7

16.3K 737 35
                                    


"Terkadang diam adalah salah satu cara memendam kekecewaan saat air mata tak lagi ingin luruh"

Ravannio pov

Baru beberapa jam yang lalu kakakku sah menjadi istrinya dan sekarang ku lihat kakakku itu nenangis dalam diamnya. Ada apa ini,? Ku langkahkan kaki ku menuju ruang tamu tempat suami kakakku berada,, saat aku sampai di ruangan itu ku liat dia sedang bercanda ria dengan istri pertamanya. Aaaarrrggghhh kurang ajar dia di sini bahagia sedangkan kakakku menangis di hari pernikahannya. Saat aku ingin menghampiri mereka sebuah tangan menahan lenganku,,

"Biarkan saja kita lihat apa yang akan terjadi,!" Ujar orang itu yang ternyata dia adalah ayahku Idris Al-Farizzi.

"Tapi mbak di dalam sana sedang menagis yah...dan dia dengan kurang ajarnya malah bermesraan dengan istri pertamanya,!" Ujarku geram.

"Lihatlah...." tunjuk ayah mengarah pada dua orang di hadapan kami tapi tunggu dulu di sana sekarang sudah ada mas Azzam yang terlihat sedang marah pada mas Ditya.

"Bukankah Azzam lelaki yang baik nak,?" Ujar ayah sendu.

Aku sangat mengerti ayah begitu terpukul dengan pernikahan kakakku ini. Bagaimanapun ia adalah seorang ayah,,ia selalu mengutamakan kebahagiaan kami apalagi kakakku adalah satu-satunya putri di keluarga besar Al-Farizzi. Aneh memang tapi inilah kenyataannya. Ku arahkan kembali pandanganku ke ruang tamu,,sekarang terlihat jelas aura permusuhan antara mas Azzam dan mas Ditya.

ºººº

Azzam pov

Dengan amarah ku hampiri lelaki yang baru beberapa jam lalu sah menjadi suami Zahra. Bagaimana aku tak marah,? Belum genap 24 jam mereka menikah Zahra sudah menangis di ruang keluarga sedang dia di sini sedang bercanda ria dengan istri pertamanya.

"Assalamualaikum pak.." sapaku pada dia,,walau sedang marah aku tak boleh lupakan sopan santun.

"Waalaikumsallam,,lho Azzam,!"

"Iya pak ini saya Azzam Asy Shafiq sahabat dari istri anda Azzahra Queennesya Al-Farizzi,! Maaf sebelumnya jika kata-kata saya akan menyakiti bapak atau istri pertama bapak,,saya fikir keputusan Zahra untuk menerima perjodohan dengan pria beristri sudah tepat karna niatnya adalah untuk membantu oma menepati janji pada mendiang sahabat oma. Yang saya tak habis fikir kenapa wanita sebaik Zahra harus menikah dengan lelaki brengsek macam anda,?" Ujarku sarkas "lalu anda nyonya sebagai wanita yang mengatakan ikhlas di madu benarkah ada rasa ikhlas itu di hati anda,?"

Raditya pov

"Heeeyyy jaga mulutmu Zam,,dimana sopan santunmu pada kami,?" Ujarku marah karna dia sudah menghinaku dan istriku.

"Maaf pak Ditya yang terhormat,,saya memang belum pernah menikah apa lagi berada pada posisi bapak,,tapi tolong jangan buat sahabat saya menangis di hari yang seharusnya membuat dia merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia,,,!"

Allah....aku lupa jika Zahra tadi berlalu dengan wajah sendu. Ku tengokkan kepalaku mencari di mana humairaku berada.

"Zahra ada di ruang keluarga,! Dia sedang menangis sendiri di sana,! Apa bapak fikir di luar sana tak ada yang mencemooh dia,? Saat baru saja sah menjadi seorang istri tapi suaminya malah bercanda dengan istrinya yang lain,! Maaf nyonya tapi harus ku katakan satu hal padamu... yang ku tahu saat ini kau telah menyakiti Queen keluarga Al-Farizzi,,!"

Ingin rasanya aku membantah semua yang di ucapkan oleh anak muda di hadapanku ini tapi lidahku kelu karna apa yang dia katakan adalah kebenarannya.

"Jika bapak tak dapat berikan dia kebahagiaan maka kembalikan dia pada keluarganya dan biarkan saya yang membahagiakan dia...assalamualaikum,!" Ujarnya kemudian berlalu meninggalkan kami berdua.

