Pagi ini mension mewah milik keluarga Al-Farizzi sedang di lingkupi suasana tegang yang tercipta antara Idris Al-Farizzi dengan sang kepala keluarga Rahmat Al-Farizzi.
Kemarin sore pertengkaran kecil antara Idris dan ayahnya menyebabkan sang oma masuk rumah sakit karna tekanan darahnya yang kembali tinggi."Dris mengertilah posisi ibu mu,! Dia sudah berjanji pada almarhumah sahabatnya untuk menikahkan cucunya dengan cucu sahabatnya itu,!" Ujar Rahmat mencoba untuk membuat sang putra mengerti.
"Ayah jika dia belum menikah mungkin Idris tak akan begitu keras melarang perjodohan ini,! Tapi masalahnya adalah dia sudah beristri,,apa ayah ingin jika Queen di lihat masyarakat sebagai perusak kebahagiaan wanita lain,? Apa Queen akan bahagia menjadi wanita ke dua,? Bahkan selama ini Queen selalu jadi yang utama buat keluarga kita,!" Ujar Idris
"Nak...ayah jamin dengan nyawa ayah jika Queen akan dapatkan keutamaan yang sama di keluarga Ilyasya nanti,!"
"Bagaimana mungkin,? Sedang suaminya juga harus membagi cinta dan perhatian pada orang lain,? Bagaimana mungkin jadi yang utama sedangkan dia adalah yang ke dua,?" Ujar Naomi sendu.
"Nak..."
"Ayah aku tak akan sanggup melihat air mata putriku,, aku tak ingin melihat kesakitan di mata indahnya,,"lirih Naomi sambil menahan air matanya.
Melihat sang istri akan menangis Idris mendekatinya dan memeluk tubuh sang istri."Mas,,hiks tak mungkin Queen menjadi istri ke dua,! Aku tak rela hiks..."
"Ssssstttt tak akan mas biarkan pernikahan itu terjadi sayang,,! Queen kita akan tetap menjadi yang pertama dan yang di utamakan,!" Ujar Idris menenangkan sang istri.
"Bagaimana jika ini adalah permintaan terakhir kami selaku orang tua,?" Ujar Rahmat putus asa,,ia pun tak ingin cucu kesayangannya menjadi istri ke dua namun apa daya janji sudah terlanjur terucap.
"Opa..." panggil Zahra sendu.
"Queen...kemari sayang peluk opa,!" Ujar Rahmat sembari merentangkan tangannya. Zahra pun menghambur ke dalam pelukan sang opa,,ia tumpahkan air mata yang sedari tadi ia tahan.
"Opa jangan pernah bicara seperti itu,,opa dan oma harus selalu sehat sampai Queen bisa kasih cicit untuk kalian,!" Ujar Zahra dalam pelukan sang opa.
"Maaf kan kami nak,,kami harus membuatmu menjadi istri ke dua,,!" Ujar Rahmat lirih.
"Hiks..opa..Queen belum ingin menikah,! Tapi Queen tak ingin opa dan oma menjadi orang yang ingkar janji,! Pertemukan kami insyaallah akan ada jalan keluarnya,! Jangan hanya calon suami ku saja opa tapi biarkan istrinya turut serta,!" Ujar Zahra kemudian melepaskan pelukannya pada sang opa.
Idris hanya bisa mengepalkan tangannya menahan amarah sedangkan Naomi semakin terisak mendengar keputusan sang putri. Dengan perlahan Zahra mendekati sang bunda kemudian memeluknya erat.
"Hiks...bunda akan ada buat Queen kan,? Queen tak akan sendirian kan,?" Ujar Zahra ditengah isak tangisnya.
"Tak akan nak,,bunda akan ada di sampingmu,,akan selalu mendukungmu,! Bersama Ayah dan juga Ravan,!" Ujar Naomi sendu kemudian di kecupnya puncak kepala sang putri. Melihat sang istri berusaha menenangkan putrinya Idris kemudian ikut mendekap tubuh dua bidadarinya.
"Tenang nak,,ayah akan pasang badan untuk melindungimu,,ayah adalah orang pertama yang akan memastikan kebahagiaanmu,!"
"Terimakasih.." hanya itu yang mampu Zahra ucapkan. Mungkin keputusannya untuk menerima perjodohan ini akan mengubah jalan hidupnya. Apalagi ia belum mengetahui seperti apa calon suaminya nanti terlebih sudah ada istri pertama sang suami. Zahra tak tahu apakah ia akan sanggup menjadi yang kedua,,berdiri di antara dua orang yang saling mecintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Ke Dua (End)
RomanceYang ke dua selalu di pandang buruk oleh orang lain walau mereka tak pernah tau kisah yang ada di balik pernikahan ke dua.