Hari ini Zahra dan Raditya memulai hari mereka di mension Atmaja yang ada di Bogor. Setelah percakapan antara Zahra dan Lysha Zahra berubah dingin pada suaminya,,seolah-olah ia tengah membangun dinding pembatas di hatinya.
"Adek masih capek,?" Tanya Raditya lembut pada sang istri.
"Heeeemmm...kenapa bang,?"
"Abang ingin jalan berdua dengan adek...!"
"Maaf bang tapi adek masih ingin istirahat di sini,!"
"Ya sudah tak apa,! Masih ada 2 hari lagi kan kita di sini,,abang tau mungkin adek masih rindu daddy sama mommy,!" Sahut Raditya kemudian berlalu dari hadapan istrinya.
Raditya pov
Huuuuufffftttt ada apa denganmu Humaira,? Kenapa kau begitu berbeda setelah hari itu,? Apa kau masih kecewa karna sikapku,?
"Bang...." panggil Zahra
"Heeemm" gumamku
"Bisa adek bicara,,,?"
Aneh..tak biasanya Zahra begini.
"Bicaralah sayang..."
"Pernikahan kita bisa tidak kalau di rahasiakan dari kampus,?"
"Kenapa,? Adek malu,?"
"Posisi adek sebagai istri ke dua tak memungkinkan kita untuk terbuka di depan umum bang,! Maaf adek belum siap jika semua orang munghujat adek,,di luar sana mereka akan berfikir jika adeklah yang menggoda abang,,maaf juga jika sampai saat ini adek belum bisa kasih hak abang atas adek,!" Ujarnya sendu.
Huuufffttt pernikahan ini memang seharusnya tak terjadi,,
"Abang paham sayang..udah yuk kita tidur,!" Sahutku tak ingin memperpanjang lagi.
Ku rengkuh tubuh mungilnya ke dalam dekapanku. Andai aku memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaanku ingin sekali aku teriak kalo aku mencintai wanita dalam pelukanku ini. Tapi melihat respon dia terhadapku akhir-akhir ini aku tak yakin jika dia pun mencintaiku. Hampir mustahil rasanya...
ºººº
Tak terasa liburan singkat mereka berakhir hari ini. Dan sekarang mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Raditya.
"Heem dek..bisa abang bicara,?"
"Bicaralah bang...!"
"Bisakah adek..."
Kriing..kring...
"Eh maaf bang...adek angkat telfon dari bunda dulu.."
On phone
Zahra: Hallo assalamualaikum bund...
Bunda: Waalaikumsalam sayang..nak jadi pulang hari ini tidak,?
Zahra: Ah iya bunda,,ini Queen dan abang masih di jalan.
Bunda: Oh hati-hati ya nak..nanti mampir ke rumah opa dulu atau langsung pulang ke rumah kalian,?
Zahra: Gimana abang aja bund..tapi kayaknya langsung pulang ke rumah abang aja deh...soalnya Queen capek banget lagian kasihan abang juga.
Bunda: Ooohh ya sudah kalau begitu...oh iya kemaren Qilla antarkan pesanan kamu,,nanti biar adek yang antar ya mbak,?
Zahra: Ya gak apa-apa sih bund kalo Nio gak keberatan mah...
Bunda: Ya gak bakalan lah mbak...dia udah kangen banget sama kamu katanya.
Zahra: Ya sudah kalau begitu.
Bunda: bunda tutup ya nak.. hati-hati titip salam bunda buat menantu bunda.. assalamualaikum
Zahra: Iya nanti Queen sampaikan..waalaikumsallam
Klik
Sambungan telfon pun dimatikan. Raditya yang merasa namanya di sebut pun langsung bertanya pada istrinya itu.
"Bunda ya dek,?"
"He-em..titip salam buat abang,!"
"Ah ya waalaikumsalam,! Terus apa yang terserah abang tadi,?"
"Oh itu..bunda tanya mampir ke rumah opa atau langsung pulang ke rumah abang,?"
"Rumah abang,?"
"Iya rumah abang..kita pulang ke rumah abang kan,?"
"Hah...abang ini suami adek kalo adek lupa.."
"Ck..ya gak lupalah bang..!"
"Nah itu gak lupa...lantas kenapa harus rumah abang,?"
"Lah emang rumah abang kan,? Atau itu rumah mbak Lysha,?" Ujar Zahra polos.
"Ck...sayang mulai dari saat abang ucap ijab qobul di hadapan ayah dan saksi mulai saat itu pula tak ada lagi abang atau adek...yang ada adalah kita. Jadi rumah itu bukan rumah abang melainkan rumah kita,,"
"Ooh oke oke RUMAH KITA" ulang Zahra dengan menekankan kata rumah kita.
"Good girl..." sahut Raditya sembari mengelus kepala Zahra yang di tutup hijab.
Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai juga. Tepat saat Raditya membuka pintu mobil dari teras rumahnya Lysha sudah berlari menyongsong sang suami.
"Mas adiit.." dan hap...ia langsung melompat ke dalam pelukan Raditya.
"Kangeeeenn bangeet.." ujarnya dan Cup..tanpa di sangka Lysha langsung mengecup bibir Raditya di hadapan Zahra.
Zahra/Queen pov
Allah...melihat abang di kecup oleh mbak Lysha membuat hatiku mencelos.. ya allah perih sekali. Mbak Lysha melarangku jatuh cinta pada abang tapi dia dengan mudahnya memamerkan kemesraan mereka.
"Eh Zahra..kamu langsung masuk aja ya,,,mas adit sama aku dulu..kangen banget ini..!" Ujarnya tanpa memikirkan perasaanku.
Huuufffftttt ke hela nafasku dengan berat...ya allah tanpa sepatah kata pun abang berlalu meninggalkan aku.
"Nyonya mari saya antar ke kamar nyonya,!" Ujar seorang gadis yang ku taksir seumuran dengan Nio.
"Namamu siapa dek,?" Tanyaku padanya.
"Adek,? Nyonya panggil saya adek,?"
"Lho memang kamu kebih muda dari saya kan,?"
"Eh iya nyonya saya masih kelas 3 SMA,! Saya Aisyah nyonya putri Pak Asep supir pribadi tuan dan mbok imah ART di sini,!"
"Ooh,,jangan panggil nyonya..panggil aja mbak Zahra gituu,!" Ujar Zahra sembari tersenyum
"Ya gak sopan toh nya... nyonya kan istri tuan jadi saya harus panggil nyonya gitu..."
"Ya allah dek...mbak mah gak masalah,,,pokoknya mbak gak mau tau ya Ai..kamu harus panggil aku mbak,!"
"Ai,?" Ulang Aisyah
"Iya dek..mbak panggil kamu Ai..Ai itu panggilan sayang mbak buat kamu..!"
"Mbak Zahra baik sekali berbeda dengan nyonya Lysha dia sedikit angkuh dan semaunya sendiri.." ujar Aisyah.
"Huusssttt gak ghibah..udah ah ayo dek antar mbak ke kamar mbak,!" Sahut zahra kemudian ia rangkul pundak Aisyah.
"Mbak boleh aku panggil mbak Ara,?"
"Ara,?"
"Hu-um...itu panggilan sayang aku buat mbak,!"
"Oke...jadi Ai..di mana kamar mbak Ara mu ini,?" Ujar Zahra sambil menaik turunkan alisnya.
"Lets go kita meluncur ke ruang pribadi mbak ku ini,,!" Sahut Aisyah.
ºººº
BL 2019 SG
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Ke Dua (End)
RomanceYang ke dua selalu di pandang buruk oleh orang lain walau mereka tak pernah tau kisah yang ada di balik pernikahan ke dua.