Setelah Azzam berlalu aku pun bergegas menghampiri Zahra. Ya allah maaf kan abang humaira...

"Mau ke mana mas,?" Tanya Lysha saat aku bangun dari dudukku.

ºººº

Lysah pov

"Mau kemana mas,?" Tanyaku saat ku rasakan mas Adit akan bangun dari duduknya.

"Mau cari Zahra Lys,!" Sahut mas adit,,Lys,? Dia hanya memanggil namaku saja. Selama kami menikah belum pernah mas adit memanggilku dengan nama saja pasti terselip kata sayang untukku.

"Tapi mas aku di sini merasa sendiri,,bisakah kau hanya menemaniku,? Lagian di sana Zahra di kelilingi sahabatnya,!" Entah apa yang sedang ku pikirkan saat ini tapi rasa ikhlas yang ku agung-agungkan sebelum mereka menikah sedikit terkikis saat ku lihat betapa sempurnanya maduku itu. Aku takut suamiku akan melepaskan tanganku saat dia sudah mencintai istri mudanya,, hanya dia yang aku punya. Dan sebelum hal itu terjadi akan ku pastikan jika aku hanya akan berbagi tubuh dan rumah mas adit saja,, tidak untuk cintanya.

"Maaf Lys,,,aku harus pergi,! Tak enak juga di pandang kerabat Zahra jika aku tetap duduk di sini bersama mu"

"Tapi mas aku juga istrimu,!" Rajukku tak terima dia lebih memikirkan istri mudanya.

"Tapi di sini kerabat jauh bunda mengenalmu sebagai saudara jauh kakek kan Lys,? Benar kata Azzam tadi humaira pasti mendapat cemooh'an karna aku lebih memilih menemanimu di sini,!" Sahut mas Adit.

"Humaira,?" Ulangku ragu.

"Hm aku lebih suka memnggil Zahra begitu,,sebab dia sangat cantik dengan pipi merahnya itu,!"

Allahu sakit sekali mendengar jawaban suamiku ini. Belum ada 24 jam mereka menikah tapi mas adit sudah memiliki panggilan sayang untuk istri mudanya itu. Ku abaikan rasa sakit yang menyayat hati ku,,bagaimana pun caranya mas adit harus di sini bersamaku.

"Mas ku mohon,,!" Ujarku sembari memelas padanya dan yeeeyyy berhasil dia kembali duduk di sampingku. Ku genggam tangan besar dan hangatnya,,aku berjanji akan selalu membuat tangan ini hanya berada di dalam genggamanku saja.

"Terimakasih mas,,,!" Ujarku sembari menyenderkan kepalaku di bahunya yang kokoh.

"Jangan begini Lys,,tak enak di pandang kerabatnya Zahra,!"

"Huh lagi-lagi Zahra" gumamku tanpa sadar.

"Sekarang ada perasaan yang juga harus ku jaga kan Lys,?"

"Tapi kau...."

"Raditya Ilyasya...." panggil mama mertuaku memotong pembicaraan kami. Ada apa ini,? Terlihat sekali kalau beliau sedang marah.

ºººº

Ana menghampiri putra dan istri pertamanya dengan perasaan penuh amarah.

"Kau keterlaluan nak... kau buat kakek,,papa dan mama mu menanggung malu seperti ini,,!" Ujar Ana lirih namun sarat akan emosi "dan kau Lys,,,kau benar-benar tak tau diri,,,"

"Maa...ada apa ini,? Kenapa mama tiba-tiba marah dan menghina Lysha seperti ini,?" Tanya Raditya yang masih belum mengerti.

"Ada apa tanyamu,? Ini hari pernikahan mu dan Zahra tapi kamu meninggalkan pengantin wanitamu sendiri di sana,! Taukah kamu kalau di sana Zahra sedang sakit  dan menangis....?"

"Maaa Radit tak bermaksud begitu,!"

"Tapi ini lah yang terjadi bukan,,?" Ujar Ana sarkas.

Ana lalu meninggalkan Radit dan Lysha di ruang tamu namun sebelum dia benar-benar pergi Ana mengatakan hal yang membuat Raditya dan Lysha terpaku.

ºººº

Assalamualaikum sobat.... jangan lupa vote dan komennya yaaa...

BL 2019 SG

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang