kenapa,?"

"Tunggu abang yaa..kita solat sunah dua rakaat dulu,!" Ujarku dan bluss ku lihat wajahnya merona kemudian ia mengangguk malu-malu. Masya allah gemes sekali aku dengan istriku ini.

ºººº

Lysha pov
RaLyZa house
21.00 WIB

Malam ini aku tinggal sendiri di rumah. Mas adit lebih memilih menemani Zahra daripada aku disini. Huft...aku tau kalau sikapku pada Zahra sudah sangat keterlaluan. Tapi tidak seharusnya kan dia kabur ke rumah orang tuanya,? Sungguh sangat kekanakan sekali,,aku rasa mas adit tak akan bisa adil jika begini caranya. Dia terlalu memanjakan Zahra,, harusnya Zahra bisa bersikap dewasa apa lagi sekarang dia bukan singgle dia adalah seorang istri. Atau jangan-jangan ini memang siasatnya untuk memonopoli mas adit. Ck...aku tak bisa biarkan seperti ini terus.

Aku harus bisa bermain peran,,aku lebih dewasa dari Zahra maka aku harus bisa menjadi kakak untuknya seperti harapannya sebelum mereka menikah. Oke Lysha kamu pasti bisa...demi mas adit apapun akan ku lakukan. Karna terlalu lelah berpikir tak terasa aku terlelap.

RaLyZa house 08.30 WIB

Aku masih duduk termenung di teras menanti mas adit dan Zahra pulang. Semalam mas adit mengabariku kalau mereka akan pulang pagi ini. Aku sudah siapkan menu favorit Zahra dan mas adit sebagai tanda permintaan maafku.

Tak lama berselang mobil hitam yang sudah sangat ku hafal itu memasuki perkarangan rumah kami. Setelah mobil itu berhenti sempurna dan mesinnya sudah mati,,terlihat mas adit turun kemudian mengitari mobil dan membuka pintu untuk Zahra. Jujur saja aku cemburu melihat ini semua,,hatiku belum sekuat itu. Tapi aku harus bisa bertahan,,aku tak mau posisiku tergeser.

"Assalamualaikum.." salamnya sembari tersenyum tipis.

"Waalaikumsalam Ra.."sahutku berusaha untuk tetlihat ramah dan baik-baik saja "Ra..mbak mau minta maaf soal.."

"Maaf mbak..Zahra harus kebelakang dulu..mau bertemu Aisyah ada yang harus kami bahas soalnya,! Dan yah..soal kemarin tak perlu di ungkit dan tak perlu meminta maaf,! Aku cukup tau diri kok mbak,! Hmm..malam ini abang akan menemani mbak Lysha.,!" Sahutnya memotong permintaan maafku tadi.

"Malam ini mas adit akan bersamaku,? Sungguh,?"

"Hmm..Zahra permisi dulu,!"
Ujarnya kemudian dia langkahkan kakinya ke dalam rumah.

"Mas...benarkah apa yang dikatakan Zahra,?"

"Ya..dia memaksa mas untuk menemanimu malam ini sebagai syarat kepulangannya,!"

JLEEEBB

Bagai di tusuk benda tak kasat mata,,hatiku merasakan sakit luar biasa saat ia menyebutkan alasannya bisa menemaniku,. Ku berikan senyuman masam saat mas adit mengacak lembut rambutku.

Tak apalah walau atas dasar paksaan yang penting aku bisa memiliki mas adit malam ini. Dan ku jamin esok mas adit akan tersenyum cerah. Ah tak sabar rasanya menati malam tiba.

"Mas sarapan dulu yaa...aku sudah masakkan menu favorit mas dan Zahra,!" Ujarku sembari bergelayut di lengan kokohnya.

"Hm boleh..sebentar mas panggil Zahra dulu ya,,!"

"Oke..aku tunggu di ruang makan ya mas,!" Sahutku kemudian.

Tak lama berselang Zahra dan mas adit sudah duduk di tempatnya masing-masing,, dan aku mulai melaksanakan tugasku. Ku ambilkan nasi dan lauk kesukaan mas adit kemudian baru ku isi nasi dan lauk ke piringku.

"Humaira..tolong ambilkan capcai untuk abang,, seperti yang kemarin yaa,!" Ujar mas adit mengagetkanku. Ku pikir kemarin dia hanya menghibur Zahra saja..ternyata demi Zahra dia rela makan sayuran. Aku hanya bisa tetsenyum kecut melihat Zahra menyendokkan capcai ke piring mas adit.

"Sayang...ini semua kamu yang masak,?"

"Eh bukan sih mas,,Aisyah yang masak aku hanya membantu saja,!" Jujurku.

"Oooo,,hm capcainya enak.. tapi lidahku kok lebih cocok sama capcai buatanmu ya humaira,?" Ujarnya yang membuatku sedikit tak terima.

"Abang..hargai usaha mbak lysha juga dong,!" Sahut Zahra sembari mengelus lengan mas adit. Ya tuhan...aku sudah tak tahan. Ku dorong piringku kemudian ku tinggalkan meja makan begitu saja.

"Eh sayang tunggu..maaf mas tak bermaksud begitu,! Ayo habiskan makanmu,,mas punya sesuatu untukmu,!" Ujarnya yang membuat senyumku mengembang sempurna. Ah aku mencintaimu mas...

ºººº

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang