"Kalau misalkan Queen tak mau pindah dari sini bagaimana jika lysha yang keluar dari rumah ini,?"Kata-kata Arham membuat semua orang yang ada di meja makan terpaku.
"Daddy...Queen tak ingin ada yang keluar dari rumah ini,! Kami bertiga adalah satu dad...kasihan abang jika kami harus berpisah rumah..lagian selama ini abang sudah berusaha bersikap adil kok..hanya saja cemburu masih menguasai hati kami,!"
"That is point..cemburu,! Kalau kalian berdua tetap satu atap maka cemburu itu akan terus menggerogoti,!"
"Tak ada jaminannya jika adek dan mbak lysha tak seatap maka cemburu itu tak ada,! Daddy please... percayalah sama Queen,! Saat ini kami sedang belajar untuk mengendalikan cemburu itu,!" Bujuk Zahra.
"Baiklah sayang...tapi jika kau tak sanggup lagi pulanglah kerumahmu...!" Ujar siska menengahi perdebatan antara Zahra dan Arham.
"Ya sudah ayo dilanjutkan saja makannya..." akhirnya Raditya ikut berbicara.
Mereka pun kembali makan dengan tenang. Namun tidak untuk lysha...kata-kata Arham begitu membekas di ingatannya.
Tak terasa malam semakin larut,,Arham dan Siska pun berpamitan. Zahra dan Raditya mengantar keduanya sampai pintu utama.
"Baik-baik di sini ya princess,,kalau ada apa-apa hubungi kami,!" Pesan Siska sembari memeluk Zahra.
"Iya mom..! Dad..kau tak ingin memelukku,? Apa kau marah,?"
"Come here,!" Perintah arham kemudian ia rentangkan tangannya.
"Love you dad...daddy jangan khawatir oke,!" Ujar Zahra di dalam pelukan Arham.
"Ya..love you more princess,,baiklah kami pulang dulu,! Oh iya mension Atmaja bisa kalian gunakan untuk berlibur,! Ada abah ujang dan ambu disana,!"
"Insyaallah kapan-kapan kami akan kesana dad,!" Sahut Raditya.
"Baiklah..daddy titip my little princess ini ya..jaga dia baik-baik atau jika tidak maka aku tak akan berpikir dua kali untuk mengambilnya,!"
"Daddy...." desis Zahra gemas.
"Oke-oke....kami permisi assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam..."
Setelah mobil yang ditumpangi arham dan siska tak terlihat lagi,,raditya mengajak zahra untuk masuk kedalam rumah dan beristirahat.
"Abang malam ini bersama mbak lysha ya..semalam kan abang sudah bersama adek..ya walau hanya di rumah sakit,!" Ujar zahra membuat langkah raditya terhenti.
"Adek tak ingin abang temani,?"
"Ck..abang ah...kalau malam ini abang bersama adek lagi itu artinya dua malam berikutnya abang harus bersama mbak lysha..adek tak ingin terlalu lama berpisah dari abang..jadi biar esok malam kita bersama maka malam ini abang harus bersama mbak lysha oke,!"
"Lysha pasti pahamlah dek kalau adek tengah sakit begini,!"
"Itu tak adil untuk mbak lysha bang...lagi pula adek sudah oke kok,! Nanti kalau adek ada sesuatu adek kasih tau abang,!"
"Baiklah..handphone abang akan selalu siap untuk adek,! Jadi ayo ke kamar abang temani adek sampai tidur dulu,!"
"Tapi bang..."
"Ssttt abang temani sebentar atau malam ini abang bersama adek,?"
"Oke...abang temani sebentar,!" Pasrah Zahra pada akhirnya.
ºººº
Al-Farizzi universitas
08.00Ravannio pov
Pagi ini aku menunggu kakak tercintaku. Ah rasanya rindu ini sudah di ujung hati...tak sabar rasanya memeluk tubuh mungilnya itu.
Brrrmmmm...
Suara mobil yang amat kukenali mulai masuk kepelataran parkir kampus. Dan tak lama kemudian turunlah seorang wanita cantik mengenakan gamis merah muda dengan hijab senada.
"Assalamualaikum mbak..." sapaku saat wanita itu telah berada tepat di depanku.
"Waalaikumsalam..hug me please..." ujarnya yang membuatku terkekeh. Walaupun sudah menikah tingkat manjanya padaku tak berkurang sedikit pun.
"Dengan senang hati honey,!" sahutku yang membuatnya tersenyum lebar.
"Miss you so bad..." bisiknya dalam dekapanku.
"Nio juga rindu..sangat rindu mbak..." sahutku kemudian ku kecup puncak kepalanya "semalam daddy mampir kerumah..dia bilang mbak baru saja sakit. Kenapa tak kabari kami mbak,?"
"Hanya kelelahan sayang... tugas kampus dan tugas mbak sebagai istri cukup menguras tenaga,,makanya mbak drop kemudian jatuh sakit deh,!"
"Mbak tidak sedang mencoba menyembunyikan sesuatu kan,?" Selidikku pasalnya kulihat ada sedikit lebam di pipinya.
"Tidak sayang...now i'm oke,!"
"Lalu ini,?" Tanyaku sembari mengelus lebam di pipinya.
"Oh hanya kecelakaan kecil,!" Sahutnya "Nio... mbak ingin makan bakso..! Kelas mbak masih 45 menit lagi..ayo temani mbak makan di kantin,!"
"Baiklah..mumpung Nio libur dan free dari sekolah dan kantor,!" Sahutku kemudian ku gandeng tangannya "Mbak dimana mas ditya,?"
"Oh abang masih di rumah,, hari ini kelasnya lebih siang dari mbak jadi kami tidak berangkat bersama,!"
"Hubungan kalian baik-baik saja kan,?"
"Tentu sayang..kami baik-baik saja,! Abang memperlakukan mbak dengan sangat baik,,kau tak perlu khawatir,!"
"Ck...bagaimana Nio tak khawatir mbak,,,disana mbak sendiri tak ada yang akan melindungi mbak,!"
"Ada Aisyah dek..."
"Kalian ini kan perempuan mbak,!"
"Memang kenapa kalo kami perempuan,?"
"Ya tak apa sebenarnya..." sahutku mencari posisi aman sajalah daripada mendapat amukan dari Queen Al-Farizzi dan Atmaja ini.
"Assalamualaikum..." pecah suara dari belakang membuat kami menghentikan langkah kemudian membalik badan kami.
"Waalaikumsalam mas azzam,!" Sahutku antusias yeess...jadi aku tak hanya sendiri menemani kakak tercintaku ini.
"Hey..kenapa wajahmu begitu ceria,?"
"Kau menyelamatkanku mas..." bisikku yang membuat mas azzam mengernyitkan kening tanda tak mengerti.
"Tuuuuh.." tunjukku dengan dagu. Kemudian mas azzam mengikuti arah pandangku lantas ia terkekeh.
"Hey ada apa sih kalian ini,? Ooooo jangan-jangan kalian tak ingin temani aku,? Oke fine...aku bisa sendiri,! Makan sendiri pun tak apalah...." gerutu kakakku yang membuat aku dan mas azzam menahan tawa. Pasalnya wajah merajuk darinya itu sangat terlihat lucu dan menggemaskan.
"Dek...pipi kanan Zahra kenapa,?" Tanya mas azzam yang menghentikan tawaku.
"Katanya kecelakaan kecil mas,! Tapi aku tak percaya,!" Sahutku.
"Oh..ayo kita ikuti princess yang sedang merajuk itu,!" Ujarnya kemudian menarik tanganku untuk mengikuti langkah kaki kakakku itu.
"Mas...jangan-jangan..."
"Jangan pernah berburuk sangka dek..mas tau apa yang ada di dalam fikiranmu,!"
Ah...mas azzam memang lelaki paling peka.
ºººº
BL 2019 SG
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Ke Dua (End)
RomanceYang ke dua selalu di pandang buruk oleh orang lain walau mereka tak pernah tau kisah yang ada di balik pernikahan ke dua.