35

15K 644 18
                                    

Al-Farizzi mension
Queen's room
22.00 Wib

Setelah pernikahan yang berlangsung secara mendadak sore tadi,disinilah mereka kini berada. Suasana canggung begitu terasa saat sepasang pengantin baru itu berada dalam satu ruangan.

"Aa' mau mandi atau makan malam dulu,?" Tanya zahra memecah kesunyian.

"Mandi dulu deh ...
nanti kita solat sunah dulu baru makan ya,," sahut azzam.

"Iya A',,ya sudah aku siapin dulu bajunya..Aa' lekas mandi setelah itu gantian,!" Ujar zahra kemudian ia berdiri dari duduknya.

"Ra..." panggil azzam.

"Ya A',,,"

"Sebentar sayang...duduk dulu sini,!"

Walau tak mengerti zahra pun duduk kembali di samping azzam.

"Bisa Aa' panggil kamu eneng,? Em walau lebih senang panggil kamu sayang sih sebenarnya,!"

"Terserah Aa'lah..oh iya A' besok kita ajak qiyya shafa dan ibnu makan siang ditempat biasa ya..soalnya tak mungkin kan pernikahan kita ini tak kita kabarkan pada shafa dan ibnu,? Soalnya tadi neng udah bilang sama qiyya buat gak kasih kabar ke mereka dulu,,neng maunya mereka dengar langsung dari kita,! Begitu juga dengan Aisyah,!" Ujar zahra.

"Boleh deh..besok sampai 7hari kedepan Aa' ambil cuti soalnya,!"

"Loh kenapa,?"

"Ck...jangan tanya kenapa dong neng,!" Sahut azzam gemas.

"Diiiih...eneng mana tau A' alasan Aa' ambil cuti lama itu apa,!" Sahut zahra kesal.

"Aa' mau menghabiskan waktu bersama anak istri Aa' dong neng,! Masa baru menikah Aa' udah harus kerja..."

"Ooooh...ya sudah Aa' mandi sana,,setelah itu baru eneng yang mandi eh eneng mandi di kamar nio sajalah biar lebih cepat,!"

"Biar Aa' yang mandi di sana eneng mandi di sini saja,!" Sahut azzam tak setuju.

"Oh oke,!"

Satu jam berlalu dan kini mereka sudah selesai melaksanakan solat sunah pengantin. Rasa canggung kembali menyelimuti dua orang itu.

"Neng..boleh Aa' lihat rambut eneng,?"

"Tentu A',,,setelah kata sah tadi terucap lahir batin eneng adalah hak Aa',!" Sahut zahra kalem.

Azzam pov

Alhamdulillah ya allah... sabarku membuahkan hasil yang begitu manis. Wanita yang kini ada dihadapan ku telah resmi menjadi istri dan ibu dari anak-anakku.

Perlahan setelah aku mendapatkan ijin darinya,, kubuka hijab yang selama ini menutupi mahkotanya.

Degh...

Subhanaallah...begitu cantik istriku ini. Rambut yang kecoklatan kini tergerai indah di hadapanku.

"Jelek ya A',?" Lirihnya yang membuatku tersenyum.

"Tidak kok,!"

"Terus kenapa Aa' diam saja,?"

"Oh...Aa' sedang menikmati kecantikan bidadari surga Aa',!" Sahutku dan bluuuss terlihat pipinya yang tembam itu berubah menjadi merah "loh kok merah neng pipinya,?" Godaku

"Ish...Aa' ini,!"

"Neng..boleh Aa' peluk,?" Ijinku.

"Sini..." sahutnya yang membuatku bahagia sekali.

Ini adalah pelukan pertama kami. Pelukan hangat yang sudah lama aku impikan.

"Ana uhibbuka fillah zaujaty.."bisikku.

Yang Ke Dua (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang