Selama dalam perjalanan menuju mension Al-Farizzi zahra hanya duduk termenung,,bahkan celotehan triplets yang biasanya akan di tanggapi dengan senang hati ia acuhkan begitu saja."Ami...tita temana toh,?" Tanya ariq penasaran pasalnya dia merasa jika jalan yang dilaluinya belum pernah ia lihat sebelumnya.
Merasa tak mendapat jawaban dari aminya kini ia beralih memandang abangnya "abang tita mo temana toh,?""Ssssuuuuuutttt...ndak tau adek...diem ya angan blisik..." sahut andra sembari mengelus kepala adiknya dan hal itu tak luput dari pengamatan azzam.
"Adek kenapa,? Bosan ya,?" Tanya azzam.
"Ndak buya..adek pucing.."
"Lho kepala adek pusing nak,? Mau duduk di depan sama ami,?" Tanya azzam khawatir lalu ditepikannya mobilnya saat jalanan lenggang.
"Ndak buya..adek pucing tita mo temana toh,?" Ujar ariq polos.
"Ya allah nak..buya kira adek beneran pusing,!" Sahut azzam kemudian di lajukan kembali mobilnya.
"Lho enelan buya..pala adek pucing ndak tau mo temana ini tita,!" Sahut ariq sembari bersedekap tangan.
"Kita mau jenguk nenek buyut sayang..nenek buyut sedang sakit,!" Jawab azzam gemas.
"Cakit,? Nenek uyut cakit,?" Ulang zizan yang sedari tadi diam saja.
"Iya sayang..."
"Wooooaaah belalti tita mo tempatna om io buya,?" Tanya ariq antusias.
"Iya sayang..."
"Buya...ami tenapa to,? Tok diem,?" Tanya andra.
"Ami sedang khawatir sayang..kan nenek buyut sedang sakit,!" Jawab azzam.
"Ya allah..cembuhkan nenek uyutna tembal...bial ami ndak cedih-cedih lagi,!" Doa andra yang di aminkan kedua adiknya serta azzam.
"Pandai sekali jagoan buya ini ya..." puji azzam.
Tak lama kemudian ketiga batita menggemaskan itu tertidur pulas di kursinya.
Melihat anak-anak sudah tidur pulas azzam kemudian mencoba untuk memulai percakapan dengan zahra."Ra...zahra.." panggil azzam yang tak direspon oleh zahra "aminya kembar,!" Panggil azzam sekali lagi sembari menyenggol lengan zahra.
"Eh iya zam..kenapa,?"
"Harusnya aku yang tanya padamu ra,,ada apa,? Apa yang kau fikirkan,?"
"Zam..aku takut disana nanti bertemu dengan pak raditya..aku...aku belum siap jika mereka bertemu dengan abinya,!" Akhirnya apa yang ia pendam ia curahkan pada azzam.
"Ada kami ra...jangan takut,! Jika nanti mereka bertemu dengan abinya itu berarti memang sudah saatnya mereka bertemu,! Tadi triplets menanyakan abi mereka,!"
"Hah,? Bagaimana bisa zam,? Selama ini tak ada seorang pun yang menyinggung soal abinya,!"
"Kakak cerita kalau ada yang meyinggung soal papa,! Bahkan kakak tadi menanyakan soal anak haram dan adek soal bercerai,!"
Zahra/Queen pov
Allahu robbi..selama ini tak satupun dari mereka yang menanyakan tentang abinya. Apa selama ini aku begitu egois telah menjauhkan mereka dari abinya,? Apa aku salah,?
"Ra...jangan terlalu dipikirkan.."
"Apa aku egois ya zam,?"
"Bukan ra...kau bukan egois,,hanya saja anak-anak memang harus bertemu dengan abinya,!"
"Aku takut zam..aku takut mereka akan mengambil triplets dariku,!"
"Tak akan ra..ada kami yang akan menjadi benteng untuk kalian,!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Ke Dua (End)
RomanceYang ke dua selalu di pandang buruk oleh orang lain walau mereka tak pernah tau kisah yang ada di balik pernikahan ke dua.